beritabernas.com – GKR Hemas mengaku sangat bersyukur karena pada Idul Fitri 2023 persediaan pangan tercukupi. Dengan demikian diharapkan akan menghadirkan kebahagiaan dalam keluarga dan seluruh masyarakat Yogyakarta.
“Ini merupakan momentum yang penting setelah 3 tahun, perayaan lebaran atau Idul Fitri dibayangi berbagai kekhawatiran terutama terkait dengan Covid-19,” kata GKR Hemas, yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI saat berkunjung ke Pasar Beringharjo Yogyakarta, Selasa 18 April 2023.
GKR Hemas yang didampingi Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Sri Iswati serta Kabid Pasar Rakyat Gunawan Utomo berkeliling ke sejumlah lapak dan berinteraksi dengan para pedagang di lantai 2 pasar.
Menurut GKR Hemas, dari kunjungan itu diketahui semua barang kebutuhan tersedia, tidak ada kelangkaan, terutama bahan pokok. Yang perlu dicatat Idul Fitri tahun 2023 ini merupakan yang pertama dirayakan secara meriah dalam kurun waktu 3 tahun belakangan, terutama sejak ada Covid-19. Sehingga kita patut bersyukur jika ketersediaan sembako aman.
Meski tak ada kendala pasokan barang ke Beringharjo, GKR Hemas mengaku tetap ada kenaikan harga beberapa jenis bahan kebutuhan, meski tidak signifikan. Ia memberi contoh harga beras, minyak, bumbu-bumbu, telur dan kebutuhan pokok lain yang mengalami kenaikan, meski tidak signifikan.
Menurut GKR Hemas, Pasar Beringharjo menjadi indikator pergerakan harga komoditi di Provinsi DIY karena sebagian besar pasar tradisional di Yogyakarta mengacu harga dari Pasar Beringharjo.
GKR Hemas menyebut keberhasilan pengendalian pasokan dan harga komoditi menjelang hari besar ini merupakan kinerja Dinas Perindag dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIYyang selama ini, selalu mendapat predikat baik.
Selain itu, selama sebulan terakhir, jajaran Pemerintah Provinsi DIY menggelar beberapa operasi pasar ke sejumlah pasar. “Untuk memastikan stok, terutama bahan pangan pokok dengan menjamin produksi dan distribusinya tanpa gangguan,” kata GKR Hemas.
Mengenai harga, menurut GKR Hemas, rakyat Jogja harus mendapat jaminan harga bahan pokok yang terjangkau dan ini menjadi tugas pemerintah. “Saya sebagai wakil rakyat dan wakil daerah bertugas untuk mengawasi dan memastikan agar rakyat Jogja terjamin semua kebutuhannya. Tugas sebagai Anggota DPD RI juga untuk memastikan kebutuhan rakyat Jogja terpenuhi,” ujarnya.
Dari hasil pantauan itu, GKR Hemas menyebut harga beberapa bahan pokok seperti beras medium Rp 11.300 per kilogram, beras premium Rp 11.800 dan beras yang termurah Rp 9.400. Sementara komoditas bumbu seperti cabai rawit merah saat ini dijual Rp 25 ribu per kilogram sama dengan harga cabai merah besar. Sedangkan cabai merah keriting dipasarkan Rp 20 ribu.
Kebutuhan lain, dia mencatat harga gula pasir Rp 13.500, minyak goreng kemasan Rp 15.000, minyak goreng curah Rp 14.000, daging sapi Rp 130.000, daging ayam Rp 32.000 dan telur ayam dijual dengan harga Rp 27.000 per kilogram.
“Harga-harga ini sebenarnya masih di atas harga nasional. Misalnya beras medium seharusnya berada di harga Rp 9.450 per kilogram, tetapi karena mendekati Lebaran dan adanya arus mudik menjadikan semua harga mengalami fluktuasi,” ungkapnya.
Faktor lain yang memicu kenaikan harga-harga di pasar adalah penerimaan tunjangan hari raya yang menyebabkan daya beli meningkat. “Kenaikan harganya masih bisa dianggap wajar,” katanya.
GKR Hemas menegaskan, semua lapisan masyarakat harus mendapatkan kemudahan dalam porsinya masing-masing. Pedagang pasar juga berhak mendapatkan THR, dan itu hanya bisa didapatkan bila ada keuntungan yang cukup dari proses jual beli itu sendiri.
Petani padi, petani sayur, peternak ayam, pengusaha telur, semuanya harus mendapatkan keuntungan, sehingga bisa mendapatkan tambahan pendapatan untuk berlebaran nanti. Saat permintaan dan daya beli naik, menurut GKR Hemas yang harus dijaga adalah masuknya barang impor yang tidak sebanding dengan kebutuhan. Hal itu secara langsung dipastikan akan memukul petani lokal.
Dia meminta pemerintah daerah agar mengantisipasi spekulan yang memanfaatkan tidak seimbangnya permintaan dan penawaran, sehingga petani lokal tidak mendapatkan keuntungan. “Para pedagang, jangan pula mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kenaikan harga harus dalam tingkat yang wajar dan terjangkau masyarakat,” katanya.
Selain itu GKR Hemas juga berpesan agar tidak ada praktik penimbunan bahan pokok, yang akan merusak rantai pasokan atau distribusi pangan, sehingga akan merugikan masyarakat dan pemerintah secara keseluruhan.
Tidk hanya berdiskusi, para pedagang juga memanfaatkan momen bertemu Ratu Jogja itu untuk berfoto, bersalaman dan memohon doa. (lip)
There is no ads to display, Please add some