Banyak Tokoh Mengapresiasi Buku Gurit 55 Karya Sutanto

beritabernas.com – Sebuah buku berjudul Gurit 55 karya Drs Sutanto, Guru MTsN 3 Bantul, banyak mendapat apresiasi dari beberapa tokoh, di antaranya Ustad Miftahul Khoir S.Sos atau yang lebih dikenal dengan Ki Miko Cakcoy Pathoknegoro. Kemudian dari Dr KRT  Akhir Lusono S.Sn MM (Pegiat Gurit dan Fasilitator Mahasiswa Mancari Ilmu) dan Fuzna Marzuqoh SH (Motivator Nasional dari Magelang).

Menurut Ki Miko Cakcoy Pathoknegoro, buku Gurit 55 karya Sutanto tersebut layak dibaca oleh generasi muda sebagai upaya lebih mengenal ragam kosakata Bahasa Jawa. Pria yang pernah menjadi finalis Duta Baca DIY 2020 ini akan menjadikan buku tersebut sebagai salah satu referensi ketika berkomunikasi dengan para pelajar yang sering menjadi audiensnya.

“Buku Gurit 55 ini sangat bermanfaat, dapat menjadi referensi saya saat ketemu dengan anak-anak muda. Semoga mereka lebih banyak mengenal berbagai kosakata Bahasa Jawa,” ujar Cakcoy usai menerima buku dari Sutanto, di ruang Kepala Madrasah, Jumat 28 Juli 2023.

Kepala MTsN 3 Bantul Sugeng Muhari SPd.Si MPd merasa bangga salah satu guru di madrasahnya produktif membuat buku. Hal ini sejalan dengan salah satu program Literasi Madrasah yaitu penerbitan buku. 

Sutanto bersama Dosen UNY Dr Ayu Niza Machfauzia M.Pd. Foto: Dok pribadi

Sutanto menjelaskan buku solonya yang ke-19 tersebut diterbitkan melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati. Gurit 55 dibuat sebagai media untuk mengungkapkan kegembiraan atas anugerah usia yang diberikan oleh Tuhan. 

“Buku ini saya buat sebagai penanda sekaligus menghadiahi diri sendiri atas anugerah usia yang diberikan Allah SWT. Target saya setiap ulang tahun bisa membuat buku kumpulan geguritan,” terang Sutanto.

Dalam pandangan Akhir Lusono, Sutanto adalah sosok yang selalu disanjung karena gairahnya menulis tidak pernah redup. Menulis seolah menjadi bagian hidup yang membahagiakan. Menyetel menulis sebagai kegiatan yang sarat makna. Sutanto adalah pribadi yang kuat dalam menjalankan aktivitas kepenulisan. Maka tidak mengherankan jika kali ini pun lahir tulisan beliau berupa geguritan.

BACA JUGA:

“Geguritan yang ditulis niscaya bermakna. Memiliki hulu dan hilir yang memikat sidang pembacanya. Goresan alam pikiran yang selalu diasah juga diasuh agar senantiasa hidup dan menghidupkan. Tulisan yang tidak jauh panggang dengan api. Namun barisan kalimat yang berbobot yang dekat dengan kehidupan kita sehari hari. Memotret beragam genre. Memfoto warna warni kehidupan. Dipintal menjadi hidup dan menggairahkan. Alam pikiran menjadi bertumbuh tidak mati dimakan ilalang. Namun alam pikiran yang tetap menggenggam api semangat,” puji Akhir.

Sementar menurut Fuzna Marzuqoh, buku yang berisi 100 geguritan tersebut sangat indah dan sarat makna. “Pak Tanto menandai usianya dengan membuat buku gurit yang menginspirasi. Gurit 55 yang merupakan buku ke-19 Pak Tanto ini sangat sarat makna. Penuh nuansa religi dan penghambaan pada Allah, Tuhan semesta alam. Bila anda pecinta untaian kata penuh makna, membaca buku Gurit 55 ini seperti menemukan air sejuk penghilang dahaga. Selamat untuk Pak Tanto, panjang yuswa, hidup bahagia, mulia dan terus menginspirasi dunia dengan untaian kata bermakna,” ucap Fuzna. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *