Masyarakat Perlu Memahami Cara Menghindari Dampak atau Resiko Bencana Alam Gempa Bumi

beritabernas.com – Sebagai negara yang berada di cincin api (ring of fire), Indonesia sangat rawan terjadi bencana alam gempa bumi dan letusan gunung berapi. Karena itu, masyarakat perlu terus dimitigasi mulai dari mengenal wilayah rawan bencana alam gempa bumi hingga kesiapsiagaan sebelum dan saat terjadi gempa bumi.

Dalam rangka mitigasi bencana alam gempa bumi tersebut, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UNY melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA UNY melakukan Pelatihan Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi kepada warga Perumahan Citra Ringin Mas Blok C-D RT 09/RW 03 Dusun Karangmojo, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Minggu 14 Juli 2024.

BACA JUGA:

Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Departemen Pendidikan Fisika FMIPA DRPM UNY yang terdiri dari 3 dosen yakni Dr Drs Yusman Wiyatmo MSi, Dr Supardi S.Si MSi dan Dr Pujianto SPd MPd serta 5 mahasiswa yakni Theodorus Given Vide, Januardo Fernandez Saragih, Dicky Kurniawan Saputra, Syifa Alifa dan Riski Putriana secara detail dan mudah dipahami menyampaikan materi terkait pengertian gempa bumi, penyebab bencana alam gempa bumi, daerah-daerah rawan gempa bumi hingga bentuk praktis dan mudah tentang kesiapsiagaan sebelum dan saat terjadi gempa bumi.

Menurut Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA UNY Dr Supardi S.Si MSi, kegiatan mitigasi merupakan kewajiban perguruan tinggi untuk mengedukasi masyarakat terkait bencana alam gempa bumi.

Ketua RT 09/RW 03 Perumahan Citra Ringin Mas Blok C-D Suwardi menyampaikan sambutan pada pembukaan acara pelatihan mitigasi bencana alam gempa bumi. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Selain sebagai salah satu bentuk atau wujud tanggung jawab perguruan tinggi, menurut Dr Supardi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi-selain pendidikan dan penelitian-berupa mitigasi bencana alam gempa bumi perlu terus dilakukan karena gempa bumi sulit diprediksi kapan terjadi.

Karena itu, sebelum gempa bumi terjadi, masyarakat perlu tahu cara mengantisipasi dan menghadapi saat terjadi gempa bumi guna menghindari atau bahkan mencegah terjadi korban jiwa dan harta benda. “Kalau pun terjadi korban perlu ditekan sekecil mungkin dengan terus memitigasi masyarakat,” kata Supardi.

Mitigasi itu sendiri merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko, dampak buruk atau hal yang tidak diinginkan, akibat bencana alam termasuk bencana alam gempa bumi. Dengan kata lain, mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi bahkan menghindari resiko dan dampak dari bencana.

Mengetahui daerah rawan

Sementara Dr Yusman Wiyatmo mengatakan, pelatihan ini dilakukan agar peserta menyadari bahwa wilayah DIY juga rawan akan bencana alam, termasuk bencana alam gempa bumi, erupsi atau letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan sebagainya.

BACA JUGA:

Dengan menyadari adanya kerawanan bencana alam maka masyarakat bisa mengantisipasi sedini mungkin untuk mencegah dan menghindari resiko bencana alam.

Dalam sesi pemaparan materi, Dr Yusman selain menjelaskan wilayah-wilayah yang rawan gempa bumi sehingga perlu dihindari, juga menjelaskan tentang pengertian gempa bumi, jenis-jenis gempa bumi dan penyebabnya, ukuran kekuatan gempa, dampak dan kesadaran masyarakat terhadap gempa.

“Mungkin ini tidak terlalu penting bagi bapak ibu, namun tetap perlu diketahui agar paham apa itu bencana alam gempa bumi dan penyebabnya untuk menambah pengetahuan,” kata Yusman.

Sedangkan Dr Pujianto secara rinci menyebutkan apa saja yang perlu diketahui dan dilakukan masyarakat sebelum dan saat terjadi gempa bumi. Hal tersebut sebagai bentuk kesiapsiagaan masyarakat sebelum dan saat terjadi gempa bumi.

Menurut Pujianto, sebelum gempa bumi terjadi masyarakat perlu memastikan struktur dan letak rumah terhindar dari bahaya gempa bumi, seperti longsor dan ambles. Selain itu, mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar tahan gempa.

Sebagian warga RT 09/RW 03 Perumahan Cira Ringin Masa peserta pelatihan foto bersama Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Pendidikan Fisika Fak MIPA UNY usai acara pelatihan. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Selain itu, memperhatikan letak pintu, tangga darurat dan benda-benda lain di rumah agar mengetahui tempat paling aman untuk berlindung jika terjadi gempa bumi.

Sedangkan saat terjadi gempa, menurut Pujianto, bila berada di dalam ruangan maka perlu berlindung di bawah meja atau kolong tempat tidur yang kuat, di pojok ruangan, di gawang pintu, tidak panik, segera keluar jika memungkinkan dan melindungi kepala dengan benda yang empuk seperti bantal.

Sementara ketika berada di luar ruangan maka segera menuju tempat yang aman dari reruntuhan bangunan dan pohon besar, waspada dengan tetap melindungi kepala, tidak panik dan mengikuti instruksi dari pihak yang berwenang.

Ketua RT 09/RW 03 Blok C-D Perumahan Citra Ringin Mas Suwardi berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat dari UNY karena telah membagikan ilmu kepada warga perumahanterkait upaya mengantisipasi dan menghindari dampak bencana alamg empa bumi.

Suwardi berharap kegiatan serupa bisa dilakukan agar warga semakin sadar dan mampu mencegah atau menghindari resiko bencana alam gempa bumi. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *