Hotelier di Yogyakarta Harus Ramah, Sumeh dan Senyum

beritabernas.com – Wisata di Yogyakarta sudah ramai, terutama di akhir pekan, tempat-tempat wisata membludak. Lihatlah kawasan Jalan Malioboro, nyaris tak ada tempat sela, penuh dengan orang-orang yang bersuka.

Maraknya wisata di Yogyakarta berdampak sangat baik pada tingkat hunian hotel. Ratusan hotel di Yogykarta yang selama pandemi hampir dua tahun sepi tamu, kini ramai lagi.

Senior Sales Executive @HOM Premier Timoho Yogyakarta Maria Goreti Chrismayanti (26), mengungkapkan, banyak hotel di Yogyakarta sudah penuh pada saat akhir pekan, termasuk hotel @Home Premier Timoho.

Kegiatan outing staff di Bali: Wujud apresiasi untuk karyawan yang sudah mencapai target meskipun kondisi pandemi. Foto: Dokumen Pribadi

“Tidak jarang wisatawan kesulitan mencari hotel saat akhir pekan. Hal ini membuktikan bahwa Yogyakarta sebagai kota pariwisata sudah bangkit dan berkembang lagi,” tutur Maria, yang bergabung di hotel ini sejak 2021.

Sebagai pelaku wisata di bidang perhotelan (hotelier), Maria bersyukur atas kondisi yang membaik ini. “Setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi, sekarang membaik. Rata-rata tingkat hunian di atas 50 persen pada hari biasa,” tambahnya.

Angin segar ini semakin menyemangati lulusan ASMI Santa Maria Yogyakarta yang menggeluti dunia pariwisata, khususnya restoran dan perhotelan sejak 2017 ini. Pengalaman Maria dari posisi General Administrasi di Hestia Hotel dan Restoran, lalu Sales Excecutive di Hotel Kalya (2019-2021), membuatnya kian memahami dan mencintai profesi hotelier ini.

Pembukaan event yang berlangsung selama 22 hari di @Hom Premiere Timoho: Bersama dengan guru-guru SMK dari berbagai daerah di Indonesia dengan tim @Hom Premiere Timoho Yogyakarta. Foto: Dokumen Pribadi

Ia melihat bagaimana para hotelier di Yogyakarta harus bersikap dalam melayani para tamu. Menurut Maria, para hotelier di Yogyakarta harus melayani dengan mengedepankan budaya/kultur Jogja yang khas, yaitu ramah, sumeh, senyum. “Pelayanan yang hangat sehingga orang merasa sangat nyaman,” pesan Maria.

Pengalaman pribadi sebagai hotelier di @HOM Premier Timoho, misalnya. Ia yang selama lima tahun ini menggeluti dunia perhotelan, mengungkapkan, dalam industri perhotelan yang dinamis ini dituntut untuk selalu prima dalam menghadapi berbagai karakter tamu dan berbagai tuntutan dalam bisnis perhotelan, yaitu target revenue, dan menyusun strategi menghadapi persaingan dengan ratusan hotel lain di Yogyakarta. “Syukurlah selama pandemi ini hotel kami bisa bertahan, tidak tutup,” katanya.

Jogja pada masa sebelum pandemi dikenal sebagai kota seribu hotel. Saking banyaknya hotel yang berdiri di kota wisata ini. Maria melihat fenomena ini sebagai hal positif. “Semakin banyak hotel di Yogyakarta, menjadi salah satu bukti, bahwa Yogyakarta merupakan destinasi wisata yang sangat diminati,” tegasnya.

Senior Sales Excecutive @Hom Premier Timoho: Maria Goreti Chrismayanti: Foto: Dokumen Pribadi

Salah satu strategi @HOM Premier Timoho yang tengah mempersiapkan upgrade ke hotel bintang 4 ini, menurut Maria adalah keramahan pelayanan dan kelengkapan fasilitas yang mengedepankan kekhasan Indonesia. Fasilitas itu, kata Maria, berupa spa, kolam renang, restoran, kamar yang luas, bersih, dan minimalis.

Hotel ini juga dilengkapi meeting room yang besar. “Tentu saja semua ini diperkuat dengan pelayanan seluruh staf yang sangat ramah dan siap melayani semua tamu yang menginap” ujar gadis yang lahir di Dili, Timor Leste 7 Juli 1996 ini, berpromosi.

Dunia wisata dan keberadaan hotel di Jogja memang mempunyai hubungan yang timbal balik. Wisata yang kembali bergairah, telah menghidupkan kelesuan hotel- hotel di Jogja, selama pandemi. Dan kesiapan ratusan hotel di Jogja dalam menyiapkan akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, pun mengimbangi hidup dan berkembangnya pariwisata di Jogja.

“Hotel memberikan akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja, baik grup, keluarga, individu, atau instansi dan perusahaan,” tutur Maria.

Nah yang mau berwisata ke Yogyakarta, perlu diketahui, hotel-hotel di Yogyakarta penuh pada setiap akhir pekan. Booking ya, jauh-jauh hari. (Anton Sumarjana)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *