beritabernas.com – Sekelompok mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) Jakarta digeruduk Ketua RT dan oknum warga saat tengah melaksanakan ibadah doa Rosario di sebuah rumah kontrakan di Jalan Ampera, Setu, Tangerang Selatan, pada Minggu 5 Mei 2024. Peristiwa ini terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
Menanggapi hal ini, Astra Tandang, aktivis sosial kemasyarakatan menilai ada yang bermasalah dengan kondisi masyarakat kita.
“Bagi saya, peristiwa ini adalah satu simbol. Yakni, simbol sebuah masyarakat yang sedang sakit parah. Ini adalah symptom dari sebuah penyakit sosial yang akut. Pengobatannya pun tidak mudah,” ucap Astra.
Menurut Astra, persoalan ini mengharuskan kita untuk memeriksa kembali apa yang sedang terjadi dan berubah di masyarakat Indonesia.
“Kita harus menggali lebih dalam lagi. Apa yang menjadi penyebab orang takut pada perbedaan? Mengapa orang tidak mau keluar dari komunitas gerombolannya? Apa yang sedang terjadi dan berubah di masyarakat kita?” ujar Astra.
Astra Tandang yang juga merupakan Pengurus Pusat PMKRI ini menyakini bahwa tidak ada agama-agama yang membiarkan praktik kekerasan.
BACA JUGA:
- Kecam Aksi Represif Terhadap Mahasiswa Papua, Astra Tandang: Papua dan NTT Bersaudara
- Para Kades Minta Tambah Masa Jabatan, Astra Tandang: Tuntutan yang Berlebihan
“Intoleransi tidak terjadi begitu saja. Saya tidak percaya intoleransi terjadi karena ajaran agama atau sistem kepercayaan yang dianut seseorang. Agama-agama Abrahamik (yang saya tahu) sangat kaya dengan anjuran untuk saling mengasihi dan kaya dengan nilai-niali persaudaraan sejati,” jelas Astra.
Astra menilai, masalah inteloransi itu tidak terlepas dari persoalan ekonomi-politik yang masih mengalami ketimpangan. “Akar-akarnya saya kira ada pada persoalan ekonomi-politik kita. Kegagalan-kegagalan kita membangun sebuah sistem dimana semua orang bisa maju dan tidak merasa terasing dan menjadi korban,” kata Astra.
Astra berharap peristiwa tersebut segera diselesaikan agar tidak menjalar ke daerah lain. “Peristiwa ini akan membawa kita pada ketakutan kolektif. Kita semua tidak boleh terprovokasi. Kita percaya pihak Kepolisian akan segera menuntaskan kasus ini sehingga tidak menjalar ke daerah lain. Sikap terbuka untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak harus kita lakukan,” harap Astra. (lip)
There is no ads to display, Please add some