Mercy for Animals Bersama AFJ Merilis Indeks Ekuitas Bebas Kandang Internasional

beritabernas.com – Mercy for Animals bekerjasama dengan Animal Friends Jogja (AFJ) telah merilis edisi ketiga Indeks Ekuitas Bebas Kandang Internasional. Kedua organisasi tersebut merupakan bagian dari 16 koalisi organisasi non-profit perlindungan hewan lintas negara.

Dalam siaran pers Mercy for Animals dan Animal Friends Jogja (AFJ) yang diterima beritabernas.com, kemarin, disebutkan indeks ini mengkategorikan 40 restoran besar, produsen makanan dan pengecer berdasarkan kesetaraan atau ketidakadilan dalam komitmen mereka terhadap telur bebas kandang baterai serta transparansi mengenai perkembangan komitmen terhadap kesejahteraan hewan.

“Sebagai bagian dari isu global, perusahaan mempunyai tanggung jawab moral untuk memastikan
kesejahteraan hewan yang diternakkan, khususnya ayam petelur dalam rantai pasokan mereka. Namun,
komitmen terhadap telur bebas kandang baterai sering kali tidak menjangkau jaringan operasi mereka di
seluruh dunia. Industri telur hanya memindahkan praktik kekejaman terhadap hewan dengan
mengekspor kandang dari negara bagian utara ke negara-negara selatan, alih-alih menghapuskannya.
Indeks Ekuitas Bebas Kandang Internasional memberikan perhatian terhadap masalah ini di seluruh
dunia,” kata Zoë Sigle, Direktur Global untuk Keterlibatan Korporat di Mercy for Animals, dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com.

Penempelan poster di bilboard Super Indo di Jogja. Foto: Dok AFJ

M, MD dan W merupakan beberapa perusahaan internasional yang terekspos karena kurangnya komitmen terhadap telur bebas kandang baterai, sementara Aramark, Compass Group, Costco, Kraft Heinz dan Unilever mendapat peringkat yang baik karena mampu memenuhi laporan publik mengenai perkembangan komitmen global untuk telur bebas kandang di seluruh wilayah operasi mereka.

Menurut Sigle, lebih dari 40 merek internasional masuk dalam peringkat indeks. Dari Indonesia, terdapat nama-nama yang mendapat peringkat buruk, yaitu SI yang merupakan brand milik AD, salah
satu perusahaan ritel terbesar dari Belanda. SI telah mengumumkan komitmen untuk menjual
100 persen telur bebas kandang baterai. Namun, mereka menetapkan waktu yang terlalu lama untuk
menyelesaikan masa transisi yaitu 12 tahun dan menyematkan beberapa pengecualian dalam
komitmen mereka.

Semenara MD Indonesia yang tetap bungkam mengenai standar telur bebas kandang baterai dan S Indonesia yang tidak kunjung mengeluarkan komitmen lengkap bebas kandang baterai karena enggan memberikan tenggat waktu masa transisi yang pasti dalam komitmennya. Ketiga brand tersebut sama-sama tidak melaporkan perkembangan komitmen global untuk penggunaan telur bebas kandang baterai.

BACA JUGA:

“Ayam petelur menanggung rasa sakit dan penderitaan selama berjam-jam dalam jangka waktu yang
singkat. Sistem kandang baterai seringkali berisi enam hingga sepuluh ekor ayam per kandang, tanpa
ruang yang cukup bagi ayam untuk melebarkan sayapnya,” ungkap Elly Mangunsong, salah satu pendiri
sekaligus Corporate Outreach Manager Animal Friends Jogja.

“Dalam sistem kandang baterai, ayam akan kesulitan mengekspresikan perilaku alaminya seperti
bersarang, mematuk, mandi debu, mengais, dan bertengger. Ayam yang tidak mampu mengekspresikan
perilaku alaminya, cenderung mudah mengalami frustasi dan stres,” tambah Elly.

Dikatakan, perusahan-perusahaan makanan seharusnya juga melaporkan komitmen global untuk penggunaan telur bebas kandang baterai, seperti bentuk tanggung jawab sosial perusahaan lainnya.

Menurut Elly, melaporkan perkembangan komitmen global ke publik artinya perusahaan mereka dapat dipercaya dan memiliki integritas. Penerapan tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan makanan benar-benar berkomitmen terhadap kesejahteraan hewan, khususnya ayam petelur, dan mendorong perubahan dalam sistem pangan kita. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *