Oleh: Maria Sutri Kolbe
beritabernas.com – Budidaya kopi di Manggarai, Flores, NTT dimulai pada awal abad ke-20. Pemerintah kolonial Belanda pada masa itu melihat potensi besar wilayah ini untuk pengembangan perkebunan kopi. Dengan kondisi tanah vulkanik yang subur dan iklim yang mendukung, Manggarai dianggap sebagai lokasi yang ideal untuk menanam kopi.
Lembah Colol, sebuah daerah di Manggarai Timur, sering disebut sebagai “tempat kelahiran” kopi di wilayah ini. Dengan ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, Lembah Colol menawarkan kondisi lingkungan yang sangat cocok untuk pertumbuhan kopi Arabika.
Seiring berjalannya waktu, kopi tidak hanya menjadi komoditas ekonomi penting, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Manggarai. Kopi menjadi minuman sehari-hari, menemani aktivitas masyarakat dari pagi hingga malam hari dan semua kalangan mulai dari yang muda sampai yang tua. Bahkan, kopi juga menjadi bagian dari ritual adat tertentu.
Selain sebagai minuman sosial, kopi juga memiliki dimensi spiritual bagi masyarakat Manggarai. Mereka memiliki tradisi “Toto Kopi”, yaitu meramal menggunakan ampas kopi setelah menikmati minuman tersebut. Jejak ampas kopi yang tertinggal di dinding gelas dianggap sebagai simbol yang memberikan informasi tentang kehidupan seseorang.

Tradisi ini umumnya dilakukan oleh perempuan yang dipercaya memiliki intuisi untuk memahami pesan dari jejak kopi tersebut. Dengan demikian, kopi tidak hanya menjadi sarana untuk bersosialisasi tetapi juga menjadi medium untuk refleksi dan komunikasi spiritual dalam budaya Manggarai.
Keunikan kopi Manggarai
Kopi Manggarai memiliki karakteristik yang membedakannya dari kopi-kopi lainnya. Beberapa faktor yang berkontribusi pada keunikan rasa kopi ini antara lain iIklim dan tanah. Tumbuh di dataran tinggi dengan tanah vulkanik yang subur, kopi Manggarai menyerap mineral-mineral penting yang memberikan rasa.
Kemudian, proses pengolahan. Proses pengolahan kopi Manggarai yang masih tradisional, seperti fermentasi alami dan penjemuran di bawah sinar matahari, menghasilkan cita rasa yang lebih kompleks dan unik
Selain itu rasa. Kopi Manggarai memiliki rasa yang otentik dengan perpaduan rasa asam dan lemon yang murni dan kopi Manggarai memiliki tingkat kafein yang rendah, yaitu sekitar 0,8-1,5%.
Kopi Manggarai dari Flores, Nusa Tenggara Timur juga memiliki keunikan yang membuatnya istimewa di antara kopi-kopi lainnya. Salah satu ciri khasnya adalah metode penanaman yang dilakukan di pekarangan rumah warga, bukan di perkebunan besar, sehingga memberikan rasa yang lebih alami dan organik.
Ada dua jenis kopi yang terkenal dari daerah ini, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kopi Arabika Manggarai dikenal dengan aroma wangi dan rasa asam yang segar dengan nuansa lemon, sementara kopi Robusta cenderung memiliki rasa netral dan sedikit sensasi mint.
BACA JUGA:
- Umbul Ponggok, Destinasi Wisata Unik yang Menghidupkan Perekonomian Desa
- Dinamika Pasar Properti di Yogyakarta, Antara Investasi atau Hunian
- Menyelami Potensi Wisata Rowo Jombor
Untuk menghasilkan secangkir kopi yang berkualitas, dibutuhkan proses yang panjang dan penuh ketelitian. Petani kopi di Manggarai masih banyak yang mengolah kopi secara tradisional. Mulai dari sortasi yaitu buah kopi hasil panen dipisahkan dengan buah kopi yang masih warna hijau, kering, kotoran dan lain-lain. Batas minimum kopi buah masak yang akan diolah adalah 95% merah, fermentasi, pengeringan hingga roasting. Setiap tahap memiliki peranan penting dalam membentuk cita rasa kopi yang khas.
Cita rasa unik kopi Arabika Manggarai
Kopi Arabika Manggarai memiliki cita rasa yang unik dan khas. Dengan tingkat keasaman yang seimbang dan aroma floral dan buah-buahan, kopi ini menjadi favorit para penikmat kopi. Setiap tegukan akan membawa Anda pada petualangan rasa yang tak terlupakan.
Kandungan kopi ini sendiri sebenarnya memiliki tingkat kafein yang rendah. Hal ini membuat rasa kopi juga tidak terlalu pahit dan menjadi daya tarik dari kopi ini adalah tingkat kekentalan yang khas. Selain itu, kopi ini juga memiliki rasa pekat dan tingkat keasaman yang seimbang. Rasa unik ini sendiri terjadi salah satunya karena faktor geografis.
Posisi geografis daerah Manggarai yang berada di dataran tinggi namun kering, membuat biji kopinya memiliki rasa yang unik tersebut. Selain masalah rasa, yang menjadi ciri khas dari kopi ini adalah aroma coklat yang cukup kuat. Faktor ini juga yang membuat banyak orang sangat menikmati sajian Kopi Manggarai. (Maria Sutri Kolbe, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Sumber referensi: Alena wisata, 1/31/2022)
There is no ads to display, Please add some