beritabernas.com – Sedikitnya 14 perlindungan satwa yang tergabung dalam Animal Friends Jogja (AFJ) melakukan aksi di depan Gerai McDonald’s Sudirman Yogyakarta, Jumat 31 Mei 2024. Aksi itu dilakukan karena tuntutan aktivis perlindungan satwa sebelumnya belum dipenuhi oleh manajemen rumah makan cepat saji itu.
Dengan mengenakan kostum dan memegang poster, para aktivis AFJ mendesak McDonald’s Indonesia agar menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan ayam petelur dengan mengeluarkan komitmen bebas sangkar (cage-free).
Menurut Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye AFJ Farmed Animals Advocacy, dalam rilis yang dikirim kepada beritabernas.com, Jumat 31 Mei 2024, McDonald’s Indonesia tertinggal jauh dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam penerapan standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi.
Bahkan, mereka juga belum menerapkan standar kesejahteraan hewan yang sama dengan McDonald’s lain di berbagai belahan dunia. McDonald’s di Kanada, Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa dan Australia, menurut Dhiani, telah menunjukkan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ayam-ayam petelur dari rantai pasok, dengan mengeluarkan komitmen bebas sangkar. Sementara McDonald’s Indonesia hingga kini belum membuat komitmen serupa.
“They’re Not Lovin’ It,” demikian bunyi salah satu poster yang dibawa oleh seorang aktivis, menunjukkan potret ayam petelur dengan keadaan menyedihkan di dalam kandang sangkar atau yang lebih dikenal dengan istilah kandang baterai.
Dua orang aktivis terlihat mengenakan kostum ayam dengan bulu yang rontok dan tubuh penuh luka. Salah satu dari mereka memegang telur berukuran besar yang dipenuhi darah dan kotoran, sementara yang lain meringkuk di dalam kandang, sebagai simbol penderitaan para ayam petelur di dalam kandang baterai.
BACA JUGA:
- Momen Hari Ibu, Animal Friends Jogja Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur
- AFJ Ajak Peternak untuk Beralih Menggunakan Sistem Bebas Kandang Baterai
- AFFA Minta Super Indo Menghentikan Penjualan Telur Ayam dari Kandang Baterai
Beberapa aktivis lain terlihat memegang berbagai poster yang memperlihatkan desakan agar McDonald’s Indonesia segera mengumumkan komitmen bebas sangkarnya. “Sebagai salah satu restoran cepat saji terbesar di Indonesia, McDonald’s punya kekuatan untuk membuat perubahan yang lebih baik dalam rantai pasoknya,” kata Dhiani Probhosiwi sembari memegang selebaran berisi desakan kepada McDonald’s untuk disebarkan kepada para pengguna jalan.
Namun, menurut Dhiani, mereka membiarkan diri tertinggal dari para pesaing, seperti Burger King, Pizza Hut atau KFC terkait standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi. Mereka telah memiliki komitmen bebas sangkar, sedangkan McDonald’s Indonesia bahkan tidak memberikan respons apapun terkait desakan bebas sangkar dari publik.
Kandang baterai tidak sesuai dengan lima prinsip kebebasan hewan yang dikeluarkan oleh World Organisation for Animal Health (OIE). Sebab, dalam satu kandang sempit, satu hingga dua ayam dikerangkeng selama kurang lebih dua tahun untuk memproduksi telur hingga dianggap
tidak menguntungkan lagi dan dibawa ke penjagalan.
Ayam-ayam petelur tidak dapat mengekspresikan perilaku alami yang penting untuk kesehatan mereka karena ruang gerak satu individu ayam tidak lebih besar dari selembar kertas A4. Hal ini menyebabkan tingkat stres yang tinggi dan frustrasi. Mereka juga rentan mengalami luka fisik karena tersangkut di jeruji,
berpotensi tinggi mengalami patah tulang, dan juga kerontokan bulu (kebotakan) akibat
gesekan terus menerus dengan jeruji.
Ayam-ayam di kandang baterai terpaksa hidup dalam atmosfer yang beracun. Uap amonia dari tumpukan kotoran di bawah kandang menyebabkan mata terbakar, penyakit pernapasan kronis, dan infeksi pernafasan yang bisa menyebabkan kebutaan. Telur dari kandang baterai memiliki potensi kontaminasi Salmonella sp. yang lebih tinggi dibandingkan telur dari peternakan cage-free.
Ironisnya, menurut data Badan Pusat Statistik, populasi ayam ras petelur di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 378.590.549, dengan lebih dari 80% peternakan ayam petelur masih menggunakan sistem kandang baterai.
Aksi ini ditutup dengan usaha AFJ untuk menyerahkan properti telur berukuran besar dengancorak darah dan kotoran, bertuliskan “Go Cage-Free, McDoanld’s!”, sebagai simbol penderitaan ayam petelur yang dipaksa menjadi mesin pencetak telur di dalam kandang baterai. Namun, McDonald’s menolak. Penolakan ini sejalan dengan sikap McDonald’s yang hingga kini belum menunjukkan ketertarikan untuk meningkatkan kesejahteraan ayam petelur dalam rantai pasok mereka, sesuai dengan desakan-desakan dari para aktivis perlindungan satwa dan permintaan konsumen agar mereka segera menerbitkan komitmen bebas sangkar. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some