Program EKI, Cara OJK DIY Mendorong Literasi dan Inklusi Keuangan di Desa

beritabernas.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY terus melakukan berbagai upaya progresif untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat, khususnya di perdesaan, melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).

Program EKI yang dilakukan OJK DIY ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekaligus mendorong literasi dan inklusi keuangan. Program ini dilaunching di Dusun Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Selasa 17 Juli 2024.

Peluncuran atau launching Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) ini diselenggarakan bersamaan dengan panen raya bawang merah “Glowing” yakni Gede, Lebih Original dan Berwawasan Lingkungan. Bawang merah “Glowing” merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Bantul yang dikembangkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Selopamioro, Bantul berbasis kearifan lokal.

Menurut Dinavia Tri Riandari, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK DIY, program EKI di perdesaan akan mengoptimalkan potensi yang ada yaitu potensi alam, budaya, sosial dan finansial dengan ketersediaan akses keuangan dari lembaga jasa keuangan seperti bank, asuransi dan lembaga pembiayaan.

Dinavia Tri Riandari, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK DIY. Foto: Humas OJK

Dikatakan, program EKI akan mensinergikan peran para pemangku kepentingan di daerah seperti pemerintah daerah, OJK, Bank Indonesia dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan berbagai layanan dan produk lembaga jasa keuangan seperti program pembukaan rekening tabungan, Laku Pandai, KUR, UMi, dan QRIS.

Pada kesempatan itu juga diserahkan secara simbolis rekening tabungan dan polis asuransi jiwa mikro kepada 5 orang perwakilan anggota kelompok tani. Selain itu, dilaksanakan transaksi jual beli bawang merah secara langsung dari petani kepada pembeli bawang merah dengan memanfaatkan agen laku pandai.

Terjadi gap

Menurut Dinavia, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat sebesar 49,68 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 85,10 persen.

Panen raya bawang Glowing. Foto: Humas OJK

Gap yang cukup jauh antara literasi dan inklusi keuangan memberikan gambaran bahwa masyarakat telah memiliki akses terhadap produk dan/atau layanan keuangan, namun belum memahami hak, kewajiban, manfaat dan risiko menggunakan produk/layanan keuangan. Hal ini menjadi tugas bersama baik pemerintah daerah, regulator maupun lembaga jasa keuangan agar mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan guna memajukan perekonomian Indonesia.

Acara launching program EKI ini dihadiri Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah DIY Yuna Pancawati, Regional Chief Executive Officer (RCEO) Regional Office PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Yogyakarta John Sarjono, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Forkominkap Kapanewon Imogiri, PT Pegadaian serta PT Permodalan Nasional Madani.

Pada kesempatan itu,Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono mengatakan bahwa program Pengembangan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) adalah salah satu upaya nyata mendorong literasi keuangan sekaligus sebagai upaya dalam penguatan masyarakat yang lebih inklusif secara keuangan.

“EKI memberi perhatian khusus kepada leveldDesa agar setiap individu, terutama di tingkat desa, memiliki akses dan pemahaman yang memadai terhadap produk keuangan serta manfaatnya,” kata Beny.

Program berkelanjutan

Menurut Kepala OJK DIY Eko Yunianto, Kepala OJK DIY, EKI menjadi program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) DIY yang diimplementasikan secara berkelanjutan mulai tahun 2023 hingga saat ini dengan lokasi desa yang berbeda setiap tahun.

Khusus program EKI di Dusun Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kabupaten Bantul mulai diimplementasikan bulan April 2024 dan diikuti oleh 200 orang dari berbagai kelompok masyarakat di antaranya petani, perempuan dan UMKM.

Program EKI di Dusun Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kabupaten Bantul akan dilaksanakan secara bersama-sama oleh OJK DIY, TPAKD DIY, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kanwil Yogyakarta dalam tiga tahap.

BACA JUGA:

Pertama, Pra Inkubasi. Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi dan pemetaan potensi desa berupa potensi fisik, alam, manusia, sosial dan finansial termasuk ketersediaan akses keuangan, kepemilikan produk/layanan keuangan serta kebutuhan pengembangan kalurahan yang dilakukan sejak bulan April sampai dengan Juni 2024.

    Kedua, Inkubasi. Pada tahap inkubasi, TPAKD DIY bersama dengan OJK DIY dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kanwil Yogyakarta akan melaksanakan kegiatan edukasi keuangan dengan memperkenalkan produk dan/atau layanan keuangan, melakukan kegiatan pendampingan kepada pelaku UMKM serta dukungan akses pasar/publikasi produk-produk unggulan Kalurahan Selopamioro seperti bawang merah, produk olahan bawang merah dari Kelompok Wanita Tani (KWT) serta produk olahan makanan dari Desa Prima.

    Ketiga, Pasca Inkubasi. Pada tahap pasca inkubasi, masyarakat diharapkan sudah dapat menggunakan berbagai produk keuangan secara optimal. Selanjutnya, akan dilaksanakan identifikasi hasil pendampingan yang telah dilakukan untuk mengukur capaian peningkatan inklusi keuangan pada masyarakat Dusun Nawungan, Kalurahan Selopamioro, Kabupaten Bantul pada November 2024.

    Melalui tiga tahap tersebut, upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan dapat dioptimalkan dan terukur sehingga mendapatkan hasil sesuai tujuan dalam mengembangkan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*/lip)

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *