beritabernas.com – PDI Perjuangan menanggapi serius tuduhan mantan Presiden Susilo Bambang Susilo Yudhoyono (SBY) bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil.
“Mohon maaf Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab. ZZman Pak Harto saja tidak ada manipulasi DPT. Zaman Pak SBY manipulasi DPT bersifat masif. Salah satu buktinya ada di Pacitan,” kata Hasto Kristyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan, dalam siaran pers yang beredar luas di grup-grup whatsapp.
Pernyataan yang sama disampaikan Hasto dalam video berdurasi 2 menit 17 detik dengan judul Borok-borok The God Father Partai Dinasti Terbongkar yang viral sejak Minggu 18 September 2022. Dalam video itu, Hasto mencatat sejumlah kecurangan Pemilu di era Pemerintahan SBY.
Menurut Hasto, Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati yang seharusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat. Di luar itu, data-data hasil Pemilu kemudian dimusnahkan. Berbagai bentuk tim senyap dibentuk. “Selain itu, menurut penelitian, SBY menggunakan dana hasil kenaikan BBM untuk kepentingan elektoral. Pada saat bersamaan terjadi politisasi hukum terhadap lawan politik Pak SBY,” tulis Hasto dalam siaran pers itu.
Dampak lebih lanjut, menurut Hasto,rejim SBY mendorong liberalisasi politik melalui sistem Pemilu Daftar Terbuka. “Puncak liberalisasi politik dan liberalisasi di sektor pertanian, terjadi aman Pak SBY. Dengan berbagai manipulasi tersebut, Partai Demokrat mengalami kenaikan 300 persen. Paska Pak SBY tidak berkuasa, terbukti hal-hal yang sifatnya ‘bubble’ kemudian mengempes atau pecah sendiri, karena cara menggelembungkannya bersifat instant,” kata Hasto seraya menambahkan ada yang bisa menunjukkan berbagai skema kecurangan pada saat Pemilu 2009 kalau memang mau didalami lagi.
Pada kesempatan yang sama, Hasto menegaskan bahwa kita mempersilahkan SBY turun gunung. “Setahu saya, beliau tidak pernah lagi naik gunung. Jadi turun gunungnya Pak SBY sudah lama dan berulang kali. Monggo turun gunung. Tetapi kalau turun-gunungnya itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY. Sebab informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi,” kata Hasto.
Menurut Hasto, sebagai seorang ayah, wajar Pak SBY ingin yang terbaik buat Pak AHY. “Bisa tidaknya Demokrat bisa mencalonkan AHY dalam pilpres jangan dijadikan indikator sebagaimana tuduhan adanya skenario Pemerintahan Pak Jokowi untuk berbuat jahat dalam Pemilu. Pak Jokowi tidak pernah punya pikiran batil sebagaimana dituduhkan Pak SBY. Pak Jokowi juga tidak menginjak-injak hak rakyat. Dengan blusukan Pak Jokowi mengangkat martabat rakyat,” kata alumni UGM dan Universitas Pertahanan tersebut.
Menurut Hasto, apa yang disampaikan oleh Pak SBY bahwa selama 10 tahun Demokrat memimpin tidak pernah melakukan kecurangan Pemilu, mudah sekali dipatahkan. Jadi biar para pakar Pemilu yang kredibel yang menilai demokratis tidaknya 10 tahun ketika Demokrat memimpin.
“Bukan hanya itu, saksi kunci berbagai kasus korupsi besar pun banyak meninggal tidak wajar di zaman Pemerintahan Pak SBY. Itu yang bisa diteliti,” kata Hasto dalam siaran pers itu. (*/lip)