Fokki: Nglarisi Pedagang Kaki Lima Bentuk Keberpihakan pada Wong Cilik

beritabernas.com – Anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Antonius Fokki Ardiyanto SIP mengatakan, memilih atau membeli makanan di pinggir jalan yang dijual Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan bentuk keberpihakan terhadap wong cilik (marhaen) atau orang kecil.

Sebab, menurut Fokki-sapaan akrab Antonius Fokki Ardiyanto-mereka memiliki alat produksi namun seringkali tidak ada akses untuk pengembangan usaha. “Dari sini, kita akan tahu bagaimana perputaran uang yang ada. Tidak banyak, namun kebermanfaatan dan peruntukannya jelas untuk sekedar hidup,” kata Fokki dikutip beritabernas.com dari akun instagramnya.

Fokki (kanan) saat mendampingi PKL. Foto: Istimewa

Menurut Fokki, investasi pendidikan dari Bung Karno dan nglarisi si marhaen (PKL makanan) adalah implementasi dari Marhaenisme. 

Mengutip Pidato Soekarno pada HUT RI tahun 1953, Fokki menyebutkan bahwa “orang hidup harus makan, yang dimakan hasil kerja. Jika tidak bekerja tidak makan, jika tidak makan pasti akan mati. Inilah undang-undangnya dunia. Inilah undang-undangnya hidup, mau tidak mau semua makhluk harus menerima undang-undang ini.”

Fokki menceriterakan bahwa ada banyak cerita kecil terkait kehidupan di balik gelas berisi es teh manis, cangkir kecil berisi kopi dan piring berisi nasi ayam/ ikan lele. Sebagaimana, ia selalu mendengar dan mengerti akan bagaimana keluh kesah para PKL di Jogja. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *