beritabernas.com – Sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat dalam upaya penguatan sistem layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas di DIY, Fakultas Kedokteran (FK) UII mengadakan Pelatihan Kader Pendamping ODGJ se-DIY di Ruang Audio-Visual Kampus Fakultas Hukum UII, Sabtu 24 Mei 2025.
Pelatihan yang diikuti 55 kader terpilih dari berbagai kabupaten dan kota di DIY ini merupakan kader masyarakat yang memiliki kepedulian dan keterlibatan aktif dalam kegiatan kesehatan, khususnya di bidang kesehatan jiwa.
Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD ketika membuka acara pelatihan mengapresiasi para kader pendamping ODGJ karena atas perhatian, kepedulian dan kesabaran mereka dalam mendampingi ODGJ. Menurut Fathul Wahid, tidak semua orang yang memiliki kepedulian dan perhatian khusus terhadap ODGJ.

Fathul Wahid mengaku para ODGJ membutuhkan pendampingan dan perhatian khusus. Apalagi, potensi gangguan jiwa di Indonesia sangat besar. Menurut data berbagai sumber, 1 dari 10 orang di Indonesia berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan 1 dari 3 remaja punya potensi mengalami gangguan kesehatan mental.
“Ini masalah serius. Dan saya sangat berbahagia dan mengapresiasi para kader pendamping ODGJ yang mau dan bersedia menjadi pendamping. Karena tidak semua mau dan mampu melakukan hal yang sama,” kata Rektor UII.
Rektor UII pun menekankan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pemulihan ODGJ.
Dekan FK UII Dr dr Isnatin Miladiyah M.Kes mengatakan, pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman kader tentang gangguan jiwa, jenis-jenisnya dan cara menangani ODGJ. Selain itu, untuk membekali kader dengan keterampilan komunikasi, pendampingan, dan deteksi dini gangguan jiwa dan mendorong keterlibatan kader dalam upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial ODGJ di masyarakat.
BACA JUGA:
- Bupati Sleman: Masalah Kesehatan Mental Remaja dan Mahasiswa Perlu Diwaspadai
- Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa Penting karena Berdampak pada Prestasi Akademik
- Ini Cara Membuat Lansia Tidak Tergantung Orang Lain dan Mandiri Sepanjang Hayat
“Pelatihan ini juga untuk mengurangi stigma terkait ODGJ melalui edukasi dan peningkatan kesadaran di tingkat komunitas serta membangun sistem rujukan yang efektif antara kader, keluarga, dan layanan kesehatan jiwa,” kata Isnatin.
“Pelatihan para kader pendamping ODGJ ini untuk mempertegas komitmen FK UII dalam mendukung program pemerintah dan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menjamin akses kesehatan jiwa yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Isnatin.
Pelatihan dalam bentuk presentasi materi oleh narasumber ahli dalam bidang kesehatan jiwa, diskusi interaktif dalam kelompok untuk memperdalam pemahaman peserta, studi kasus dan simulasi kasus nyata yang dihadapi kader dalam menangani ODGJ dan evaluasi berupa uji pengetahuan dan keterampilan peserta melalui tes dan diskusi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kader kesehatan jiwa.

Menurut Dr dr Sunarto, M.Kes, Ketua Panitia Pelatihan yang juga Dosen FK UII, pelatihan yang mengusung tema Kader Tangguh, Masyarakat Peduli: Bersama Wujudkan Kesehatan Jiwa yang Inklusif menghadirkan narasumber yang ahli di bidang kesehatan jiwa, termasuk Dr Ade Wahdini SpKJ, Dr Baiq Rohaslia SpKJ.
Topik yang dibahas meliputi pengenalan gangguan jiwa, keterampilan komunikasi efektif, peran kader dalam deteksi dini dan pemberdayaan sosial dan regulasi terkait ODGJ. Sesi diskusi bersama juga melibatkan Bupati Sleman, Kepala DP3AP2 dan pemangku kepentingan lainnya sebagai bentuk dialog terbuka untuk merumuskan pendekatan berbasis komunitas yang lebih efektif.
“Pelatihan dimaksudkan untuk membekali kader dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mendampingi ODGJ secara empatik dan profesional sekaligus menekan stigma negatif di masyarakat. Para kader diharapkan mampu menjadi jembatan antara ODGJ, keluarga dan layanan kesehatan serta berkontribusi dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial,” kata Sunarto. (lip)
There is no ads to display, Please add some