beritabernas.com – Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi AM Putut Prabantoro mengatakan, Pemilu 2024 menjadi pilihan strategis untuk masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, tahun 2023-2024 yang merupakan tahun politik menjadi sangat penting.
Hal itu disampaikan Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi AM Putut Prabantoro di hadapan sekitar 700 peserta Kongres XII GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) di Christian Center, Ambon, Maluku, Minggu 14 Mei 2023.
Selain Putut Prabantoro yang hadir mewakili Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, juga hadir Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febri Calvin Tetelepta dan Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia Firman Jaya Daeli.
Dalam diskusi yang dipandu Harsen Roy Tampomuri, Ketua DPP GAMKI Bidang Demokrasi dan Kepemiluan, Putut Prabantoro yang juga Penasihat ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) mengatakan, tema besar untuk tahun politik ini adalah menjadi bangsa yang cerdas dan memilih presiden dengan kecerdasan. Karena menjadi bangsa yang cerdas adalah satu-satunya cara bagi Indonesia untuk memenangkan perubahan dan berbagai ancaman yang sudah di depan mata.
Menurut Putut Prabantoro, dampak dari dunia digital jelas terlihat memengaruhi kehidupan kaum muda dan memprihatinkan. Sehingga Indonesia dikhawatirkan menjadi bangsa yang tidak cerdas. Ia memberi contoh ratusan pelajar dari Ponorogo, Jawa Timur hamil di luar nikah merupakan fenomena gunung es.
Selain itu, kasus AG, gadis di bawah umur yang mampu membuat geger Indonesia, trending rental pacar yang dilakukan oleh sekelompok anak muda, bencana flexing, pornografi yang meningkat karena mengejar viewer, naiknya AIDS di Aceh, merupakan contoh perubahan-perubahan nilai yang sedang terjadi di Indonesia.
Dikatakan, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai produsen hoax di dunia. Ada 800.000 situs hoax di Indonesia dan hoax paling banyak beredar di Indonesia adalah bidang sosial politik. Indonesia berada pada tingkat 29 dari 32 negara terkait dengan tingkat kesopanan dalam berinternet.
“Semua perubahan dan persoalan ini hanya membutuhkan bangsa yang cerdas,“ tegas Putut Prabantoro, yang juga pendiri dan penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI).
Menurut Putut, penduduk Indonesia per Januari 2023 berjumlah 276,4 juta yang terbagi 49,7 persen perempuan dan 50,5 persen laki-laki. Pengguna internet sebanyak 212,9 juta atau 77 persen dari total jumlah penduduk, termasuk di dalamnya 167,0 juta pengguna medsos. Jumlah koneksi internet sebanyak 353,8 juta atau 128 dari jumlah penduduk pada awal 2023.
Adu domba dan berita hoax
Putut Prabantoro mengatakan, dalam tahun politik, adu domba melalui berita-berita hoax tersebut selalu menjadi warna pemilu. Praktik adu domba berulang terus pada setiap pemilu. Bangsa Indonesia tidak pernah belajar, salah satu karakter yang menyebabkan 350 tahun dijajah karena karakter lemah, mudah diadu domba.
“Menjadi bangsa yang cerdas satu-satunya cara untuk menghindarkan Indonesia dari kehancuran persatuan bangsanya,” tegas Putut Prabantoro.
Ia pun berharap tingkat penyebaran hoax atau kebohongan pada pemilu/ tahun politik 2023-2024 turun. Pada tahun 2021, tingkat penyebaran kebohongan mencapai 11,9% dari jumlah pengguna internet.” Kalau tingkat persentase penyebar hoax tidak berubah, tetapi jumlah pengguna/ user naik, sama saja dalam jumlah naik. Penyebaran hoax memang dengan maksud dan niat untuk mengadu domba,“ tandas Putut Prabantoro.
Karena itu, Taprof Lemhannas Bidang Ideologi itu berharap, dengan melihat kenyataan yang ada ini, GAMKI bisa menjadi motor dan agen perubahan. Ancaman global yang berasal dari luar dan dalam negeri hanya bisa dihindarkan jika Indonesia menjadi bangsa yang cerdas. (lip)
There is no ads to display, Please add some