Laporan Terintegrasi jadi Tantangan bagi Perusahaan di Masa Mendatang

beritabernas.com – Perusahaan kini dituntut untuk memberikan laporan terintegrasi (integrated reporting), bukan lagi pelaporan keuangan tradisional seperti yang terjadi selama ini.

Sebab, kesuksesan bagi banyak organisasi/perusahaan saat ini juga bergantung pada sumber daya lain, seperti keahlian orang-orang mereka, kekayaan intelektual yang dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan serta interaksi dengan lingkungan dan masyarakat tempat mereka beroperasi.

“Pelaporan keuangan tradisional tidak lagi memenuhi kebutuhan bisnis yang ingin mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang tangguh dan bertanggung jawab serta tidak hanya dalam waktu dekat tetapi juga dalam jangka menengah dan panjang,” kata Ketua Program Studi Akuntansi Program Magister Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE) UII Arief Rahman kepada wartawan, Jumat 25 November 2022.

Menurut Arief Rahman, pelaporan terintegrasi atau integrated reporting dikembangkan untuk mengisi kesenjangan pelaporan keuangan tradisional. Pelaporan terintegrasi menyediakan platform untuk komunikasi pemangku kepentingan tersebut.

Pelaksanaan seminar/ konferensi di FBE UII. Foto: Humas UII

Namun beberapa studi terbaru menyimpulkan bahwa pelaporan terintegrasi dipandang hanya sebagai latihan yang harus dilakukan untuk memastikan kepatuhan. Sejak dirilisnya Kerangka Kerja Internasional pada bulan Desember 2013, kecepatan dan skala adopsi pelaporan terintegrasi oleh organisasi terus meningkat.

Untuk membahas isu tersebut, Program Studi Magister Akuntansi FBE UII menggelar The 1st International Conference on Accounting and Finance (InCAF) & 6th National Conference on Accounting and Finance (NCAF). Konferensi yang menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri itu membahas berbagai analisis, perspektif, dan hasil riset dari para akademisi, praktisi, pelaku usaha dan regulator selaku pembuat kebijakan terkait isu-isu integrated reporting.

“Kegiatan 1st InCAF dan 6th NCAF ini diharapkan memberikan pencerahan dan solusi konstruktif atas persoalan bangsa dan memberikan kontribusi ilmiah yang bermanfaat bagi dunia akademik,” kata Arief Rahman.

Suasana seminar/ konferensi secara hybrid di FBE UII. Foto: Humas UII

Dikatakan, seminar/konferensi ini merupakan bagian dari ikhtiar Prodi Magister Akuntansi FBE UII untuk berdiskusi mengenai gagasan dan strategi tantangan utama bagi pelapor terintegrasi saat menerapkan filter materialitas berpusat pada mengidentifikasi pemangku kepentingan utama organisasi.

Sebanyak 141 artikel dari berbagai universitas di Indonesia dari pemakalah yang terpilih mempresentasikan penelitiannya dalam forum konferensi 1st InCAF & 6th NCAF. Selain itu, dari universitas luar negeri seperti University of Southampton (UK), University of Pécs (Hungary), Universiti Teknologi MARA (Malaysia), Universiti Malaysia Sabah (Malaysia), Wirtschaftsuniversität (WU) Wien (Austria) dan Universitat de Barcelona (Spain) yang sebagian besar merupakan hasil penelitian.

Tampil sebagai pembicara dalam seminar adalah Prof Phil Hancock (Director of Student Experience in the UWA Business School, Australia), Zuni Barokah SE M.Comm Ph.D CA (Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI – DSAK IAI), Stevanus Alexander Sianturi (Partner, Forensic and Integrity Services EY) dan Rifqi Muhammad SE SH MSc PhD SAS, ASPM dari Universitas Islam Indonesia. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *