IPW Prihatin Ada Anggota Polisi yang Meninggal karena Diduga Bunuh Diri

beritabernas.com – Indonesia Police Watch (IPW) merasa prihatin atas adanya anggota polisi yang meninggal dan diduga akibat bunuh diri. Yang terbaru adalah ditemukannya Bripda NRN, ajudan Wakapolres Sorong, Papua Barat Daya Kompol Emy Fenitiruma yang tewas diduga bunuh diri.

Penemuan Bripda NRN yang meninggal dan diduga bunuh diri itu, menurut Ketua ICW Sugeng Teguh Santoso, menambah panjang deretan anggota Polri yang meninggal dunia. Hingga kini, setidaknya pada 2024, sudah ada 5 anggota polisi yang diduga menghilangkan nyawanya sendiri di institusi Polri. 

Karena itu, IPW meminta institusi Polri agar memperhatikan personilnya sesuai Peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengawasan Melekat di Lingkungan Polri. “Perkap waskat ini sebaiknya tidak sekadar dipahami untuk mengawasi kinerja anggota yang melanggar disiplin, etik atau tindakan tercela tetapi lebih luas lagi yaitu pengawasan atasan langsung anggota polisi pada keadaan pribadi, kondisi pribadi  anggotanya,” kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com Selasa 16 Juli 2024.

Menurut IPW, bila perkap ini dijalankan akan dapat mendeteksi perubahan perilaku anggota yang  mengarah pada sikap putus asa, problematik berat, stress tinggi yang mengarah nekat bunuh diri. “Diperlukan sikap humanis atasan pada bawahan bukan hanya pada masyarakat saja,” kata Sugeng Teguh Santoso.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso. Foto: Dok Pribadi

Dikatakan, setiap atasan langsung harus mendeteksi kondisi kesehatan fisik dan rohani anggota. Karena atasan yang menjadi pihak pertama dalam mencegah perbuatan yang tidak baik dari bawahan. Bila ditemukan sikap perubahan perilaku maka atasan langsung yang menghubungi unit Psikologi Polri untuk membawa anggotanya berkonsultasi.

Menurut catatan IPW, selama tahun 2024 ada sejumlah polisi yang meninggal karena diduga bunuh diri. Pertama, pada 9 Januari 2024 Bripda MR, anggota Satuan Samapta Polres Wonogiri, bunuh diri dikamarnya di Barak Dalmas Polres Wonogiri, Selasa (9/1/2024). Pria berumur 22 tahun yang baru setahun menjadi polisi itu ditemukan meninggal dunia dengan tergantung di belakang pintu kamar dengan tali yang terikat dil ehernya. 

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengungkap bahwa Bripda MR mengakhiri hidupnya karena masalah hubungan asmara. “Karena cekcok dengan pacarnya,” kata Kapolres Wonogiri.

Kedua, pada 23 Januari 2024 Ipda Wahyu Hidayat, anggota polisi yang bertugas di Sekolah Polisi Negara (SPN) Sofifi, ditemukan meninggal dunia di Asrama SPN Polda Malut, Selasa (23/1/2024). Ia diduga melakukan bunuh diri di kamarnya. 

Ketiga, pada 4 April 2024 Kompol Tumanggor, anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah ditemukan tewas di depan rumahnya di kompleks Akpol Semarang, Kamis 4 April 2024 pagi. Anggota berpangkat perwira menengah itu diduga bunuh diri dengan menembakkan pistolnya sendiri dari bawah dagu ke bagian kepala di dalam mobilnya. 

Menurut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Satake, korban meninggal karena bunuh diri. Dugaan sementara karena masalah keluarga. 

BACA JUGA:

Keempat, pada 25 April 2024. Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Satlantas Polres Kota Manado tewas dengan luka tembak di dalam mobil Toyota Alphard di Kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis 25 April 2024.

Polres Metro Jakarta Selatan memastikan bahwa penyebab kematian korban adalah bunuh diri. “Karena korban bunuh diri, dengan cara menembakkan senjata api HS kaliber 9 mm ke arah kepala,” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat jumpa pers, Senin 29 Januari 2024.

Kelima, pada 15 Juli 2024 Bripda NRN, ajudan Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Sorong, Papua Barat Daya, Kompol Emy Fenitiruma, ditemukan tewas gantung diri di dapur rumah dinas di Kilometer 24 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin 15 Juli 2024 sore.

Kapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran membenarkan kejadian itu. Menurutnya, Bripda NRN ditemukan gantung diri pada Senin sore pukul 17.30 WIT di pintu keluar dapur rumah dinas Wakapolres. “Untuk gantung dirinya kapan dan motifnya apa masih kita dalami juga,” kata Edwin Parsaoran. (*/lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *