beritabernas.com – Sebanyak 35 Guru Besar yang tergabung dalam Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) mengunjungi Candi Kimpulan UII, Sabtu 2 Maret 2024.
Ke-35 delegasi Majelis Dewan Guru Besar yang berasal dari 17 PTNBH se-Indonesia itu mengunjungi Candi Kimpulan dan Museum UII di Gedung Mohammad Hatta, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang 14,5 Ngemplak, Sleman, DIY.
Kunjungan Guru Besar anggota Majelis Dewan Guru Besar PTNBH itu dalam mempelajari lebih jauh mengenai keberadaan artefak arkeologi dan makna ilmu pengetahuan Candi Kimpulan UII terkait dengan Ekosistem Gunungapi Merapi.
Pada kesempatan itu, mereka diterima langsung oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD sekaligus menjelaskan tentang sejarah perkembangan UII dari masa ke masa di Museum UII, termasuk tentang Candi Kimpulan yang ditemukan secara tidak sengaja saat perpustakaan UII hendak dibangun tahun 2009.
Menurut Rektor UII Prof Fathul Wahid, Candi Kimpulan ditemukan ketika UII membangun perpustakaan. Temuan candi tersebut punya banyak arti bagi UII, di antaranya bahwa UII menghormati masa lalu. Apa yang sudah menjadi prestasi bangsa ini dihormati. Namun, pada saat yang sama, candi ini sebagai simbol bahwa keragaman adalah sebuah fakta sosial dan harus dirawat. Ketika itu dirawat, maka akan memperkuat bangsa Indonesia.
Selama kegiatan berlangsung, UII menerima respons positif dari para guru besar yang datang, termasuk apresiasi bagi UII dalam melaksanakan perawatan candi sebagai bentuk toleransi. Sebagai sebuah kampus berbasis Islam, UII pula turut melantangkan pesan toleransi melalui keberadaan candi di dalam kampus.
“Termasuk juga menggunakan area candi sebagai tempat untuk dialog antariman selama ini. Kami sering mendapatkan tugas dari Kementerian Luar Negeri ketika ada tamu-tamu lintas iman ke Indonesia, kami diminta untuk menjadi tuan rumah dan kami akan sangat senang untuk melakukan itu. Candi ini menjadi salah satu pilihan tempat untuk melaksanakan dialog antariman,” kata Prof Fathul Wahid.
Kunjungan para Guru Besar kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Altitude: Academic Leadership Training on Innovative Transformation for University Development and Empowerment yang digelar oleh MDGB PTNBH di UGM.
BACA JUGA:
- Persentase Guru Besar di UII Hampir Dua Kali Lipat Dibandingkan Rata-rata Nasional
- Milad ke-81 Tahun, UII Semakin Diminati Mahasiswa Asing
Prof Dr M Baiquni MA, Sekretaris Dewan Guru Besar UGM, menjelaskan bahwa kedatangan delegasi MDGB PTNBH ke Candi Kimpulan UII sebagai upaya untuk memahami situasi masa lampau yang terbukti memiliki sejumlah jejak terkait ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk dari penemuan pripih di sekitar candi.
Candi yang juga dikenal sebagai Candi Pustakasala dan berlokasi di Perpustakaan Pusat UII tersebut dinilai merupakan sebuah kawasan pusat kajian di masa silam. Menurutnya, kunjungan tersebut menjadi penting dalam meluruskan kembali tradisi keilmuan para guru besar di Indonesia.
“Supaya kita punya shifting paradigm. Dari paradigma kita yang hanya mengikuti negara-negara kontinental maju, seperti Eropa-Amerika, kita mencoba mendalami, mencari dan mengkaji kedalaman archipelago paradigm, paradigma yang dibangun di atas locality dan perkembangan pengembangan keilmuan di masa silam, di zaman Hindu-Budha maupun zaman kini untuk meneliti masa depan,” kata Prof Baiquni. (lip)
There is no ads to display, Please add some