Prabowo Subianto Datang ke PSI, Guntur Romli Pergi

beritabernas.com – Sebuah peristiwa menarik terjadi pada Rabu 2 Agustus 2023 lalu. Ketika itu, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke Kantor PSI. Ia diterima dan disambut hangat oleh pengurus PSI seperti Grace Natalie, Giring, Ade Armando dan sebagainya.

Namun, kedatangan Prabowo Subianto ke Kantor PSI itu menimbulkan perpecahan di tubuh PSI. Mereka menolak kehadiran Prabowo ke PSI memilih keluar atau mundur dari PSI, seperti Mohamad Guntur Romli. Pada 5 Agustus 2023, Guntur Romli yang sejak dulu tidak mendukung Prabowo Subianto sebagai capres menggelar jumpa pers untuk mengumumkan pengunduran dirinya dari PSI.

Mengapa Guntur Romli keluar atau mundur dari PSI setelah Prabowo Subianto datang ke Kantor PSI? Dalam siaran pers tertanggal 5 Agustus 2023, Guntur Romli mengaku ada hal yang mengganggu hati nurani dan idealismenya dengan kehadiran Prabowo Subianto di DPP PSI, Rabu 2 Agustus 2023. 

Menurut Guntur Romli, ia tidak pernah diberi tahu, apalagi diberi penjelasan, oleh kawan-kawan Pengurus PSI soal kehadiran Prabowo baik sebelum dan sesudahnya. Ia hanya bisa membaca dan menonton di media.

Guntur Romli (tengah) mengumumkan pengunduran diri dari PSI, 5 Agustus 2023. Foto: Dok 2045TV

Ia mengaku sungguh terkejut, karena masih ingat pada Januari 2019, PSI pernah memberikan Award Kebohongan Terlebay pada Prabowo Subianto karena mengeluarkan pernyataan selang cuci darah RSCM digunakan berkali-kali sampai 40 pasien dan langsung dibantah oleh Direktur RSCM waktu itu. 

PSI memilih Jokowi pada 2019-Guntur Romli sendiri pendukung dan pemilih Jokowi sejak 2014, bahkan sejak Pilgub DKI 2012-karena rekam jejak Jokowi yang berhasil memimpin Indonesia selama 5 tahun: 2014-2019, dibanding rekam jejak Prabowo dan keterlibatan tokoh-tokoh intoleran dan radikal, pemain politik identitas dan isu SARA yang mengancam keutuhan dan kebhinnekaan Indonesia, dan beberapa tokoh itu masih ada di sekitar Prabowo saat ini. 

Guntur Romli mengaku tidak sedang melancarkan politik kebencian pada Pak Prabowo. Ia menghormati Prabowo sebagai sosok manusia dan tokoh politik, tapi rekam jejak tak bisa dihapus, fakta sejarah tak bisa diingkari, keterlibatan beliau dengan pelanggaran HAM di masa lalu, penculikan aktivis, beberapa dari mereka tak diketahui nasibnya hingga saat ini, sehingga ia diberhentikan dari TNI. Ini merupakan fakta sejarah yang tak bisa dibantah dan hingga saat ini keluarga aktivis yang dihilangkan itu masih menuntut keadilan sampai saat ini. 

Menurut Guntur Romli, ia menghormati Pak Prabowo sebagai menteri di Kabinet Pak Jokowi, namun ia melihat kinerja Prabowo akan menjadi beban di pemerintahan Jokowi terkait dugaan kegagalan food estate yang di bawah Kemenhan (tapi sukses di bawah kementrian yang lain) dan pembelian pesawat bekas dari Qatar, yang saya baca di media: pada era Menhan Pak Juwono Sudarsono tahun 2009 yang tidak mau diberi hibah pesawat-pesawat itu, dikasih gratis saja tidak mau, kok sekarang Prabowo malah membeli pesawat bekas itu dengan harga mahal?

Karena segala rekam jejak Pak Prabowo dan kinerjanya itu, maka dengan segala hormat, tanpa maksud merendahkan Pak Prabowo, menurut pertimbangan rasional dan ideologis, Guntur Romli haqqul yakin dan percaya Ganjar Pranowo yang layak menjadi penerus Joko Widodo tahun 2024.

Karena persamaan ideologi Pak Jokowi dan Pak Ganjar, persamaan gaya kepemimpinan dan pelayanan, merakyat, dekat dengan rakyat, senantiasa blusukan, bertemu dengan rakyat, apapun resiko dan keluhannya, jujur, bersih, lurus, tidak neko-neko: “Jokowi di Hati, Ganjar Dinanti” dan juga berdasarkan hasil Rembuk Rakyat yang diumumkan PSI pada Oktober 2022.

BACA JUGA:

Meskipun yang dibaca, baik dari media dan medsos, kawan-kawan PSI menyatakan kehadiran Pak Prabowo itu hanya silaturahim politik biasa, tapi “tondo-tondo” koalisi PSI dan Prabowo akan menjadi kenyataan, hanya soal waktu saja. 

Sebagai orang yang mendaku spartan, Ketua Umum Ganjarian, ia tidak mungkin punya sikap politik yang abu-abu. “Saya harus menyatakan sikap. Dan harus memilih,” tegas Guntur. 

Sebelum ini, Guntur mengaku mengenal PSI sebagai ‘rumah politik perjuangan’ yang penuh dengan keberanian, tak gentar menyatakan sikap dan berjuang untuk melawan intoleransi, korupsi, membangun solidaritas kemanusiaan, merawat kebhinnekaan, mempertahankan prinsip-prinsip dan idealisme. Politik Keberanian. Politik Perjuangan. 

Namun akhir-akhir ini ia melihat PSI seperti terjebak dalam politik sentimentil, merasa dihina, dilepeh, diludahi, merasa ditolak ‘cinta’nya, ngambekan, terkesan politik menye-menye. Melow. “Tapi semoga, kesan saya itu, saya keliru,” katanya. 

Namun alasan yang sebenarnya ia akhirnya memutuskan keluar dari PSI adalah kehadiran Prabowo di DPP PSI dan “tondo-tondo” koalisi PSI dengan Prabowo itu tanpa dibuka terlebih dahulu ruang diskusi dan perdebatan karena terkait nilai-nilai dan prinsip-prinsip sama-sama kita perjuangkan selama ini. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *