beritabernas.com – Saiful Huda Ems (SHE), seorang Lawyer, Analis Politik dan Aktivis ’98 mempertanyakan solidaritas elit-elit PDI Perjuangan terhadap Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Sebab, ketika Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK untuk kasus yang tidak merugikan negara satu rupiah pun itu, elit-elit PDI Perjuangan nyaris tidak ada yang berani bersuara untuk membelanya.
“Sudah sebulan lebih terhitung sejak 20 Februari 2025, Sekjen PDIP Mas Hasto Kristiyanto telah ditahan oleh KPK dengan dakwaan yang sangat tidak berdasar, berubah-ubah, tidak ada bukti valid hingga terkesan sangat mengada-ada. Namun, saya perhatikan kok orang-orang hebat (elit-elit PDI Perjuangan) nyaris tidak ada yang berani bersuara untuk membelanya. Ada apa dengan elit-elit PDIP ini? Kenapa hanya kader-kader PDIP seperti Adian Napitupulu, Deddy Sitorus dan sedikit lainnya yang bersuara? kemana yang lain-lainnya, yang populer-populer itu?! Takutkah mereka bersuara karena tertekan oleh ancaman Jokowi?” tanya Saiful Huda Ems.
Menurut Saiful Huda, tidak seharusnya Hasto Kristiyanto dibiarkan berjuang sendirian, menghantam benteng-benteng kerakusan dan keangkuhan Jokowi yang sekarang dipelihara oleh Rezim Prabowo Subianto. “Lupakah mereka bahwa tanpa perjuangan keras Mas Hasto sebagai Sekjen PDIP, rasanya kecil sekali kemungkinan mereka bisa berjaya seperti sekarang ini,” kata Saiful Huda.
Saiful mengingatkan bahwa Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK bukan untuk kasus korupsi, tapi kasus suap recehan, yang sebenarnya juga sangat dipaksakan dakwaannya. Sebab sangat nyata Hasto Kristiyanto tidak pernah melakukannya.

Saiful Huda pun bertanya, apakah untuk kasus recehan seperti ini elit-elit PDIP tak berani bersuara untuk membelanya? Bukankah kasus recehan yang demikian menjadi bukti bahwa sebenarnya Jokowi tidak mampu untuk mencari kesalahan yang lebih besar dan memang sepertinya tak pernah dilakukan oleh Hasto Kristiyanto. Lalu, kenapa untuk kasus yang begini saja elit-elit PDI Perjuangan tak berani bersuara?
Dakwaan hanya pengulangan
Menurut Saiful Huda Ems, Hasto Kristiyanto ditahan KPK, untuk suatu dakwaan yang sangat tidak berdasar, berubah-ubah, tidak ada bukti valid hingga terkesan sangat mengada-ada. Betapa tidak, selain beberapa saksi seperti Agustiani Tiofridelina yang menolak hendak disuap Rp 2 miliar oleh KPK agar kesaksiannya memberatkan Mas Hasto, dakwaan KPK terhadap Mas Hasto juga hanya pengulangan perkara yang sudah inkracht atau berkekuatan hukum tetap. Para pelakunya pun sudah mendapatkan hukuman masing-masing dalam Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat tahun 2020.
Saiful mengaku sejak semula kami ia sudah menduga bahwa Mas Hasto akan dijadikan target operasi khusus rezim Jokowi. Menurut Saiful, hal itu telah disampaikan oleh Mas Hasto kepadanya sekitar 3 hari setelah Pilpres 2024 atau sekitar tanggal 15 Februari 2024.
“Mas, saya lagi dijadikan target,” kata Mas Hasto pada saya ketika itu. “Oleh KPK, Mas?,” tanya saya. “Ya, begitulah,” jawab Mas Hasto. “Astaghfirullah…tenang Mas, itu berarti kritik-kritik Mas Hasto selama ini telah mengena tepat di jantungnya Jokowi. Kalau di zaman Orde Baru orang-orang kritis itu di PKI kan, sedangkan di zaman sekarang di KPK kan. Sabar saja,” kata saya pada Mas Hasto ketika itu,” cerita Saiful Huda.
BACA JUGA:
- Dakwaan KPK Tidak Konsisten, Saiful Huda Ems: Ini Bukti Kasus Hasto Kristiyanto Sarat Kepentingan Politik
- Saiful Huda Ems: KPK Berusaha Menelikung Proses Hukum Kasus Hasto Kristiyanto
- Dinilai Sangat Kental Nuansa Politik, Saiful Huda Ems Minta KPK Bebaskan Hasto Kristiyanto
“Tapi saya akan lawan Mas, saya tidak akan diam, karena saya tidak bersalah apa-apa. Sebetulnya saya sudah diancam sejak Agustus 2023”. Jelas Mas Hasto. “Ya…ya…saya faham Mas, semoga Mas Hasto dilindungi Gusti Allah,” sambul Saiful Huda menceritakan doalognya dengan Hasto Kristiyanto.
Saiful Huda mengaku itu merupakan pertemuan pertamanya dengan Mas Hasto, politisi papan atas di negeri ini yang sangat ramah dan rendah hati serta gemar berdiskusi soal politik dan sejarah. Setiap bertemu, Hasto selalu terlebih dahulu menyuguhi beberapa buku sejarah untuk dibaca dan diskusikan bersama.
Pada awalnya, menurut Saiful, ia agak pesimis dengan tokoh-tokoh politisi Indonesia kontemporer, yang biasanya sangat pragmatis, oportunis dan membuang jauh ideologinya. Mirip dengan Jokowi yang pernah diungkapkannya secara terang-terangan pada Rieke Diah Pitaloka.
Namun tidak demikian dengan Mas Hasto, Sekjen partai politik terbesar (PDIP) dan pemenang Pemilu 3 kali berturut-turut ini. Mas Hasto Kristiyanto adalah pemikir besar, pelahap banyak buku dan sangat serius melakukan pelembagaan partai. Sehingga jangan heran jika Ibu Megawati Soekarnoputri sangat mempercayai kapabilitas dan integritas Mas Hasto Kristiyanto.
Di tangan Hasto Kristiyanto, PDIP maju pesat menjadi partai modern dan terbuka. “Mas, ini kantor yang dahulu diserbu antek-antek Orba ya? Saya dulu sering nongkrong di sini, tapi sekarang kok jadi kantor yang bagus dan megah sekali, sampai saya tadi nyaris tak lagi mengenali tempat ini,” tanya Saiful.
“Iya Mas, ini kantor yang dahulu diserbu,” jawab Mas Hasto. “Luar biasa, alhamdulillah,” kata Saiful kagum.
Perbincangan tersebut berlangsung saat Saiful Huda bertemu Hasto untuk yang kedua kalinya. Pada kesempatan itu, Saiful diajak Mas Hasto untuk melihat beberapa ruangan yang dijadikan tempat kegiatan partai. Luar biasa sekali perkembangan PDI Perjuangan.
Sejak saat itu, Saiful mengaku berkali-kali diajak bertemu Mas Hasto dan berdiskusi banyak hal soal Republik ini. Bagi Saiful, ini merupakan suatu kehormatan tersendiri karena sebagai aktivis, sudah puluhan tahun ia terpinggirkan oleh keangkuhan pemerintah, yang lebih gemar merampok daripada memperjuangkan nasib rakyat. (*)