Pengurus Alumni SMA Yogyakarta Bersatu Periode 2022-2025 Dilantik

beritabernas.com – Pengurus Alumni SMA Yogyakarta Bersatu (ASYB) periode 2022-2025 dilantik di pendopo di area Kotagede Yogyakarta, Senin 12 September 2022. Pelantikan dilakukan secara hybrid, yakni sebagian mengikuti secara online dan sebagian lagi secara offline atau langsung di tempat pelantikan.

Acara pelantikan diikuti peninjau yang terdiri dari tokoh masyarakat, Dewan Penasihat, Dewan Pengawas dan Dewan Pakar ASYB. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Dewan Penasihat ASYB Achmad Charris Zubair disaksikan oleh Para Dewan Pakar ASYB yaitu J Kristiadi selaku Ketua Dewan Pakar dan Anggota Dewan Pakar KH Muhammad Imam Aziz, Butet Kartaredjasa, Ki Somarsono Noto Widjojo, Thomas Sugijata, Timoti Apriyanto dan Zuly Qodir.

Sementara Dewan Penasihat diketuai Achmad Charris Zubair dan anggota Dewan Penasihat terdiri dari Arif Nurcahyo, Kyai Muhammad Jadul Maula dan Lestanta Budiman. Kemudin, Dewan Pengawas diketuai oleh Hillarius Ngaji Merro dengn Anggota Dewan Pengawas H Datuk Sweida Zulalhamsyah, Hasan Syaifullah, Purohatu dan Yuliani PS.

Baca juga:

Pengurus Harian ASYB berjumlah 30 orang berasal dari berbagai latar belakang profesi. Pengurus Harian ASYB 2022-2025 dipilih dalam raker dan dipilih oleh tim formatur terdiri dari Ketua Umum Nana Je Justina, kemudin Ganis Ahmadinigrat sebagai Wakil Ketua, Bhayu Hendarta sebagai Sekretaris dan Eko Jatisaputro sebagai Wakil Sekretaris. Nana terpilih kembali sebagai Ketua Umum ASYB periode 2022-2025.

Komposisi pengurus lainnya sebagian besar masih merupakan pengurus periode sebelumnya, baik Bendahara, Humas dan Bidang Program.

Sementara Dewa Pakar yang terdiri dari 7 orang merupakan dewan baru, karena pada periode
sebelumnya atau periode 2019- 2022 ASYB hanya memiliki struktur Dewan Penasihat dan Dewan Pengawas.

Ketua Umum ASYB 2019-2022 dn 2022-2025 Nana Je Justina. Foto: ASYB

Achmad Charris Zubair selaku Ketua Dewan Penasihat yang melantik Pengurus Harian ASYB mengharapkan Pengurus ASYB dapat menjalankan tugas sesuai visi, misi dan tujuan organisasi ASYB yakni menjaga NKRI, Pancasila dan saling menghargai kebhinnekaan dalam berbangsa dan bernegara.

Sementara Ketua Umum ASYB terpilih Nana Je Justina mengagatakan pada kepengurusan periode tahun 2019-2022, ASYB telah merealisasikan 160 lebih agenda program dengan sejumlahrRealisasi program yang memiliki resonansi nasional.

Di antaranya adalah Deklarasi Nyawiji Ngncani Jokowi, 9 Maret 2019, penolakan wacana pengembalian eks WNI kombatan ISIS pada Februari 2020, terlibat secara intens dalam penyusunan Raperda hingga menjadi Perda DIY yang pertama di Indonesia tentang Pendidikan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Februari 2021-Februari 2022.

Selain itu, bersama simpul Jaringan DIY melakukan “Gerakan Indonesia Raya Bergema” /IRB pada 1 Mei 2021 dan pada 22 Februar 2022 ASYB bersama simpul jaringan nasional mendeklarasikan Tegak Lurus kepada Jokowi hingga 2024.

Selain itu, menurut Nana Je, ASYB juga menjadi salah satu inisiator pertama di Indonesia yang mendesak 55 Anggota DPRD DIY untuk menandatangani pernyataan sikap Penolakan Ideologi Khilafah pada 10 Mei 2022 yang akhirnya semua anggota DPRD DIY menandatangi pernyataan sikap tersebut.

Pengurus dan anggota ASYB peserta raker. Foto: Dok Panitia

Menurut Nana Je, ASYB sebagai lembaga taktis tidak berafiliasi dengan kelompok, lembaga atau partai politik manapun. “ASYB tidak berpolitik praktis pragmatis, namun ASYB berpoitik dengan nurani dan value menjaga NKRI, Pancasila dan Kebhinnekaan Indonesia, akan terus kritis dan responsif,” kata Nana Je.

Dikatakan, ASYB bukan organ yang reaktif emosional dan gumunan. ASYB juga tidak sembarangan menghabiskan energi dan waktu merespon secara reaktif dinamika sosial politik jalanan, tapi terus dengan cara-cara sematang mungkin, titis, mentes dan bermartabat merespon dinamika melalui eksekutif dan legislatif,. Meski demikian, bukan berarti ASYB pasrah kepada eksekutf dan legislatif, karena di era keterbukaan saat ini justru people power melalui sosial Media sudah sangat dimungkinkan, namun tentu harus ditempuh dahulu langkah-langkah taktis dialog, bukan kodho okol / hanya otot saja tanpa rasionalitas.

Menurut Nana Je, ASYB menjunjung tinggi sinergitas dengan semua simpul jaringan dan organ
nasionalis moderat lain yang sevisi dengan ASYB. Selain itu, menjunjung tinggi toleransi, kebhinnekaan, tetapi bukan berarti toleran terhadap intoleransi. ASYB menyadari bahwa perbedaan pada dasarnya mencerdaskan, dengan catatan selama perbedaan itu tidak merusak, baik perbedaan bersifat merusak yang dilakukan dengan sadar maupun tidak sadar.

Pengurus dan anggota ASYB peserta raker. Foto: Dok Panitia

Selain itu, dari skala yang tidak besar perwakilan Alumni SMA sederajat DIY di ASYB ada 60 sekolah. ASYB
hanya organ yang mewadahi simpul jaringan Alumni SMA wilayah DIY, dari keseluruhan total kelompok alumni dari SMA sederajat DIY saat ini sejumlah 168 sekolah.

Dalam menjaga Indonesia, ASYB terus bergerak tanpa mbentoyonk /tanpa ngongso, untuk saling mengingatkan, memberi kesadaran/ awareness dan saling menguatkan terutama melalui simpul-simpul
jaringan yang adalah Alumni SMA sederajat DIY yang organik untuk menjaga Indonesia dengan menjunjung tinggi kesetaraan (Egalitarian) hak, kewajiban dan tanggung jawab.

Selain itu, tidak melakukan pengkultusan individu dan menjaga toleransi, heterogenitas (kebhinnekaan) menjadi sebuah sinergitas dimana tidak ada dominasi kelompok dalam bentuk apapun baik kelompok/ alumni sekolah tertentu yang merasa dominan, lembaga/ kelompok masyarakat/ simpul jaringan apapun.

“Action speaks louder than words, sadar sepenuh hati bahwa tindakan nyatalah yang dibutuhkan lebih dari sekdar kata-kata bijak penuh petuah dan teori. ASYB membaca bahwa konteks welas asih/ kasih, bukan hanya berhenti pada tataran formalitas simbolis, tekstual dan dogmatis dengan kelembutan, penuh doa dan kata-kata bijak, bahkan bukan hanya dengan sekdar kesan kesalihan sekalipun, namun konteks kasih/ welas asih kami baca sebagai : dengan kejernihan nurani, berani berpihak membela kebenaran, yang lemah, bagi yang mencari keadilan atas dasar demi kebaikan. Sehingga manifestasi kasih bukan
hanya dengan tindakan-tindakan dan cara pikir bersifat pekat dengan kelembutan dan kebaikan yang tampak di permukaan saja, namun bisa juga berbentuk saran, kritik keras, memberi kontrol, memperingatkan hingga kadang kemarahan bahkan konfrontasi (jika sangat diperlukan),” kata Nana Je.

Menurut Nana Je, untuk Pilpres 2024, ASYB tentu masih akan melihat dinamika kedepan. ASYB secara organisasi bisa berperan kembali memberikan sikap tegas terhadap pilihan politik seperti pada Pilpres
2019, namun ASYB juga bisa memutuskan untuk tidak perlu bersikap memberikan dukungan secara organisasi, karena pada dasarnya “tidak bersikap” juga salah satu keputusan sikap.

Sedangkan secara individu, keputusan sikap bisa saja hanya diberikan di bilik suara menggunakan
hak demokrasi individu masing-masing anggota, untuk memilih yang terbaik diantara yang
ada.

Namun tentu semua keputusan organisasi akan melalui proses diskusi dan pertimbangan insyaallah dengan nurani sejernih mungkin, dalam bahasa jawa dipenggalih, bukan sekedar dipikirkan. “Kami percaya suara hati ASYB sama dengan suara hati masyarakat umum Warga Negara Indonesia yang mengecam politik pragmatis, oportunistik .Untuk itu kepada para stakeholder termasuk stakeholder pada Pilpres 2024, para negarawan, stop berpolitik secara pragmatis dan transaksional, yang sekadar berpikir jangka pendek wani piro? (lip)
.


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *