Ketua Umum PP Muhammadiyah Meresmikan Program Pengolahan Sumber Air di NTT

beritabernas.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir melakukan kunjungan kerja ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 7-8 September 2022. Salah satu agenda kunjungan itu adalah meresmikan selesainya program pengolahan sumbermata air untuk penduduk Tliu, NTT.

Selain itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir juga meresmikan Masjid Ahmad Dahlan dan dua gedung megah 7 lantai dan 6 lantai Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengaku bangga karena mayoritas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang justru beragama Katolik dan Kristen. Mereka menyatu dengan saudara-saudaranya yang Muslim tanpa sekat.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir melakukan kunjungan kerja ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 7 September 2022. Foto: Istimewa

“Sungguh bangga dan tasyakur atas kemajuan UM Kupang, PTM yang mayoritas mahasiswanya saudara kami Katholik dan Kristen yang menyatu dengan saudara-saudaranya yang Muslim tanpa sekat,” kata Haedar Nashir dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Rabu 7 September 2022.

Ia juga bangga dengan kehadiran para tokoh adat dan wakil warga Tliu di mana Muhammadiyah hadir di sana membangun sekolah, panti asuhan, buka lahan bertani dan kini dengan teknologi dapat membuat dan mengolah sumber mata air yang memang sangat dibutuhkan oleh penduduk yang selama ini langka di sana. “Muhammadiyah hadir untuk semua,” kata Haedar.

Ketika meresmikan sumber air bersih bagi warga Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT Haedar berpesan bahwa air merupakan sumber kehidupan dan kepada siapa saja memiliki kewajiban untuk merawat dan menjaganya.

“Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memang diperintahkan untuk mengelola bumi, akan tetapi harus berlandaskan kerahmatan,” kata Haedar.

Manusia tidak boleh berlaku ugal-ugalan dengan mengeksploitasi alam. Alam sebagai penyedia ari bersih bagi kehidupan harus dijaga dan dilestarikan. “Air adalah sumber kehidupan, tahun 2015 kami memulai dengan gerakan menanam bumi dan melihat masalah utama kekeringan yang melanda,” tutur Haedar. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *