Kenalkan Keberagaman Sejak Dini, TK Pius X Magelang Kunjungi RA Masyitoh 4

beritabernas.com – Untuk mengenalkan keberagaman sejak dini, siswa-siswi kelompok B Taman Kanak-kanak (TK) Pius X Magelang melakukan kunjungan ke RA Masyitoh 4 di Jalan Beringin 1 Tidar Krajan, Kota Magelang, Selasa 9 Mei 2023.

Sebanyak 33 siswa beserta 6 guru pendamping TK Pius X Magelangyang ikut dalam kunjungan ini. Selain untuk silaturahmi Idul Fitri, kunjungan ini juga dilakukan dalam rangka mengenalkan para siswa akan keberagaman di Indonesia.

Menurut Retno Purbo Sari S.Pd, Kepala TK Pius X Magelang, kunjungan ke lembaga pendidikan yang berbeda latar belakang agama ini baru pertama kali dilakukan oleh TK Pius X Magelang. Sebagai sekolah yang siswanya nyaris homogen yakni 95 persen lebih beragama Kristiani, khususnya Katolik, menjadi penting untuk mengenalkan nilai keberagaman sejak dini.

Dengan demikian, diharapkan pengalaman perjumpaan dengan banyak orang yang beragam menjadi bekal bagi para siswa agar di masa depan tidak kikuk atau bahkan antipati jika berelasi dengan mereka yang berbeda latar belakang, baik suku, agama maupun identitas sosial lain.

Siswa-siswi kelompok B Taman Kanak-kanak (TK) Pius X Magelang saat berkunjung ke RA Masyitoh 4 di Jalan Beringin 1 Tidar Krajan, Kota Magelang, Selasa 9 Mei 2023. Foto: Istimewa

Retno Purbo Sari menambahkan, gagasan pengenalan keberagaman ini sebenarnya sudah mulai muncul sekitar tahun 2019 seusai ia beserta beberapa rekan pendidik mengikuti pelatihan pendidikan keberagaman yang diselenggarakan oleh Komunitas SRILI (Srikandi Lintas Iman) Yogyakarta. Pada pelatihan tahap berikutnya, gagasan ini makin mendapatkan peneguhan maupun pengayaan wawasan, namun realisasinya baru terlaksana saat ini setelah kegiatan pembelajaran berjalan lebih normal paska pandemi Covid-19 mereda.

Semula Retno dan kawan-kawan merasa khawatir tawaran mereka untuk berkunjungke RA Masyitoh 4 kurang mendapat tanggapan seperti yang diharapkan. Namun ternyata sambutannya justru di luar ekpektasi.

“Baik Kepala Sekolah, para guru maupun para siswa RA Masyitoh 4 menyambut kami dengan sangat baik, hangat dan bersahabat. Dukungan dan kerja sama yang baik juga kami dapatkan dari para orangtua siswa TK Pius X Magelang,” tutur Retno.

Sementara Kepala Sekolah RA Masyitoh 4 Nurkartika Rahmawati, S.Pd menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya acara ini sangat baik sebagai media pembelajaran keberagaman bagi para siswa. Semangat toleransi bisa ditumbuhkan sejak dini.

BACA JUGA:

“Ini sesuai dengan semangat moderasi beragama yang digaungkan oleh Kementerian Agama, yang juga telah ditekankan pada lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag,” katah Nurkartika.

Menurut Nurkartika, selama ini sekolahnya telah melaksanakan kegiatan pengenalan keberagaman melalui kunjungan ke beberapa tempat ibadah di sekitar kawasan Alun alun Kota Magelang, namun perjumpaan dan dinamika langsung bersama siswa lain yang berbeda latar belakang agama memang baru pertama kali ini dialami.

“Ternyata anak-anak tidak mengalami kekikukan dalam berelasi dengan kawan-kawan baru yang berbeda atributnya maupun cara berdoanya,” kata Nurkartika.

Baik Retno Purbo Sari maupun Nurkartika berpandangan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk dilanjutkan bahkan dikembangkan melalui kunjungan balasan ataupun kegiatan bersama yang memiliki nilai pembelajaran misalnya menanam pohon bersama, mengolah sampah dan sebagainya.

Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam hal pembelajaran keberagaman sejak dini agar di masa depan tumbuh insan-insan yang menjunjung semangat toleransi, cinta damai dan rukun bersatu. Dua sekolah di Magelang telah memulai langkah baik ini.

siswa-siswi kelompok B Taman Kanak-kanak (TK) Pius X Magelang berbaur dengan siswi RA Masyitoh 4 di Jalan Beringin 1 Tidar Krajan, Kota Magelang, Selasa 9 Mei 2023. Foto: Istimewa

Dalam kegiatan tersebut, para siswa dari kedua sekolah diajak untuk berdinamika bersama melalui media bermain. Anak-anak dengan semua kepolosannya ternyata mampu berbaur dengan cepat. Suasana sangat cair dan akrab.

Setelah sesi perkenalan, para siswa diajak untuk bernyanyi bersama serta bermain dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota yang berasal dari kedua sekolah. Setiap kelompok didampingi oleh guru pendamping. Yang paling menarik adalah sesi dimana dalam tiap kelompok tersebut anak-anak diminta merancang satu penampilan seni. Anak-anak yang belum pernah berjumpa sebelumnya dan kebetulan berbeda latar belakang agama ternyata mampu berdialog dan bekerja sama dengan cara mereka sendiri.

Mereka mampu menyepakati tampilan apa yang akan disajikan. Ada yang menampilkan kreasi tepuk, menyanyi hingga menari. Di penghujung acara, anak anak menyantap hidangan khas Idul Fitri yakni lontong opor dan sup buah yang disajikan tuan rumah. Sebelumnya mereka berdoa dulu bergantian, secara Islam dan Katolik. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *