Konsep Ki Hadjar Dewantara Mewarnai Ciri Khas Gerakan Pramuka di Indonesia Hingga Sekarang

beritabernas.com – Konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendiri Perguruan Nasional Tamansiswa, hingga sekarang sangat mewarnai ciri khas gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan nasional (National Scout Organisation). Hal ini tertuang dalam AD/ART gerakan Pramuka di Indonesia.

Sementara nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Pandu Agung kepada Presiden Soekarno tahun 1959 ketika Presiden Soekarno menyampaikan gagasan untuk menyatukan 60 organisasi kepanduan.

Usulan Sri Sultan HB IX tentang nama Pramuka itu pun diterima oleh Presiden Soekarno ketika itu dan berlaku hingga sekarang. Kata Pramuka berasal dari bahasa Jawa Promuko yakni prajurit Keraton di garda depan. Artinya, Pramuka diharapkan sebagai orang yang berada di depan, terkemuka, kenamaan, pelopor bagi pembangunan nusa dan bangsa.

Suasana sarasehan dan kunjungan Museum Dewantara Kirti Griya di Pendopo Agung Tamansiswa Yogyakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Foto: Dok pribadi

Hal itu disampaikan Ki Prijo Mustiko, Majelis Pembimbing Daerah DIY, dalam sarasehan dan kunjungan Museum Dewantara Kirti Griya di Pendopo Agung Tamansiswa Yogyakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Sarasehan dan kunjungan museum yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Sub Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kesejarahan tahun anggaran 2024 sebagai salah satu bentuk pembinaan Komunitas Sejarah Kepanduan ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-63 Pramuka.

BACA JUGA:

Dalam makalah berjudul Sejarah Kepanduan Dunia Sampai Lahirnya Pramuka, Ki Prijo Mustiko, mengatakan, pada 9 Maret 1961 Presiden Soekarno mengundang para pimpinan organisasi kepanduan se-Indonesia menyatakan pembubaran semua organisasi kepanduan untuk dilebur dalam satu wadah Gerakan Pramuka.

Selanjutnya pada 14 Agustus 1961 dilakukan penyerahan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka Indonesia hingga sekarang.

Sementara konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara sangat mewarnai ciri khas gerakan Pramuka hingga sekarang sebagai organisasi kepanduan nasional. Metode kepramukaan menggunakan sistem Among (Trilogi Kepemimpinan) dan kiasan dasar yang bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya bangsa.

Para pejabat dan narasumber dalam sarasehan dan kunjungan Museum Dewantara Kirti Griya di Pendopo Agung Tamansiswa Yogyakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Foto: Dok pribadi

Yang dimaksud Sistem Among adalah metode pendidikan yang menjalan dengan tepat dan benar Trilogi Kepemimpinan yakni Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.

Sementara itu, menurut Ki Prijo Mustiko, Robert Stephenson Smyth Baden Powel yang lebih dikenal dengan Baden Powel sebagai Bapak Pandu Dunia dan Sri Sultan HB IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia menjadi contoh dan teladan bagi bangsanya masing-masing maupun dunia, terutama generasi muda.

Sebab, kedua nya meninggalkan kepentingan pribadi yang gemilang untuk kepentingan orang banyak atau sesama manusia. “Keduanya menjalankan kode kehormatan dan janji pandu/Pramuka secara konsisten dan konsekwen, terutama darma ke-10 yakni suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *