Pemerintah Minta Produsen Membatasi Penjualan Kendaraan Berbahan Bakar Fosil

beritabernas.com – Untuk mengurangi konsumsi BBM bersubsidi sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pemerintah meminta produsen untuk mengurangi produksi dan penjualan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.

Sementara di sisi lain, pemerintah mendorong percepatan adopsi penggunaan Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Selain untuk mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi, penggunaan EV juga untuk mengurangi emisi CO2 yang ditargetkan dapat turun sebesar 40 juta ton pada 2030.

Menteri Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, data yang dihitung oleh Industri Kendaraan Bermotor bahwa secara rata-rata konsumsi BBM untuk satu unit mobil mencapai 1.500 liter/ tahun dan 305 liter/tahun untuk motor. Maka bisa dibayangkan ketika dua jenis kendaraan ini kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi adalah membengkaknya subsidi BBM.

https://www.instagram.com/luhut.pandjaitan/

Dikatakan Luhut, selama 1 dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat mengalami kenaikan yang cukup pesat. Hal ini tentu berpengaruh pada kenaikan jumlah penggunaan kendaraan bermotor, yang berimplikasi pada kenaikan subsidi BBM.

Karena itu, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi demi meredam kenaikan anggaran subsidi BBM. Salah satunya lewat percepatan adopsi penggunaan Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Selain untuk mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi, kebijaakan ini juga untuk mengurangi emisi CO2 yang ditargetkan dapat turun sebesar 40 juta ton pada 2030 mendatang hanya dari program ini.

Sementara anggaran subsidi BBM pada akhirnya bisa dialihkan ke sektor-sektor yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.

“Saya menyadari bahwa upaya ini punya beragam tantangan, mulai dari masalah perbedaan harga, regulasi hingga ketersediaan pilihan kendaraan. Untuk itu, pemerintah saat ini sedang merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi kendaaran EV roda dua dan roda empat. Skema insentif yang akan diberikan masih dihitung bersama agar kita dapat menemukan rumusan yang terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar yang besar bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di Tanah Air,” kata Luhut dikutip beritabernas.com dari akun instagramnya.

Selain itu, Luhut meminta tim teknis yang terdiri dari lintas Kementerian/Lembaga agar menerapkan kebijakan yang setara atau lebih baik dari negara lain, yang sudah lebih dahulu menerapkan kebijakan pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil demi mendorong percepatan adaptasi penggunaan EV sehingga kebijakan tersebut bisa cepat kita adopsi di sini.

“Tak lupa saya juga ingatkan agar aturan yang dibuat nanti harus relevan pelaksanaannya karena program percepatan EV ini adalah komitmen bangsa untuk mengurangi subsidi dan juga tentunya menurunkan emisi karbon lewat transisi energi yang ramah lingkungan,” kata Luhut. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *