beritabernas.com – Program Profesi Arsitek (PPAr), FTSP Ull meluluskan 19 mahasiswa angkatan ke-16 dan mereka mengikuti sumpah keprofesian arsitek di Auditorium Kampus FTSP UII, Sabtu 19 Oktober 2024.
Dari 19 lulusan Program Profesi Arsitek angkatan ke-16 tersebut, 2 orang meraih predikat summa cum laude dengan IPK sempurna 4. Keduanya adalah Aliya Jauhari Hildayanti (Samarinda) dan Dwiwangga Sang Nalendra Hadi (Bengkulu).
Sementara 14 orang lainnya meraih predikat Cumlaude (Dengan Pujian), yakni Muhammad Raffi Anton Pratama (Klaten) dengan IPK 3,97, Frisca Savira (Surabaya) dengan IPK 3,95, Hana Fatin Izzatuljannah (Tangerang) IPK 3,94, Fahmi Fachriza (Kudus) IPK 3,92, Muhammad Zus’an Arientaka (Mataram) IPK 3,91, Jilanaura Abiyya Kusuma (Yogyakarta) IPK 3,90, Fadly Yusuf Arjanggi (Cirebon) IPK 3,89, Ismail Ammar Syauqi (Cirebon) IPK 3,88, Nabilla Yananggita Putri (Pati) IPK 3,87, Abhista Abrar Irawan (Temanggung) dan Risti Astuti (Kulon Progo) masing-masing dengan IPK 3,83, Ramadhantie Puspa Meryndha (Jakarta) IPK 3,81 dan Zhahrinaldy Aufarihaydan (Tegal) dan Rudi Setiawan (Klaten) sama-sama meraih IPK 3,80.
Sedangkan 3 orang lainnya meraih predikat With Distinction (Sangat Memuaskan) dengan IPK 3,73 diraih oleh Hepara Hada Nurasyamsa (Boyolali), IPK 3,72 diraih oleh Muhammad Hasby Misbahuddin Abdulkarim (Denpasar) dan IPK 3,52 diraih oleh Muhammad Faiq Fahrurrozii (Sleman).
Dr Ar Yulianto Purwono Prihatmaji STMT IPM IAI, Ketua Program Profesi Arsitek (PPAr) FTI UII, mengatakan, sumpah keprofesian arsitek ProgramProfesi Arsitek (PPAr) Ull periode ini merujuk pada rapat Yudisium pada 28 Agustus 2024.
Dikatakan, ke-19 lulusan yang mengikuti sumpah keprofesian ini merupakan mahasiswa Program Profesi Arsitek Ull yang telah tuntas menjalani proses pembelajaran selama 1 tahun dengan menempuh 36 SKS berupa 9 mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan.
“Mereka belajar Architect Leadership dengan beragam disiplin ilmu di mata kuliah Studio Arsitek Profesional multy-disciplin, yang dilaksanakan di dalam kampus (in campus studio) bersama para Tenaga Ahli multidisiplin, yakni Ahli Mekanikal Elektrikal dan Ahli Struktur,” kata Yulianto Purwono.
Menurut Yulianto Purwono, mahasiswa berperan menjadi arsitek yang mengkoordinasikan proyek perancangan dengan kasus nyata. Architect Leadership in community melalui mata kuliah Studio Arsitek Profesional participatory dan Advokasi Desain yang dikerjakan bersama klien masyarakat dan/atau komunitas. Para mahasiswa berperan menjadi pendamping masyarakat untuk menemukan solusi desain rancangan.
Selain itu, kegiatan kerja praktik dilakukan di perusahaan Konsultan Perencana anggota Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF) secara akumulatif selama 3 bulan. Mereka belajar tentang Manajemen Bisnis Arsitektur pada kasus nyata. Kegiatan semacam ini membuka peluang kerja bagi mahasiswa dan tidak sedikit mahasiswa langsung mendapat kesempatan bekerja di tempat kerja praktik sesudah mahasiswa lulus. Hal ini menjadikan indikator waktu tunggu lulusan untuk bekerja menjadi sangat baik.
BACA JUGA:
- Prodi Profesi Arsitek UII Kembali Melahirkan Tenaga Arsitek Baru yang Kompeten
- 14 Lulusan Program Profesi Arsitektur FTSP UII Ikuti Sumpah Keprofesian
Menurut Yulianto, secara keseluruhan, dalam kurun masa pembelajaran, mahasiswa telah terlibat dengan beragam kegiatan pembelajaran, pengabdian masyarakat dan penguatan karakter keprofesian, sehingga setelah lulus mereka mampu menerapkan Kode Etik Profesi dan Kaidah Tata Laku Arsitek yang telah diperoleh bersama IAI. “Lulusan telah siap bekerja bersama para Arsitek Mentor di biro-biro arsitek yang terkoordinasi oleh IAI di provinsi-provinsi seluruh Indonesia,” kata Yulianto.
Sementara Prof Dr Ir Sri Suning Kusumawardani ST MT, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud Ristek yang hadir secara virtual, mengatakan, sumpah profesi merupakan janji formal yang diucapkan calon arsitek memasuki profesi. Sumpah mencerminkan tanggungjawab moral, etika dan profesionalisme yang harus dijunjung tinggi oleh paraarsitek dalam menjalankan tugas
“Dalam hal ini arsitektur berjanji akan bekerja demi kepentingan umum, merancang bangunan dan ruang yang berfungsi baik serta memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Etika dan profesionalisme di sini dalam arti arsitek harus menjaga integritas, transparansi dan profesilisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, termasuk mematuhi standar etik profesi dan peraturan yang berlaku,” kata Sri Suning Kusumawardani.
Sedangkan Prof Dr Jaka Nugraha S.Si MSi, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, mengatakan, pendidikan profesi sangat penting dan bermanfaat sebagai bekal bagi para lulusan untuk menjadi arsitek berkualitas.
Pencapaian arsitek tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tapi juga bagi masyarakat. Menurut Prof Jaka Nugraha, esensi dari pendidikan adalah peningkatan kualitas kompetensi.
Acara pengambilan keprofesian arsitek tersebut antara lain dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Hukum, Kepegawaian, dan Tata Laksana Tego Sudarto SE MM, Dekan FTSP UII Prof Dr-Ing Ar Ilya Fadjar Maharika MA IAI, Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Dewi Larasati ST MT PhD, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Nasional Ar Georgius Budi Yulianto IAI AA dan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia DIY Ar Baritoadi Buldan Rayaganda Rito ST MA. (lip)
There is no ads to display, Please add some