KWI Berkomitmen Membangun Kader-kader Bangsa Berkualitas untuk Indonesia Emas 2045

beritabernas.com – Gereja Katolik melalui Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menegaskan komitmen untuk membangun kader-kader bangsa yang berkualitas melalui reformasi mentalitas dan pembinaan karakter. Hal ini dilakukan di berbagai tantangan sosial dan moral yang dihadapi bangsa.

Mgr Yohanes Harun Yuwono, Ketua Komisi Kerawam KWI, saat membuka Rapat Pleno Pertemuan Nasional (Pernas) Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) KWI di Jakarta, Selasa 10 Juni 2025, mengatakan, komitmen Gereja Katolik dalam membangun bangsa bukan hanya berhenti pada wacana. Lewat Komisi Kerawam, KWI berupaya secara konkret memfasilitasi generasi muda Katolik untuk aktif dalam berbagai ruang publik, dari pendidikan hingga birokrasi.

Reformasi mental, kata Mgr Harun, tidak bisa dilakukan instan. Namun Gereja harus menjadi pelopor dengan memulai proses pembinaan kader secara sistematis, bertahap dan berkelanjutan.

Peserta Rapat Pleno Pernas Kerawam KWI foto bersama Ketua Komisi Kerawam KWI Mgr Yohanes Harun Yuwono. Foto: Dok PWKI

Penekanan utama dalam Pernas kali ini adalah kesiapan gereja, khususnya kaum awam Katolik, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang unggul, berintegritas dan nasionalis.

“Mimpi Indonesia Emas harus dimulai dari sekarang. Kita ingin kader bangsa yang tidak hanya pintar, tapi juga punya karakter, malu berbuat jahat, dan siap memberi yang terbaik untuk negeri ini,” kata Mgr Harun.

Dalam Rapat Pleno Pernas Kerawam KWI yang berlangsung sejak 10 Juni hingga 14 Juni 2025 dengan tema Awam Katolik Berjalan Bersama Gereja dan Bangsa Mempersiapkan Kader-Kader Berkualitas itu, Mgr Harun secara tegas menyoroti krisis mentalitas yang masih membayangi bangsa Indonesia. Karena itu, sangat penting untuk memulai proses panjang menciptakan generasi unggul sejak dini.

Mgr Harun mengakui bahwa kita sering kali berbicara soal reformasi mental dan kualitas kader bangsa, namun hal itu seolah bersama-sama berjalan di tempat. “Kita belum sungguh-sungguh memulai,” ujar Mh Harun prihatin.

BACA JUGA:

Ia memberi contoh mental unggul rakyat di negara lain, seperti Vietnam dan Korea Selatan. Ketertiban sosial di negara tersebut sangat terlihat nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sementara di sisi lain, Mgr Harun mengkritik budaya permisif terhadap pelanggaran hukum di Indonesia, dari jalanan yang semrawut hingga praktik korupsi yang melibatkan “preman berdasi”.

“Indonesia ini sangat kaya dan indah, tapi kita masih tertinggal karena mentalitas kita belum berubah. Apakah kita siap mencetak generasi unggul? Jawabannya harus: kita mulai sekarang, meski butuh waktu lama,” tegas Mgr Harun.

Dikatakan, Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi mimpi jika tidak dimulai dengan pembangunan karakter dan nilai kejujuran sejak sekarang.

Peserta Rapat Pleno Pernas Kerawam KWI foto bersama Ketua Komisi Kerawam KWI Mgr Yohanes Harun Yuwono. Foto: Dok PWKI

Sementara Romo Hans Jeharut, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI, menekankan pentingnya peran pendidikan kedinasan sebagai jalur strategis dalam membentuk kader bangsa. “Kami ingin mendorong anak-anak muda Katolik untuk ikut serta dalam jalur pendidikan kedinasan agar mereka tidak hanya aktif di lingkungan gereja, tapi juga berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara,” kata Romo Hans.

Ia menyebut bahwa dalam pertemuan ini, KWI menghadirkan narasumber dari lembaga-lembaga kedinasan guna memberikan gambaran konkret tentang proses pembentukan kader bangsa melalui jalur tersebut.

Rangkaian Pernas 2025 ini juga menjadi momen reflektif atas perjalanan 100 tahun Gereja Katolik di Indonesia. Romo Hans menyatakan bahwa harapan dan luka bangsa juga merupakan harapan dan luka gereja.

“Kita ingin berjalan bersama bangsa ini, ikut merasakan kegembiraan sekaligus penderitaan. Inilah semangat sinodalitas yang menjadi wajah gereja masa kini,” ujar Romo Hans. (lip)



There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *