beritabernas.com – Lebih dari 150 pemangku kepentingan dari kementerian, pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan anggota komunitas lokal mengikuti Innovation Festival 2025 UII di Growth Hub Lantai 2 Kampus Terpadu UII, Kamis 19 Juni 2026.
Dalam Innovation Festival 2025 UII dengan tema Halal & Suistanable : The Future of Industry ini juga diresmikan/ diluncurkan dua lembaga strategis UII yakni Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yakni pusat pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang diajukan untuk sertifikasi halal dan Lembaga Pendampingan Proses Produk Halal (LP3H) yakni pusat pendampingan bagi pelaku UMKM untuk memahami dan memenuhi persyaratan sertifikasi halal serta memastikan produk mereka sesuai dengan standar halal.
Dr Arif Wismadi, Direktur Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan /Simpul Tumbuh UII sekaligus ketua panitia InnoFest 2025 UII, mengatakan, acara ini dirancang untuk menjawab tantangan hilirisasi inovasi sekaligus mempercepat terwujudnya ekonomi Indonesia yang berdaya saing global, berbasis prinsip halal, keberdayaan lokal dan keberlanjutan lingkungan.

Melalui InnoFest 2025, UII yang juga merupakan Green Innovation & Entrepreneurship Hub di ASEAN, memfasilitasi pertemuan pemangku kepentingan kunci untuk merancang solusi terintegrasi. “Semoga Innovation Festival mampu memberikan dampak positif dan masif bagi pengembangan inovasi dan kewirausahaan halal nasional, serta manfaat yang lebih luas berupa peningkatan ekonomi,” harap Arif Wismadi.
InnoFest 2025 mengusung agenda utama yang fokus pada implementasi dan kolaborasi. Dr M Fauzan Adziman, Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendikti Saintek RI sebagai keynote speech InnoFest 2025, menekankan pada sasaran peta jalan pendanaan riset terpadu dan skema matching fund Kedaireka 2025. Fauzan Adziman mendorong perguruan tinggi membangun ekosistem hilirisasi.
BACA JUGA:
- Growth Festival, Cara UII Membangun Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan yang Kuat
- Masuk 5 Besar, Karya Inovasi UII Dipamerkan di Asia Disaster Management & Civil Protection Conference & Expo
- Kimia Farma Telah Berevolusi untuk Mendukung Kemandirian Obat-obatan di Indonesia
Untuk memberi kemudahan kepada para peneliti muda, menurut Fauzan, ke depan para peneliti tidak lagi dibebani urusan administrasi karena yang mengurus administrasi adalah perguruan tinggi itu sendiri, bukan penelitinya. Peneliti fokus pada kegiatan penelitian tanpa dibebani urusan administrasi. Untuk itu, 5 persen dari dana penelian akan diberikan kepada perguruan tinggi yang mengurus administrasi bagi peneliti.
Dalam sesi innovation talk, 4 pembicara kunci dihadirkan yaitu Dr Muhammad Aqil Irham (Sekretaris BPJH), Lukas Dedy Setiawan (founder PT Ruang Halal Indonesia), Dr Lutfi Chabib (inisiator Teaching Factory Kesehatan UII) dan Dr Yulianto Purwono (founder Bambooland Indonesia). (lip)
There is no ads to display, Please add some