PMKRI Audiensi ke Polda DIY untuk Merespon Penolakan Mahasiswa Timur di Beberapa Kos

beritabernas.com – Dalam beberapa waktu terakhir, PMKRI Yogyakarta menerima banyak laporan terkait adanya penolakan mahasiswa asal Indonesia bagian Timur di beberapa kos-kosan warga di Yogyakarta. Bahkan jumlah laporan terus meningkat.

Dalam laporan yang diterima PMKRI Yogyakarta, penolakan tersebut seringkali disertai dengan berbagai alasan yang tidak berdasar dan mengarah pada stigma negatif. Beberapa alasan yang sering terdengar seperti stereotip terkait perilaku, latar belakang ekonomi atau bahkan prasangka rasial.

Stigma semacam ini, menurut MKRI Yogyakarta, tidak hanya merugikan individu yang terkena dampak, tetapi juga mencerminkan adanya kesenjangan pemahaman dan penerimaan di dalam masyarakat terhadap mahasiswa asal Indonesia bagian Timur.

“Sebagai salah satu kota pelajar terkemuka di Indonesia, Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa dari berbagai penjuru Tanah Air, termasuk dari Indonesia bagian Timur. Namun, di balik keramahtamahan kota ini, terdapat fenomena yang mengundang keprihatinan. Beberapa mahasiswa asal Timur Indonesia, yang dikenal dengan keragaman budaya dan latar belakang sosial yang khas, menghadapi tantangan serius dalam menjalani kehidupan di Yogyakarta, terutama dalam hal mendapatkan tempat tinggal,” kata Egidius Ronikung, Ketua PMKRI Cabang Yogyakarta, dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Senin 12 Agustus 2024 malam.

BACA JUGA:

Menurut Egidius Ronikung, dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan laporan mengenai penolakan mahasiswa Timur Indonesia di beberapa kos-kosan warga. PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Yogyakarta, sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang aktif dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan mahasiswa, merasa perlu untuk mengambil sikap tegas terhadap situasi ini.

“Kami berkomitmen untuk menanggapi dan melawan stigma negatif yang menghambat akses mahasiswa Timur Indonesia terhadap hunian yang layak. PMKRI Yogyakarta percaya bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakangnya, berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang dalam lingkungan yang inklusif dan menghargai perbedaan,” kata Egidius.

Terkait masalah tersebut, PMKRI Yogyakarta melakukan audiensi dengan Kapolda DIY selaku Lembaga keamanan. Mereka diterima Wakil Direktur Intelkam Polda DIY AKBP Khaira Arjuandi, Senin 12 Agustus 2024. Kemudian berencana melakukan diskusi publik dengan sasaran mahasiswa asal Indonesia bagian Timur serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghilangkan prasangka dan membangun solidaritas. Mereka juga berupaya untuk menciptakan platform bagi mahasiswa Timur Indonesia untuk menyuarakan pengalaman mereka dan memperjuangkan hak-hak mereka secara adil.

Hal ini untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai situasi yang dihadapi mahasiswa Timur Indonesia di Yogyakarta serta upaya yang dilakukan oleh PMKRI dalam mengatasi isu ini dan menghilangkan stigma yang ada. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *