Keberadaan Bregada Rakyat Mampu Menggerakkan Pengrajin Budaya Adat

beritabernas.com – Keberadaan seni keprajuritan atau bregada rakyat selain dapat memperkuat ciri khas seni tradisi di DIY juga mampu menggerakan ekonomi, terutama pengrajin budaya adat.

Menurut Widihasto Wasana Putra, Ketua Sekber Keistimewaan DIY yang juga Ketua Panitia Festival Bregada Rakyat (FBR) DIY, kemunculan bregada rakyat berbasis kewilayahan kampung dan kalurahan menambah kekhasan Yogyakarta sebagai daerah istimewa.

Salah satu kelompok bregada rakyat. Foto: Dok Sekber Keistimewaan DIY

“Fenomena bregada rakyat hanya dijumpai di DIY. Di tempat lain yang memiliki sejarah wilayah kerajaan, keberadaan bregada rakyat tidak dijumpai,” kata Widihasto dalam rilis yang dikirim kepada beritabernas.com, Minggu 20 Oktober 2024.

Menurut Widihasto, setidaknya ada tiga nilai penting dari makin maraknya kemunculan kelompok bregada rakyat. Pertama memberikan kesempatan kelompok bregada rakyat tampil di depan publik yang cakupannya lebih luas.

BACA BERITA TERKAIT:

“Jika biasanya kelompok bregada rakyat hanya tampil di event lokal kewilayahan dusun atau kabupaten kota maka di FBR DIY mereka bisa bersanding dan bertemu dengan peserta dari seluruh wilayah DIY. Hal ini merupakan tantangan tersendiri yang menarik,” kata Widihasto.

Nilai kedua adalah FBR DIY memperkokoh ciri khas keistimewaan DIY. Sebab keberadaan seni keprajuritan rakyat hanya ditemukan di DIY. “Di daerah-daerah lain yang dulunya bekas wilayah Kerajaan keberadaan bregada rakyat tidak ditemukan. Hanya di DIY masyarakatnya melakukan kreasi dan inovasi dengan mengembangkan imitasi bregada kerajaan. Tentu hal ini menjadi penanda penting nilai keistimewaan DIY,” terangnya.

Salah satu kelompok bregada rakyat yang mengikuti parade. Foto: Dok Sekber Keistimewaan DIY

Hal ketiga, keberadaan seni keprajuritan rakyat turut andil dalam menggerakkan ekonomi pengrajin busana adat Jawa. 

“Hitung saja jika busana satu orang pelaku seni keprajuritan mulai dari blangkon atau topi, sorjan atau beskap, rompi, lontong kamus, kain, celana, sepatu atau sandal tali, belum asesoris pendukung seperti bendera atau dwaja, tombak, keris, peralatan musik. Taruhlah satu orang Rp 500 ribu dan satu kelompok bregada rakyat rata-rata 30 orang maka sudah ada potensi belanja sedikitnya Rp 15 juta. Data dari teman-teman Bregada Rakyat Sleman Sembada saja, terdapat 400 kelompok bregada dan semuanya sudah memiliki nomor induk kesenian. Sehingga terdapat potensi produksi busana senilai Rp 6 miliar. Sebuah ungkitan ekonomi yang signifikan,” papar Widihasto. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *