Oleh: Rahma Hairunnisa Regita Putri, Mahasiswa Universitas Cendekia Mitra Indonesia
beritabernas.com – Pancasila sebagai dasar negara dan panduan hidup bangsa Indonesia seharusnya menjadi sumber karakter bangsa yang paling utama. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, nilai-nilai Pancasila sering kali diabaikan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai aspek pendidikan. Pancasila yang mengajarkan gotong-royong, keadilan sosial dan toleransi seakan tidak lagi dijadikan pedoman oleh sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan pengabaian terhadap Pancasila adalah kurangnya pemahaman yang mendalam dan pengajaran yang konsisten mengenai Pancasila dalam kurikulum pendidikan. Hal ini diperburuk oleh perkembangan teknologi dan informasi yang lebih banyak memperkenalkan nilai-nilai dari luar negeri tanpa filter, yang sering kali bertentangan dengan prinsip Pancasila.
Media massa dan media sosial, sebagai platform informasi dan komunikasi yang dominan, sering kali justru lebih banyak menampilkan konten yang tidak relevan dengan nilai-nilai kebangsaan, sehingga pengabaian terhadap Pancasila semakin meluas.
BACA JUGA:
Sebagai contoh, di Kebumen, banyak anak muda lebih mengenal budaya populer asing daripada menghayati Pancasila. Media-media lokal, seperti radio dan televisi, masih belum cukup berperan dalam menyosialisasikan pentingnya Pancasila sebagai karakter bangsa. Selain itu, banyak acara dan konten yang tidak memberikan edukasi mengenai kebangsaan, sehingga menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai Pancasila.
Kegagalan sosialisasi karakter bangsa
Sosialisasi karakter bangsa adalah proses penting dalam membangun generasi yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat. Sayangnya, proses ini sering kali mengalami kegagalan di berbagai sektor, termasuk di dunia pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini ditandai dengan rendahnya kepedulian terhadap nilai-nilai luhur bangsa dan semakin memudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Kegagalan ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya penanaman nilai-nilai karakter, tetapi juga oleh lemahnya peran institusi pendidikan dan media. Media, yang seharusnya menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan etika, sering kali lebih fokus pada aspek komersial. Tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan, hedonisme, dan materialisme lebih sering muncul, sementara konten edukatif dan inspiratif semakin sedikit. Akibatnya, karakter generasi muda lebih dipengaruhi oleh tren dan gaya hidup yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai perbandingan, di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Kebumen, program-program pendidikan karakter masih minim, terutama dalam hal integrasi dengan media. Media lokal di sana belum optimal dalam menyebarkan nilai-nilai karakter bangsa melalui program-program kreatif yang menarik bagi anak muda. Padahal, media bisa menjadi alat yang kuat untuk memperkuat sosialisasi karakter bangsa.
Peran media
Media, baik cetak, elektronik maupun digital, memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Media memiliki jangkauan yang luas dan mampu mempengaruhi opini publik dalam waktu singkat. Oleh karena itu, media seharusnya berperan sebagai agen perubahan yang positif, terutama dalam mendukung pendidikan karakter.
Peran media dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menyajikan program-program yang edukatif, membahas nilai-nilai moral dan etika dalam konten yang disampaikan, serta memberikan contoh-contoh nyata tentang karakter positif dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan konten-konten positif terkait pendidikan karakter, asalkan dikelola dengan baik dan memiliki strategi yang tepat.
BACA JUGA TULISAN LAINNYA:
Di era digital saat ini, media sosial menjadi platform yang paling banyak diakses oleh generasi muda. Sayangnya, banyak konten di media sosial yang justru tidak mendidik dan merusak karakter generasi muda. Oleh karena itu, perlu ada kesadaran dari para pengguna media, terutama generasi muda, untuk lebih selektif dalam mengonsumsi informasi dan memfilter konten-konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan. Media sosial juga perlu diarahkan untuk lebih banyak mempromosikan nilai-nilai Pancasila, misalnya dengan kampanye yang menarik dan relevan bagi kaum milenial.
Di Kebumen, upaya ini bisa dilakukan dengan kolaborasi antara pemerintah daerah dan media lokal, seperti dengan membuat program interaktif yang melibatkan anak muda dalam diskusi mengenai pentingnya karakter bangsa. Media lokal dapat memanfaatkan potensi media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan-pesan yang berhubungan dengan pendidikan karakter.
Melihat pentingnya peran media dalam pendidikan karakter, ada beberapa saran yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kontribusi media dalam proses ini. Yakni, pendidikan karakter harus diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dengan memanfaatkan media sebagai sarana pembelajaran. Sekolah dan lembaga pendidikan dapat bekerja sama dengan media untuk memproduksi konten yang mendukung pengajaran nilai-nilai karakter bangsa.
Pemerintah dan lembaga terkait perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap konten media, terutama media sosial, agar konten yang disajikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai karakter bangsa. Perlu ada aturan yang tegas mengenai konten yang boleh dan tidak boleh disiarkan di media publik.
Kemudian, media lokal, seperti radio dan televisi di daerah seperti Kebumen, harus lebih kreatif dalam menyajikan program-program yang mendidik tentang karakter bangsa. Program seperti diskusi interaktif, talkshow, atau konten visual di media sosial dapat menjadi alternatif yang menarik bagi generasi muda.
Masyarakat juga harus lebih aktif dalam mengawasi dan mengkritisi konten media yang dikonsumsi. Kampanye-kampanye yang mendorong penggunaan media untuk hal-hal yang positif perlu digalakkan, terutama di kalangan generasi muda.
Dengan peran yang semakin besar, media harus menjadi alat yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memperkuat karakter bangsa. Peran media dalam pendidikan karakter sangat krusial dalam membangun generasi yang memiliki integritas dan semangat kebangsaan yang kuat, sehingga mampu menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. (*)
There is no ads to display, Please add some