Lewat Tarian Caci, Orang Manggarai di Jogja Melestarikan Seni dan Budaya Daerah

beritabernas.com – Dalam upaya melestarikan dan mempromosikan budaya Manggarai, Flores, NTT di perantauan, Ikatan Keluarga Manggarai Raya Yogyakarta (Ikamaya kembali menggelar Pagelaran Seni dan Budaya Manggarai bertajuk SERENA (Seni dan Ekspresi dalam Ritme dan Nuansa). Di antaranya tarian caci.

Acara ini digelar di Lapangan Pemda Sleman, DIY pada 11 hingga 12 April 2025. Hari pertama dimulai dengan kegiatan Lonto Leok, Kapu Agu Naka dan Mbata Bersama yang berlangsung mulai pukul 20:00 hingga 22:00 WIB. Sementara hari kedua merupakan puncak acara yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Manggarai yang berada di Yogyakarta yakni pertunjukkan budaya Manggarai yaitu
tarian caci.

Tepat pukul 08.00 WIB, pertunjukan budaya dimulai dengan Tarian Tiba Meka, sebuah tarian penyambutan yang dibawakan dengan anggun oleh para gadis cantik asal Manggarai yang mengenakan busana adat penuh warna. Gerakan mereka yang lembut namun berwibawa menjadi simbol penghormatan dan sapaan hangat khas masyarakat Manggarai kepada para tamu undangan.

Naura Dominique saat membawakan lagu Mata Leso Ge dalam acara Pagelaran Seni Budaya Manggarai, Sabtu 12 April 2025. Foto: Cristian

Suara gong menggema di Lapangan Pemda Sleman. Sorak-sorai penonton bercampur dengan dentuman ritmis alat musik tradisional menandai dimulainya pertunjukan paling ditunggu dalam Pagelaran Budaya Manggarai-tarian Caci.

Tarian yang sarat makna ini menjadi pusat perhatian dalam acara yang digagas oleh Ikatan Keluarga Manggarai Raya Yogyakarta (IKAMAYA). Di bawah tema besar Muku Ca Pu’u Néka Woleng
Curup Téu Ca Ambo Néka Woléng Lako
, caci bukan sekadar pertunjukan fisik, tetapi simbol
kekuatan, persaudaraan, dan kehormatan dalam budaya Manggarai.

Beberapa penari pria tampil gagah mengenakan pakaian adat khas lengkap dengan
Panggal yang merupakan topeng kepala menyerupai tanduk kerbau yang terbuat dari kulit
kerbau keras dan dibalut kain .

Di tangan kanan mereka menggenggam cambuk, dan tangan kiri memegang perisai bundar yang disebut nggiling. Iringan gong dan gendang menambah dramatis suasana ketika mereka mulai saling menyerang dan bertahan, seolah menari dalam irama adat yang telah diwariskan turun-temurun. Tepat pukul 15.00 WIB, pertunjukan Caci yang memukau akhirnya ditutup dengan tepuk tangan meriah dari penonton yang memadati Lapangan Pemda Sleman.

Riuh sorak dan decak kagum masih terasa bahkan setelah para penari meninggalkan arena. Suasana sore yang hangat dipenuhi rasa bangga dan haru, terutama dari warga Manggarai yang menyaksikan warisan leluhur mereka tampil begitu megah di tanah rantau.

“Tarian ini juga mengajarkan sportivitas dan tentunya lambang kejantanan,” kata Hendrikus Geo, Ketua Umum Ikamaya di sela acara.

BACA JUGA:

Endi, sapaan akrab Hendrikus Geo, mengatakan dengan adanya festival ini tentunya mempererat silaturrahmi di antara warga Manggarai, Flores, NTT di Yogyakarta, warga NTT dari berbagai suku di Yogyakarta dan juga sebagai silaturahmi dengan masyarakat sekitar Sleman Yogyakarta.

“Terimakasih kepada Bupati Sleman bersama jajarannya yang telah mengijinkan kami untuk berkarya dalam seni budaya Manggarai,” imbuh Hendrikus Geo.

Namun, kemeriahan SERENA belum berakhir. Menjelang malam, panggung utama kembali bersiap untuk melanjutkan rangkaian acara dengan pementasan seni. Kali ini, giliran para seniman muda Manggarai dan Nusa Tenggara Timur lainnya yang menunjukkan bakat dan ekspresi budaya mereka melalui lagu dan tarian khas daerah.

Malam puncak Pagelaran Budaya Manggarai SERENA 2025 semakin semarak dengan berbagai penampilan seni yang memukau. Acara dibuka pukul 20.00 WIB dengan Tarian Wingker Data Manggarai sebagai simbol doa dan penghormatan. Setelah sambutan dari Ketua Harian Ikamaya dan Pimpinan Produksi SERENA, penonton disuguhkan penampilan beragam mulai dari storytelling “Pondik”, singer solo Naura Dominique, musikalisasi puisi bersama Sanpio Band, hingga pertunjukan dari Soka Sae,
Smiles YK Band, dan “Balada Tanah Mbate” oleh Niang Gejur. IKMT ISI Yogyakarta turut ambil bagian dengan kreasi seni yang memadukan tradisi dan modernitas.

Puncaknya, kemeriahan malam ditutup oleh bintang tamu Izhu Nisnoni feat Eastern Band. Selama 75
menit, mereka berhasil membius penonton dengan lagu-lagu bernuansa etnik NTT, menjadikan malam itu penuh semangat, nostalgia dan rasa bangga terhadap budaya sendiri.

Pagelaran ditutup secara resmi pada pukul 24.10 WIB, menandai berakhirnya SERENA 2025 yang penuh
warna dan makna. Sebuah malam yang tak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang pelestarian identitas dan pemersatu rasa bagi masyarakat Manggarai di tanah perantauan.

Para penari dalam Festival SERENA di Lapangan Pemda Sleman, Sabtu 12 April 2025. Foto: Cristian

Pagelaran Budaya Manggarai SERENA 2025 pun menjadi bukti bahwa semangat melestarikan budaya tak pernah padam, meski jauh dari tanah asal. “Melalui kolaborasi, kreativitas, dan cinta terhadap budaya sendiri, generasi muda Manggarai terus menjaga nyala tradisi agar tetap hidup dan dikenang sepanjang masa,” ujar Eman Jemalik, Pimpinan Produksi SERENA.

“Semoga di festival selanjutnya kami bisa menghasilkan karya yang lebih inovatif dan tetap menjunjung nilai-nilai tradisi Manggarai,” imbuh Eman.

Bupati Sleman Harda Kiswaya di sela acara mengatakan bangga dengan karya anak muda Manggarai NTT yang terus menjaga warisan nilai budaya para leluhur Manggarai NTT. “Ini yang harus kita lestarikan, jangan sampai kita melupakan dan tidak mengerti sejarah budaya nenek moyang,” kata Harda Kiswaya.

“Dalam tarian tadi ada yang menggambarkan tentang kepahlawanan Motang Rua. Ini bagus ditanamkan kepada generasi muda penerus bangsa,” terang Harda.

Dengan festival seni budaya seperti ini juga bisa memberikan ruang ekspresi yang positif kepada anak muda dalam berkreasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar Lapangan Pemda Sleman untuk mengenal seni budaya Manggarai NTT serta meningkatkan pendapatan ekonomi UMKM dan pedagang di sekitarnya. (Ari Rheno/Cristian)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *