Media Massa Berbasis Internet Berperan Penting dalam Proses Demokrasi

beritabernas.com – Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa mengatakan, media massa berbasis internet atau media digital berperan penting dalam proses demokrasi, terutama menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

Karena itu, menurut Teguh Santoso, karya pers yang profesional sangat dibutuhkan masyarakat sehingga kontestasi politik dapat berlangsung seperti yang diharapkan dan menghasilkan figur-figur yang memiliki kemampuan memadai, baik di lembaga legistaltif maupun eksekutif. 

Dalam dialog di RRI, Jumat 27 Oktober 2023, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa mengatakan, arti penting media massa berbasis internet ditopang oleh perkembangan platform digital yang telah menjadi platform arus utama (mainstream platform) di tengah masyarakat.

“Sekarang kita melihat bahwa platform digital adalah platform arus utama di mana publik mendapatkan informasi, juga bertukar pikiran dan gagasan mengenai hampir semua hal, khususnya mengenai figur-figur baik yang mengikuti pemilihan di lembaga legislatif maupun yang ikut pemilihan presiden,” ujar Teguh.

Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa dalam dialog di RRI, Jumat 28 Oktober 2023. Foto: Istimewa

Teguh Santosa pun mengingatkan bahwa pada platform digital ada dua entitas yang tumbuh bersama dan beriringan. Pertama, media massa berbasis internet yang bekerja berdasarkan hukum dan aturan pers serta tunduk pada UU Pers 40/1999. Kedua, media sosial yang digunakan anggota masyarakat secara personal untuk menginformasikan untuk menyampaikan pandangan. 

“Adapun akun media sosial yang dikelola oleh perusahaan media massa oleh Dewan Pers dinyatakan sebagai bagian dari produk pers,” ujar Teguh Santosa.

Teguh mengaku selalu mengingatkan perusahaan pers yang menjadi anggota JMSI agar tetap tunduk pada kaidah jurnalistik dalam berkarya. 

“Kita selalu ingatkan agar informasi yang dihasilkan (anggota JMSI) berorientasi pada nilai-nilai yang produktif, positif dan konstruktif bagi kehidupan bernegara, khususnya dalam menghadapi kontentasi politik,” kata Teguh. 

BACA JUGA:

Ketika ditanya bagaimana penilaiannya mengenai gesekan di tengah publik sebagai ekses dari kompetisi politik, Teguh mengaku optimistik masyarakat luas sudah lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan politik. 

Teguh yang pernah menjadi Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) membandingkan kontestasi politik beberapa tahun belakangan ini yang diwarnai ketegangan dan perpecahan di tengah masyarakat. Mulai dari Pilkada DKI Jakarta 2012, Pemilu dan Pilpres 2014, Pilkada DKI 2017, Pilkada serentak 2018 sampai Pemilu dan Pilpres 2019. 

“Kalau saya lihat kembali rekaman dari tahun-tahun, saya cukup optimistik bahwa isu-isu tradisional yang dikembangkan dalam pemilihan-pemilihan yang lalu sudah terjawab. Isu tradisional yang saya maksudkan adalah isu yang terkait dengan SARA. Misalnya 2019 ada dikotomi cebong dan kampret. Ruang publik kita sangat terpengaruhi oleh wacana itu,” kata Teguh yang juga pernah menjadi anggota Dewan Kehormatan PWI.

Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa. Foto: Istimewa

“Walaupun media berusaha menggiringnya ke titik tengah tetapi aktor-aktor lain yang bermain di platform digital dan tidak menggunakan karya pers membuat suasana panas,” kata mantan Wakil Presiden Confederation of ASEAN Journalists (CAJ). 

Ketiga pasangan yang akan bertarung di arena Pilpres 2024, menurut Teguh, memiliki unsur cebong dan unsur kampret. “Ini bagus, dalam arti publik bisa melihat bahwa kontestasi politik seharusnya memang dijauhkan dari isu primordial,” tegasnya. 

Bila kontestasi politik harus dijauhkan dari isu primordial yang memecah belah, pertanyaan berikutnya adalah isu apa yang harus dijadikan tema utama? Menurut ini Teguh, penting bagi publik untuk mengenali track record dan rekam karya kandidat. Selain itu, perlu mengenali tantangan yang sedang dihadapi bangsa ini, baik domestik, regional,dan global.

Dari situ, publik bisa menilai model kepemimpinan seperti apa yang dapat membawa bangsa ini memengaruhi lautan tantangan itu. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *