beritabernas.com – Tim dari UGM yang diketuai Farah Octaviani meraih juara pertama lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diadakan oleh SPMKB (Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana) UII pada 14 November 2023.
Tim dari UGM tersebut meraih juara dengan karya tulis berjudul Pemanfaatan Metode Phytomining-Sol Gel Terintegrasi Elektrolisis Guna Mendukung Akses Air Bersih dan Produksi Hidrogen: Studi Kasus Tambang Nikel Sulawesi Tenggara.
Sementara juara II diraih tim dari IPB University yang diketuai Bayu Nugroho dengan karya tulis berjudul Rancang Bangun Teknologi Kultur Mikroalga Terkendali Sebagai Inovasi Pengelolaan Gas CO2 Guna Meminimakan Dampak Perubahan Iklim.
Kemudian juara III diraih tim dari UII yang diketuaii oleh Zalfa Nihamuyassari Kanilla dengan karya tulis berjudul Potensi Bakteri Pseudomonas SP sebagai Agen Biodegradasi Sampah Plastik Strategi Penghijauan Lingkungan Terhadap Akumulasi Polutan Plastik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ketua TPMKB UII yang juga Ketua MaTTa Bencana Indonesia Dr Ir Dwi Handayani ST MSc IPM dalam seminar berjudul Save the Earth, Save Yourselves. Think Green, Be Green, and Stop Polluting di Ruang Teatrikal Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof Sardjito Kampus Terpadu UII, Rabu 29 November 2023, mengatakan, lomba karya tulis ilmiah ini diikuti oleh 77 tim yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Lombok. Presentasi kompetisi dilaksanakan pada Selasa, 14 November 2023.
Menurut Dwi Handayani, lomba ini diadakan sebagai upaya TPMKB UII untuk mendorong peran pemuda dalam upaya antisipasi bencana akibat perubahan iklim. Karya ilmiah dapat berupa teknologi inovatif, rancang bangun, hasil penelitian/observasi, pengabdian kepada masyarakat dan sebagainya.
Tujuan dari lomba tersebut, menurut Dwi Handayani, unntuk mengedukasi, mendorong dan menggaungkan pemahaman mitigasi bencana terhadap perubahan iklim di kalangan pemuda.
Dwi Handayani mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami ancaman terhadap Bencana Hidrometrologi. Banjir, kekeringan panjang, tanah longsor, kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim di dunia. Pencetus perubahan iklim yang terjadi di Indonesia Sebagian besar disebabkan oleh illegal logging, kebakaran hutan, kerusakan lahan rawa, dan polusi udara.
BACA JUGA:
- FTSP UII Gelar Geotechnical Lecture sebagai Forum Pertukaran Pengetahuan dan Temuan Terkini bidang Geoteknik
- FTSP UII Serahkan Bantuan 100 Tanki Air Bersih kepada Warga Gunung Kidul
Hal tersebut terjadi karena kapasitas penyerapan karbondioksida melebihi ambang batas kemampuan.
Perubahan iklim dan pembangunan dalam aspek lingkungan sosial dan pembangunan ekonomi secara
berkelanjutan tentunya memiliki hubungan tidak terpisahkan. Polusi udara di Indonesia merupakan
masalah serius yang memengaruhi kualitas hidup penduduk.
Mengutip Air Quality Life Index (AQLI) tahun 2021 yang di liris pada Maret 2022, Dwi Handayani mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-17 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia dan tertinggi di Kawasan Asia Tenggara.
Sementara data Internasional Energy Agency (IEA) menunjukkan 51 persen emisi CO2 di Indonesia berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara yaitu sebesar 30 persen pada 2021, diikuti dengan sektor industri 24 persen, transportasi 24 persen dan rumah tangga 5 persen.
Dikatakan, perubahan suhu yang terjadi di Indonesia mengakibatkan peningkatan suhu ratarata, kemarau berkepanjangan di beberapa daerah yang ada di Indonesia, cuaca panas karena minimnya tingkat pertumbuhan awan, dan tingkat kelembapan udara yang menurun terutama pada siang hari.
Hal ini menyebabkan perubahan suhu di sejumlah kota besar besar Indonesia yang secara geografis terletak di selatan ekuator mencapai nilai tertinggi pada September dan Oktober dengan suhu tertinggi 38,6 derajat Celsius pada Selasa (17/10/2023) hingga Rabu (18/10/2023).
“Peran pemuda dalam upaya antisipasi bencana akibat perubahan iklim perlu terus didorong dan digaungkan. Karena itu, SPMKB UII menangkap peluang tersebut dengan mengadakan kompetensi karya tulis ilmiah tingkat nasional dan seminar Siaga Awards 2023 dengan tema Save the Earth, Save Yourselves. Think Green, Be Green, and Stop Polluting,” kata Dwi Handayani dalam laporannya pada pembukaan seminar tersebut. (lip)
There is no ads to display, Please add some