Memprihatinkan, Kesadaran Masyarakat Jogja dalam Menjaga Kebersihan Sangat Rendah

beritabernas.com – Sungguh sangat memperihatinkan, kesadaran masyarakat DIY, termasuk di Kabupaten Sleman, dalam menjaga kebersihan lingkungan masih sangat rendah. Hal ini terbukti banyak sampah dibuang di sembarang tempat, bahkan di tepi jalan utama seperti ringroad.

Seperti terlihat di sisi selatan flyover sebelah barat persimpangan Jombor, Sinduadi, Mlati, Sleman, sebuah tempat sampah liar dipenuhi bungkusan plastik kresek berisi sampah rumah tangga dan menimbulkan bau tak sedap bahkan dipenuhi lalat.

“Memang sangat memprihatinkan. Padahal ini jalan utama yang dilalui banyak orang termasuk wisatawan dari luar DIY. Ini adalah wajah Jogja. Kalau wajah yang kelihatan saja kotor dan bau seperti ini, apalagi bagian lain yang tidak kelihatan,” kata Yani Priyatmoko SH, Koordinator Relawan Lingkungan Hidup Perisai Bumi kepada beritabernas.com dan sejumlah wartawan lainnya di sela-sela kegiatan membersihkan sampah di tempat pembuangan sampah liar di sebelah barat persimpangan flyover Jombor sisi selatan, Sabtu 17 Juni 2023.

Relawan lingkungan hidup Perisai Bumi bersama para mahasiswa asal Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur, Flores, NTT, OMK (Orang Muda Katolik), perwakilan mahasiswa UGM dan Tim Peduli Lingkungan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, Yogyakarta, Atmo5 foto bersama Kepala DLH Sleman dan Anggota Komisi A DPRD Sleman Haji Ardi S. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Aksi nyata membersihkan sampah di ringroad Utara mulai dari perempatan Jalan Kaliurang hingga flyover Jombor ini melibatkan ratusan relawan lingkungan hidup Perisai Bumi bersama para mahasiswa asal Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur, Flores, NTT, OMK (Orang Muda Katolik), perwakilan mahasiswa UGM dan Tim Peduli Lingkungan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, Yogyakarta, Atmo5.

Dalam aksi nyata membersihkan sampah yang digagas oleh kelompok Relawan Lingkungan Perisai Bumi bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupten Sleman, Persada, TPS3R Resep, Bank Sampah Apel, Tani Remen Berbudaya (TRB) dan didukung Bank BPD DIY, Bank Sleman, PDAM Sleman, Hotel Grand Tjokro, Hotel 101, PJN dan Percetakan Centra Grafindo serta Law Office Bro ini, para relawan dan mahasiswa memungut sampah plastik dan dimasukkan ke puluhan kantong plastik hitam ukuran besar lalu diangkut dengan sebuah truk sampah.

Relawan lingkungan hidup memasang spanduk berisi ajakan menjaga kebersihan. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Tampak hadir dan ikut terjun langsung membersihkan sampah yang sudah bau tersebut antara lain Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sleman dari PAN Haji Ardi Sehami, Kepala Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Sleman Dra Epiphana Kristiyani MM beserta staf.

Melihat tempat sampah liar itu, Kepala Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Sleman Dra Epiphana Kristiyani MM mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk kapanewon setempat, agar sampah-sampah tersebut segera digaruk dan diangkut lalu dibuang ke TPA Piyungan. Selanjutnya di tempat itu dipasang papan larangan membuang sampah.

Sanksi sosial

Menurut Epiphana Kristiyani, setelah diberi tanda larangan membuang sampah akan dilakukan patroli rutin untuk memantau dan mengawasi. Bila menemukan warga yang sedang membuang sampah di tempat akan difoto lalu fotonya dipajang di tempat umum sebagai bentuk sanksi sosial.

BACA JUGA:

Dengan cara itu maupun cara-cara lain yang sesuai peraturan perundang-undangan, termasuk Perda, diharapkan ada rasa malu untuk tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat.

Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sleman dari PAN Haji Ardi Sehami mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Sleman, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahkan dengan sanksi. Selain untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebesihan lingkungan juga untuk memberi efek jera.

Para relawan lingkungan dan mahasiswa memungut sampah. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Salah seorang mahasiswa Manggarai Barat Albertus Agenda juga mengaku prihatin dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Ia pun sangat mendukung bahkan siap berpartisipasi dalam setiap aksi nyata membersihkan sampah.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat sekaligus mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Saya sendiri melakukannya di lingkungan tempat tinggal dengan membuang sampah pada tempatnya,” kata Albertus seraya mengaku heran dan prihatin melihat sejumlah ruas jalan di Jogja banyak sampah padahal Jogja merupakan daerah istimewa.

Sementara Ferdinandus Jehalut, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, mengatakan, menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggungjawab bersama. Karena itu, menjaga kebersihan dimulai dari lingkungan tempat tinggal masing-masing.

“Keutuhan ciptaan, menjaga kebersihan merupakan tanggungjawab bersama. Karena itu, apa yang dilakukan teman-teman hari ini perlu ditiru dan diikuti warga lainnya,” kata Ferdinandus Jehalut. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *