Memasuki Tahun Politik 2024, Rektor UII Menitipkan Beberapa Pesan untuk Semua

beritabernas.com – Pada Sabtu 3 Desember 2022, UII mewisuda 1.070 lulusan di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII. Pada kesempatan itu, Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD menitipkan beberapa pesan kepada para wisudawan.

Menurut Rektor UII Prof Fathul Wahid, sebentar lagi kita sebagai bangsa akan memasuki tahun politik di 2024, ketika pemilihan presiden digelar. Suhunya sudah terasa menghangat. Karena itu, pada kesempatan yang baik ini, ia menitipkan beberapa pesan, tidak hanya untuk para wisudawan tetapi untuk kita semua.

Pertama, tetaplah rawat akal sehat. Ini bukan hal mudah, ketika banyak dari kita tidak menjadi pemikir yang merdeka dan mandiri serta cenderung mengikuti narasi publik yang seringkali dipenuhi dengan beragam kepentingan.

Baca berita terkait: Sejak Berdiri, UII Telah Meluluskan Lebih dari 110.000 Alumni

“Akal sehatlah yang bisa menepis beragam informasi salah atau hoaks yang berkembang dengan pesat di tengah-tengah kita. Akal sehatlah yang akan menjadikan kita tidak mudah diadu domba dan menerima hasutan.,” kata Rektor UII dalam sambutan pada acara wisuda periode kedua tahun akademik 2022/2023.

Dikatakan, jika semua alumni mampu melakukannnya, maka akan terbentuk akal sehat kolektif yang penting untuk merawat persatuan bangsa ini. Ini adalah warisan mahal dari para pendiri bangsa yang harus dipertahankan. Sebab, kita sudah menjadi saksi sejarah, banyak bangsa yang hancur ketika persatuan tidak bisa dijaga.

UII mewisuda 1.070 lulusan. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Kedua, jadilah manusia yang dapat menerima perbedaan. Pengalaman di kampus yang menjunjung tinggi kebebasan akademik, dapat menjadi basis bersikap. Membayangkan semua orang sependapat dengan kita ibarat mimpi dengan mata terbuka alias tidak mungkin.

Menurut Rektor UII, setiap orang mempunyai asal yang berbeda, pengalaman lampau beragam dan aspirasi yang bervaiasi. Sehingga menghilangkan semua perbedaan tersebut dipastikan tidak mungkin. Persatuan bukan dibentuk karena semua seragam, tetapi atas dasar saling menghormati perbedaan dan sepakat mengedepanan persamaan.

“Indonesia adalah bangsa yang sangat beragam sejak berdirinya. Tugas kita saat ini adalah merayakan kekayaan tersebut dengan merajutkan menjadi tenun kebangsaaan yang menyatukan,” kata Prof Fathul Wahid.

Ketiga, kedepankan pendekatan ilmiah dalam melihat banyak hal. Perbedaan pendapat di tahun politik dipastikan ada. Itu hal yang sangat wajar. Ketika itu terjadi, kembalikan kepada ilmu. Biarkan ilmu yang membimbing kita dalam bersikap dan mengambil keputusan. Jangan sangat emosi dan perasaan lebih mendominasi.

“Inilah tantangan di era pascakebenaran seperti saat ini. Tidak selalu mudah memang, ketika sentimen kita dimainkan dengan beragam algoritma. Tetapi saya yakin, ketika banyak dari kita melantangkan pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan banyak hal, insyaallah ini akan menjadi modal untuk kemajuan di masa depan,” kata Rektor UII.

Pendekatan ilmiah akan menjadikan hati kita tetap dingin karena argumentasi logis yang dipertontonkan. Ini juga akan mendidikan bangsa menjadi lebih dewasa dalam berdemokrasi. “Semoga kita sebagai bangsa semakin dewasa dalam berdemokrasi. Saya berharap, Saudara semua akan menjadi bagian penting dari proses tersebut,” harapnya. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *