Umat Katolik Gereja Babadan Panen Perdana Eco Enzyme dan Praktek Membuat Sabun Organik

beritabernas.com – Melalui Komisi Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup (KCLH), umat Katolik Gereja Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan, Sleman, DIY yang tergabung dalam komunitas Banyu Urip melakukan panen perdana pupuk organik cair dengan metode Eco-Enzyme (EE) di aula gereja setempat, Minggu 19 November 2023.

Formula EE yang masih terkemas dalam sejumlah kaleng tertutup tersebut sudah diproduksi sebagian umat selama 3 bulan dengan fermentasi dari campuran gula merah/molase (1 bagian), kulit buah segar (3 bagian) dan air bersih (10 bagian).

“Fermentasi Eco Enzyme dilakukan minimal 3 bulan. Sebagian tertanggal produksi 17 Agustus 2023. Produk perdana ini dikumpulkan dan dipanen bersama hari ini,” kata salah satu pembuat EE Joko Sumpeno.

Marcelinus Iwan (kanan) memberikan materi dan mendampingi praktek pembuatan sabun badan dengan bahan baku Eco Enzyme di hadapan umat Gereja Paroki St Petrus dan Paulus Babadan, Sleman, Minggu (19/11/2023). Foto: AG Irawan/ beritabernas.com

Pada acara tersebut semua peserta berkesempatan membuka dan menuangkan EE ke galon yang tersedia. Cairan yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk pupuk cair. Sedang padatan untuk pupuk padat berbagai keperluan pertanian dan perkebunan.

Tak hanya panen EE, peserta juga diajak oleh Marcelinus Iwan Daru Harjanto untuk praktek membuat sabun badan padat dengan bahan baku EE. “Hari ini kita juga akan praktek langsung membuat sabun badan dari Eco Enzyme,” terang Iwan mengawali workshop.

BACA JUGA:

Dengan bahan baku EE, minyak kelapa, soda api dan pewangi, para peserta antusias mengikuti arahan Iwan dan mempraktekkannya dalam kelompok. “Sabun dari bahan organik seperti EE ini ramah lingkungan. Karena limbah sabun mudah terurai di alam. Beda dengan sabun di pasaran yang residunya mencemari air dan tanah. Residu sabun di pasaran itu kan berupa minyak dan lemak sehingga sulit terurai di alam. Beda dengan sabun dari bahan organik yang kita buat hari ini. Sangat ramah lingkungan,” terangnya.

Suasana panen perdana EcoEnzyme di Gereja Katolik St Petrus dan Paulus, Babadan, Sleman, Minggu (19/11/2023). Foto: AG Irawan/beritabernas.com

Salah satu peserta Linda mengaku senang dengan pelatihan EE kali ini. “Kita bisa praktek langsung dan tahu mencampur komposisi yang tepat. Menarik ini,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diisi berbagi pengalaman peserta yang sudah mempraktekkan pembuatan pupuk organik. Seperti yang dilakukan Petrus PGaroko warga padukuhan Babadan, Wedomartani. Ia memanfaatkan seresah daun lalu dicacah dan diberi starter bakteri baik untuk membuat  pupuk organik padat.

Pada sesi akhir setiap peserta mendapatkan satu botol EE yang siap digunakan. Dan berkesempatan mendapat doorprize berupa pupuk cair, satu karung pupuk padat dan tanaman hias, bagi yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan penyelenggara. (ag irawan)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *