beritabernas.com – Untuk bisa konsisten menulis dibutuhkan ruang berkarya dan sahabat yang seirama. Itulah yang dilakukan Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati yang memiliki 14 ribu anggota yang tersebar se-antero Indonesia.
Selain menggandeng tokoh nasional, berdonasi, komunitas ini juga menggandeng sponsor. Dalam even menulis dengan tema Pergi yang terbatas hanya untuk 50 penulis, KYM memberikan hadiah kipas angin.
“Tantangan untuk menulis apalagi dibukukan memang selalu menarik. Apalagi ada sponsor yang memberi hadiah. Jadi di KYM bisa bahagia karena menulis sekaligus mendapatkan hadiah menarik,” tutur Vitriya di Klaten, Jumat 8 September 2023.
Tak ketinggalan Guru MTsN 3 Bantul Drs Sutanto mengikuti even spesial ini. Berbekal pengalaman menjadi anggota KYM sejak Maret 2020, ia mencoba selalu update even yang diselenggarakan komunitas tersebut. Sutanto membuat puisi Masih Ada Rindu.
“Puisi yang saya tulis tentang kepergian saya dari tempat kerja lama ke tempat kerja baru. Bukan karena permintaan namun hanya menjalankan perintah. Sebenarnya di tempat lama tak sampai dua tahun, namun ada kesan mendalam dan rindu yang tak pernah sirna,” ungkap Sutanto.
Siti Nurul Atiqoh, Guru Al Qur’an Hadits MA Al-Fatah komplek UIN Raden Fatah Palembang membuat puisi berjudul Jejak Sepi. Siti mengaku ikut even tersebut untuk mengembangkan kreativitas dan memupuk semangat untuk terus belajar berliterasi
Guru SMPN 1 Kramat, Kabupaten Tegal, Indri Febriana MPd membuat puisi yang diberinya judul an Puisinya berisi isi hatinya akan jalan pergi yang ia pilih saat memilih untuk mutasi tempat kerja. Bahwa begitu banyak pengalaman yang telah didapat. Dan kesedihan penulis untuk meninggalkan tempat lama. Indri ikut even Pergi karena ingin mencoba menulis kembali setelah vakum cukup lama.
Eti Kustiati SPd MPd menulis puisi yang diberi judul Enyahlah. Guru SMKN 2 Godean, Sleman ini mengaku, ikut menulis karena bisa untuk mengungkapkan emosi jiwa yang meledak dengan menggunakan kata halus dan kiasan. Selain itu, membuat hati adem, nyaman dan lega tanpa perlu dengan kata-kata kasar
Sementara itu, Hj Sri Suprapti SPd, mantan pendidik yang beralamat di Panggeran 9, RT 002/ RW 034, Triharjo, Sleman, membuat puisi berjudul Senyum yang Pergi. Alasan ikut even Pergi agar memberikan motivasi kepada anak cucu bunda gemar menulis, menjadi pribadi yang berbakti orang tua, Senyum yang pergi selalu terkenang selamanya.
BACA JUGA:
- Banyak Tokoh Mengapresiasi Buku Gurit 55 Karya Sutanto
- Dosen UNY Puji Buku Kolaborasi Musik dan Sastra Karya Sutanto
- Satu Triwulan, Sutanto Terbitkan 3 Buku Solo
“Isi puisi saya tentang kerinduan akan kasih sayang ibu yang selalu menguatkan perjuangan untuk mendidik putra putriku menjadi orang orang yang taat kepada orang tuanya. Senyuman ibu menjadi awal kebahagiaan meraih masa depan anak anakku.Walau ibu sudah pergi dipanggil Alloh namun senyumnya tetap kembali,” terangnya.
Guru yang beralamat di Cibeureum, Talaga, Majalengka, Jabar, Shinta Fauziah Romdhoni membuat puisi berjudul Jika Aku Pergi. Bercerita tentang kegelisahan serta ketakutan seseorang jika harus pergi terlebih dahulu meninggalkan keluarga dan dan alam semesta, meskipun dia yakin tanpa kehadirannyap pun semua akan baik baik saja. Shinta mengaku ikut even pergi untuk mengasah kemampuan literasi
Guru SMPN 2 Ngemplak Harini Catur Utami MPd membuat puisi berjudul Jangan Harap Kembali, Bercerita tentang kepergian seseorang meninggalkan lingkungan hidupnya karena sudah tak ada lagi kecocokan dalam berkata- kata.
“Saya ikuti even Pergi karena even ini sangat bagus dan menantang kita untuk mengungkapkan memori kita tentang berbagai peristiwa baik sedih maupun gembira,” ujarnya
Guru yang berdomisili di Keyongan Lor RT 01 Sabdodadi, Bantul, Rachma Erawanti membuat puisi berjudul Dalam Kerinduan. Tjuan dia ikut even ini untuk mencoba mengasah kemampuan menulis puisi. (lip)
There is no ads to display, Please add some