Menjaga Ketahanan Pangan Berbasis Rumah Tangga dengan Memanfaatkan Sampah

beritabernas.com – Sampah menjadi masalah bagi sebagian orang. Keberadaan sampah dianggap sangat mengganggu. Dengan anggapan itu, saya mencoba mengolah sampah menjadi berkah agar bila kita tidak lagi memandang sampah sebagai masalah.

Dialam dari keseharian masing-masing individu pasti memproduksi sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Di sini saya telah mencoba mengurangi sampah baik berupa organik, seperti dedaunan, sisa makanan, dan lain-laing. Saya menerapkan sistem dekomposernya dengan BSF maupun cacing. Kadang dengan nitrobacter sebagai penghilang bau. Untuk sanitasi dan pestisida saya gunakan eco enzyme. 

Ketahanan pangan 

Melihat jumlah penduduk dan kebutuhan hunian, kita sangat prihatin. Dunia pertanian dan lahan banyak ditanami batu pondasi. Sehingga secarai kwantitas, lahan pertanian berkurang seiring dengan perkembangan zaman. Walau demikian kita tak dapat mencegah, kalau sudah terdesak lahan hijau pun bisa disulap menjadi bangunan. 

Tanaman sawi dalam pot bertumbuh subur dengan pupuk organik. Foto: Petrus Garoko

Akankah kita berpikir darimana kelak sumber pangan kita? Kita kadang dengan angkuh memamerkan makanan yang wah-wah dan lezat, tanpa tahu darimana sumber bahan makanan itu. 

Marilah kita coba untuk produksi pangan sendiri di rumah dengan memanfaatkan lahan sempit dengan ditanami berbagai tanaman pangan yang memungkinkan bisa ditanam. Sebagai produsen sampah kita harus bertanggungjawab atas sampah kita. Paling tidak mengurangi kwantitas sampah. Banyak metode yang bisa diterapkan, ada yang dengan cacing, dengan maggot magot, dengan bakteri dan lain-lain. 

BACA JUGA:

Kalau saya metode ygan diterapkan adalah dengan maggot, karena lebih kaya manfaat. Dengan metode maggot, pertama saya memancing lalat BSF dengan bekatul atau dedak yang difermentasi. Cara fermentasinya sangat mudah dan sederhanaa, toh hanya untuk memancing lalat BSF untuk bertelur dan berkembangbiak. 

Cara membuat

Kita remas sepotong tape dengan sedikit air cucian beras dan dikasih gula sebagai molase, kemudian dicampur dengan dedak. Lalu ditaruh dalam plastik dan diikat. Taruh di tempat teduh dan tunggu beberapa hari sampai plastik menggelembung.

Tanaman seledri bertumbuh subur dengan pupuk organik. Foto: Petrus Garoko

Indikatornya kalau plastik sudah menggelembung berarti siap digunakan. Untuk memancingnya, hasil fermentasi itu bisa diletakkan di atas sampah dan ditutup sebagian fermentasi itu. Tunggu sampai satu minggu, akan terlihat belatung-belatung yang sangat kecil. Itu pertanda berhasil. 

Kalau sudah begitu tinggal kita buang sampah di situ sebagai makanan magot, namun sesekali ditambah tanah agar tidak becek. Dari hasil itu dapat digunakan sebagai bahan pupuk dan media tanam.

Tanaman lombok tumbuh subur dalam pot dengan pupuk organik. Foto: Petrus Garoko

Untuk maggot-maggotnya dapat digunakan untuk pakan unggas maupun ikan. Kalau tidak memelihara salah satu itu, maggot dapat digunakan lagi sebagai dekomposer dan akan berkembang sendiri. Media tanam tersebut cocok ditanami sayuran, hortikultura dan tanaman buah-buahan. 

Saya sdh mencobadan hasilnya lumayan bagus walau hanya dengan pot dan polybag kecil-kecil. Tanamannya mempunyai berbagai fungsi, baik menyejukkan suasana, hiasan dan sehat dikonsumsi. Itulah salah satu pemanfaatan sampah rumah tangga dengan nilai ekonomis dan paling tidak membantu kebutuhan pangan kita. Semoga bermanfaat. (Petrus Garoko, Petani dan Produsen Pupuk Organik)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *