beritabernas.com – UII menjadi pionir atau pelopor sekolah lanjut usia (lansia) di Indonesia yang berbasis perguruan tinggi. Hal ini menyusul diluncurkannya/launching Sekolah Lansia Maharani di RTHP (Ruang Terbuka Hijau Publik) Bumen RW 06 Kelurahan Purbayan, Kemantren/Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, Rabu 26 Pebruari 2025.
Peluncuran Sekolah Lansia Maharani hasil KKN Tematik angkatan 70 Mahasiswa UII ini dilakukan oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD bersama Kepala BKKBN DIY Muhammad Iqbal Apriansyah SH MPH. Acara pencuran sekolah lansia ini bersamaan dengan Expo KKN Tematik Pendampingan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) sebagai rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat meperingati Milad ke-82 UII.
Menurut Muhammad Iqbal Apriansyah, Kepala Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY, Sekolah Lansia Maharani yang diluncurkan ini merupakan sekolah lansia berbasis perguruan tinggi yang pertama di Indonesia. Sehingga Sekolah Lansia UII ini menjadi pionir dan diharapkan menasional atau diterapkan secara nasional.

“Di DIY sudah ada 16 sekolah lansia berbasis APBN, APBD dan komunitas. Namun, sekolah lansia berbasis perguruan tinggi baru pertama kali dari Kalurahan Purbayan ini untuk Indonesia. Kami akan mengampanyekan agar sekolah lansia berbasis perguruan tinggi yang diawali UII ini bisa diterapkan secara nasional,” kata Muhammad Iqbal Apriansyah yang mengapresiasi inisiatif UII membuat sekolah lansia ini.
Menurut Muhammad Iqbal, kurikulum Sekolah Lansia ada 12 materi yang disampaikan dalam 12 pertemuan atau sekali sebulan. Dalam sekolah lansia, para siswa menemukan teman sebaya yang dapat dijadikan teman ngobrol. Sementara di rumah, mereka tidak mempunyai teman ngobrol karena anak dan cucunya sudah berbeda materi perhatian.
- Tambah 5 Profesor Baru, UII Tegaskan Komitmen Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- Baru 9 Perguruan Tinggi Swasta di LLDikti Wilayah V DIY yang Terakreditasi Unggul
Dikatakan, melalui sejumlah Sekolah Lansia, siswa mengalami perubahan signifikan yang positif. Mereka lLebih ceria, suka ngobrol dan terbuka. Bahkan secara fisik, ada yang mulai beraktivitas. Sebab satu dari 12 materi pembelajaran ada gerakan fisik seperti senam lansia.
Rektor UII Prof Fathul Wahid mengatakan, KKN Tematik UII, telah dilaksanakan dan mendampingi 100 desa di 6 atau 7 kabupaten di Jawa Tengah dan DIY. “Kami selalu melihat desa sebagai mitra, bukan desa binaan. Sebab kami sejajar, ingin maju dan berkembang bersama, dengan melihat potensi yang ada dan masalah yang ada di desa tersebut.
Dikatakan, saat KKN mahasiswa mengidentifikasi potensi desa, apa yang dibutuhkan desa agar bisa berkembang. “Launching Sekolah Lansia dan Expo KKN Tematik Pendampingan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini merupakan salah satu bukti bahwa kami ingin memahami potensi, masalah dan kami hadir sebagai solusi. Bisa jadi belum sempurna, tetapi Insya Allah sepanjang waktu bisa diperbaiki, dilengkapi secara lebih baik lagi,” kata Rektor UII.

Saat ini jumlah lansia di Kelurahan Purbayan ada 1.000 lebih. Bahkan ada 58 Lansia yang perlu pendampingan rutin perawatan jangka panjang. Lansia merupakan fakta yang sifatnya alami, semua orang akan mengalaminya.
“Sehingga bila ada ekosistem yang mendukung semua orang akan menua secara nyaman. Karena yakin, akan ada orang yang peduli. Lansia itu penginnya mandiri tidak ingin merepotkan orang lain,” kata Prof Fathul.
Menurut Fathul Wahid, Lansia perlu sahabat, perlu kawan yang mendampingi. Ia memberi contoh ketika masih di Bandung, ia sering mengunjungi ibu kos, menemani ngobrol. “Saya tidak bawa oleh-oleh, tetapi saat pulang, saya malah disangoni dan diberi kue. Lansia itu butuh teman ngobrol. Saya berharap kebutuhan Lansia seperti itu dapat terpenuhi di Sekolah Lansia Maharani Kalurahan Purbayan ini,” harap Fathul Wahid. (lip)
There is no ads to display, Please add some