Konsep Link and Match untuk Meningkatkan Relevansi Pendidikan Tinggi dengan Kebutuhan Tenaga Kerja

beritabernas.com – Guru Besar di Ilmu Komputer Universitas Bina Nusantara Prof Dr Muhammad Zarlis MSc mengatakan, saat ini telah terjadi revolusi pendidikan, Education 4.0. Hal ini dimaknai sebagai pendidikan yang menghubungkan setiap orang yang belajar dengan sumber belajar apapun dan mesin yang menyebabkan pembelajaran yang lebih personal.

Ekosistem pendidikan yang baru ini menghasilkan pendidikan yang lebih cerdas dan terintegrasi. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah link and match yakni jembatan perguruan tinggi dan dunia usaha.

Menurut Muhammad Zarlis, konsep link and match sebenarnya bukan barang baru dalam dunia pendidikan. Sejak awal abad ke-20, dalam teori belajar ada terminologi yang bersumber dari aliran belajar behavioral yang pada hakekatnya juga merupakan refleksi konsep link and match. Terminologi itu kemudian dikenal dengan learning by doing. Terminologi ini menghendaki agar proses belajar berjalan sambil melakukan sesuatu yang nyata dalam kehidupan.

“Dengan cara seperti itu orang yang sedang belajar memiliki pengalaman aktual, empirik dan nyata dalam proses belajarnya. Jika sambil belajar kita dapat memperoleh pengalaman nyata dan aktual, pada hakekatnya proses itu juga mencerminkan keadaan link and match. Sebaliknya, jika setelah mempelajari sesuatu kita tidak memperoleh pengalaman apa-apa, maka proses itu tidak layak masuk dalam kawasan link and match,” kata Prof Dr Muhammad Zarlis dalam kuliah umum Mahasiswa Baru Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, Sabtu 23 September 2023.

Prof Dr Muhammad Zarlis. Foto: Jeri Irgo

Menurut Prof Muhammad Zarlis, pada hakikatnya konsep link and match dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan tenaga kerja. Perguruan tinggi perlu melakukan kerjasama sinergis dengan dunia kerja profesional agar relevansi pendidikan tinggi dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu tentunya dengan prinsip kerja dimana perguruan tinggi harus mampu memberikan keuntungan juga bagi dunia usaha (model manajemen win-win), jika akan melakukan program link and match.

Tanpa ada keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung, dunia usaha akan enggan berpartisipasi dalam program link and match meskipun program itu dijanjikan dalam jangka panjang akan menguntungkan banyak pihak. Tahapan penting selanjutnya mengintegrasikan Tridarma Perguruan Tinggi ke dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui Kampus Merdeka.

Menurut Prof Zarlis, untuk memenuhi tuntutan, arus perubahan dan kebutuhan akan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) dan untuk menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja, perguruan tinggi dituntut untuk merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan secara optimal.

BACA JUGA:

Dikatakan, Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Hal penting lainnya adalah mendorong mahasiswa agar dapat pengelaman belajar di luar kampus menjadi faktor utama dari kebijakan kampus merdeka, agar lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, agar mendapat pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain.

Selain itu, praktisi mengajar di dalam kampus, program studi bekerjsama dengan mitra kelas dunia, kelas kolaborasi dan partisipatif dan program studi berstandar internasional. “Apabila hal tersebut dilaksanakan maka akan jadi salah satu strategi lulus kuliah tepat waktu bagi mahasiswa (bekerja),” kata Prof Zar

Manajemen waktu penting

Sementara Ir Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD, Ketua Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, mengatakan, mahasiswa memiliki berbagai macam tanggung jawab yang harus diselesaikan sehingga manajemen waktu sangat penting agar dapat lulus kuliah tepat waktu atau bahkan lebih cepat.

Jika tanggung jawab tidak diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka akan menghambat waktu lulus kuliah. Untuk itu, mahasiswa harus punya strategi agar dapat lulus kuliah tepat waktu.

“Setiap orang memiliki opsi untuk lanjut kuliah atau bekerja terlebih dahulu. Kadang kala ada pula orang yang tetap melanjutkan perkuliahan, namun juga sambil bekerja,” kata Irving.

Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD (Ketua Program Magister Informatika). Foto: tangkapan layar zoom

Menurut Irving, hal ini bukan hal yang mudah sebab rentan mengalami stres dan rasa lelah. Selain itu, jika tidak memahami bagaimana cara mengontrol rasa stres tersebut, maka akan sulit dalam menjalani keduanya berjalan secara seimbang. 

Dikatakan, mahasiswa yang bekerja memiliki beban tugas yang lebih besar daripada mahasiswa pada umumnya. Adanya dua tuntutan secara bersamaan yang berbeda mampu membuat timbulnya stres, sehingga selain perlunya menerapkan manajemen waktu juga perlu strategi mengelola stress dalam menghadapi tekanan. 

Bagaimana menyiasati hal tersebut, menurut Irving, Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, mengupasnya lebih mendalam dalam kuliah umum/perdana dengan tema Strategi Lulus Kuliah Tepat Waktu bagi Mahasiswa (Bekerja). Hal ini bertujuan ntuk memberikan pemahaman dan motivasi serta semangat agar mahasiswa rajin kuliah dan dapat lulus tepat waktu. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *