BSSN Sebut Serangan Siber Bisa Memecah Belah Bangsa

beritabernas.com – Deputi Bidang Operasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayjen TNI Dominggus Pakel mengatakan, ancaman serangan siber kini tak lagi hanya bersifat teknis, tetapi juga sosial dan berpotensi besar dapat memecah belah bangsa melalui penyebaran hoaks, propaganda dan manipulasi informasi.

Di tengah kompleksitas era perang generasi kelima (G5), serangan semacam ini tidak hanya menargetkan infrastruktur digital, tetapi juga memengaruhi tatanan sosial dan budaya bangsa. Ancaman siber tentu akan selalu berbanding lurus dengan kemajuan teknologi.

“Internet kini menjadi jalur utama dalam berbagai aktivitas seperti komuniksai, transaksi ekonomi, bahkan sosial dan budaya yang mencakup seluruh elemen masyarakat, pemerintahan hingga sektor swasta. Ketergantungan terhadap internet begitu tinggi, namun keberlangsungan internet juga memerlukan dukungan daya listrik. Jika terjadi gangguan pada jaringan listrik, seperti PLN lumpuh, maka seluruh sistem internet akan ikut lumpuh, sehingga dapat mengancam tatanan ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan (epoleksosbud hankam) nasional,” kata Mayjen TNI Dominggus Pakel dalam pertemuan dengan Korps Menwa Indonesia di Kantor BSSN Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin 14 Oktober 2024.

Mayjen TNI Dominggus Pakel (kelima dari kiri) dan Ketua PP Korps Menwa Indonesia Mayjen TNI (Purn) Jan Pieter Ate MBus MA (keenam dari kiri). Foto: Istimewa

Menurut Mayjen TNI Dominggus Pakel, ancaman negara saat ini tidak hanya berfokus pada empat matra pertahanan (TNI dan Polri), tetapi juga pada dimensi kelima, yaitu ancaman siber di dunia maya. “Dengan 512 pemerintah daerah dan 98 infrastruktur kementerian serta lembaga swasta yang rentan terhadap serangan siber, diperlukan kerjasama lintas sektor untuk menghadapi ancaman ini,” tandas Dominggus Pakel.

Sementara Ketua Pengurus Pusat Korps Menwa Indonesia Mayjen TNI (Purn) Jan Pieter Ate MBus MA menjelaskan bahwa Korps Menwa memiliki mahasiswa aktif yang berasal dari perguruan tinggi di berbagai provinsi serta alumni yang telah menyelesaikan kuliah dan berkarir di berbagai sektor pekerjaan, baik swasta maupun pemerintah. 

Dalam audiensi ini, kedua pihak saling bertukar pandangan terkait potensi Korps Menwa yang dapat memaksimalkan peran anggota dalam membantu pertahanan nasional, khususnya di ranah siber, sebagaimana program cyber patriot yang telah beberapa kali dilakukan.

Mayjen TNI Dominggus Pakel menekankan bahwa dunia kini memasuki era perang generasi kelima (G5), yang mencakup serangan asimetris, hybrid dan modern. 

BACA JUGA:

“Sebagai garda utama keamanan siber Indonesia, BSSN menghadapi serangan siber yang bersifat teknis, seperti pada jaringan dan database serta serangan sosial, seperti penyebaran hoaks dan propaganda budaya yang tentunya serangan sosial ini butuh semua elemen untuk menangkalnya termasuk kalangan akademis dan mahasiswa,” kata Dominggus.

Sebagai langkah konkret dalam menyebarkan literasi terkait cyber awareness, menurut Dominggus, BSSN telah menyiapkan 250 modul pelatihan yang mencakup berbagai tingkat kemampuan, mulai dari operator hingga kelas lanjut (advance). 

“Modul-modul ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai ancaman dan teknik pertahanan siber, dan kedua pihak saling sepakat untuk bersinergi dalam membangun cyber security awareness, terutama untuk masyarakat,” kata Mayjen TNI Dominggus Pakel dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Rabu 16 Oktober 2024 malam. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *