beritabernas.com – Prof Dr Drs Avelinus Levaan MS dari Universitas Cendrawasih Papua mengatakan bahwa selama ini salah satu kelemahan umat Katolik adalah memperkuat komunikasi internal. Karena itu, sebagai umat Katolik harus bisa berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kepentingan Katolik dan bangsa ini.
Hal itu disampaikan Prof Dr Drs Avelinus Levaan MS dalam Konferensi Cendekiawan dan Akademisi yang digagas oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Sabtu 16 Desember 2023.
Menurut Prof Avelinus, selama ini konsolidasi di internal umat Katolik hanya terasa menjelang tahun politik dan sifatnya pun sementara. Padahal, yang diharapkan adalah umat Katolik harus terus berjuang untuk mewujudkan politik yang akomodatif terhadap kepentingan umat Katolik dan kepentingan bangsa.
Sementara Ketua Presidum Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) Luky Yusgiantoro menekankan bahwa umat Katolik melalui organisasi masyarakat Katolik perlu mempersiapkan kader-kader yang kompetitif.
“Kader kompetitif ini sangat urgent untuk menghadapi tantangan hari ini dan keberlanjutan pembangunan pasca pemilu 2024. Pemilu yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini sifatnya hanya lima tahunan. Karena itu, pesta demokrasi ini perlu dirayakan dengan riang gembira. Jangan sampai pesta demokrasi ini memecah belah hubungan keluarga, pertemanan, dan ruang lingkup sosial,” kata Luky.
Menurut Luky, Pemilu hanya agenda lima tahunan, sementara pemerintahan dan pembangunan harus terus berkelanjutan. Karena itu, yang harus menjadi fokus perhatian adalah apa yang perlu dilakukan setelah agenda lima tahunan tersebut.
BACA JUGA:
- Pemuda Katolik Siap Sukseskan Pemilu 2024 Bersama KPU Kota Tangerang
- Pemuda Katolik Menilai Pelarangan Film His Only Son Arogan dan Tidak Bijaksana
Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam KWI) Romo Yohanes Kurnianto Jeharut mengingatkan semua peserta bahwa selama ini umat Katolik masih kekurangan tiga “vitamin K” yakni komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.
“Tiga vitamin K ini bisa terwujud kalau kita mau berjalan bersama. Faktanya, terkadang kita bisa bersama berjalan, namun tidak berjalan bersama. Maka Kerawam KWI mencoba untuk merancang sebuah gerak bersama yang disebut semangat sinodal,” kata Romo Hans.
Ia mengatakan, Gereja berusaha untuk mendorong tiap organisasi masyarakat Katolik supaya menguatkan konsolidasi sehingga bisa melangkah bersama menjawab tantangan-tantangan yang ada sekarang.
Konferensi Cendekiawan dan Akademisi ini diinisasi oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu-Minggu, (16-17/12/23). Acara yang dibuka oleh Ketum PP Pemuda Katolik Stefanus Gusma mengusung tema Melangkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045.
Acara diawali dengan misa yang dipimpin oleh Romo Yohanes Kurnianto Jeharut. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang diikuti semua peserta yang mengundang narasumber Pengamat Politik Lucius Karus, Romo Yohanes Kurnianto Jeharut, Praktisi Kesehatan dan Kedokteran Gigi Paulus Yanuar Satyawan dan Ketua Presidium PP ISKA Luky Yusgiantoro.
Setelah itu peserta dibagi ke dalam tiga kelompok Focus Group Discussion (FGD) dengan membahas subtema antara lain adalah Pancasila Kuat Indonesia Maju, Pembangunan Sumber Daya Manusia Kompetitif dan Adaptif Menuju Indonesia Maju, serta Strategi Gerakan Sosial Politik Awam Katolik Pasca Pilpres 2024.
Kegiatan ini menghadirkan para dosen, praktisi, dan kader Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia. Turut hadir dalam diskusi Panel ini 4 orang Guru besar, 30 orang Doktor, dan puluhan cendikiawan dari seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke. (lip)
There is no ads to display, Please add some