Penasihat PWKI AM Putut Prabantoro: Kesejahteraan Merupakan Ujung dari Perdamaian

beritabernas.com – Pendiri dan Penasihat PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia) AM Putut Prabantoro mengatakan, dunia sangat mengenal istilah Si Vis Pacem, Para Bellum yakni Jika Anda Ingin Damai, Siapkanlah Perang.

Hal ini bermakna bahwa konflik dan perang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan damai. Artinya, salah satu pihak harus kalah dan menjadi korban. Sesuatu yang kontradiktif dan ini selalu digunakan sebagai legitimasi untuk berperang atau pun berkonflik.

Karena itu, menurut AM Putut Prabantoro yang juga Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI, dalam konteks perdamaian saat ini, istilah Si Vis Pacem, Para Bellum harus diganti menjadi Si Vis Pacem, Para Panem yakni jika Anda ingin Damai, siapkanlah Roti (pangan/kesejahteraan).

“Sebab, kesejahteraan selalu ujung dari perdamaian, sementara perang atau konflik tidak menawarkan perdamaian,” kata AM Putut Prabantoro dalam acara Buka Tahun Baru Bersama PWKI ke-18 yang dilakukan secara hybrid (daring dan luring) pada Sabtu 25 Januari 2025 sore hingga malam.

Sejumlah tokoh dan tamu undangan saat menghadiri acara Buka Tahun Baru Bersama Wartawan Katolik Indonesia, Sabtu 25 Januari 2025. Foto: Dok PWKI

Hal itu disampaikan AM Putut Prabantoro untuk menguraikan makna Pangan untuk Semua sebagai tema acara tersebut. Sementara dari Vatikan, Romo Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri Vatikan untuk Hubungan AntarAgama melalui daring menyampaikan tanggapannya atas tema tersebut.

Menurut Romo Markus yang merupakan salah satu penerima penghargaan “Terimakasihku Kepadamu“ dari PWKI tahun ini, pangan adalah kebutuhan vital bagi setiap orang. Untuk konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Romo Markus menjelaskan bahwa penyediaan bahan pangan yang cukup dan distribusi semua bentuk bantuan materi lainnya yang adil dan merata akan menjamin kelangsungan hidup bangsa.

Selain itu, akan mensejahterakan semua orang dan menjamin pula kualitas penduduk. Seruan untuk ini hendaknya tidak hanya berhenti di sini.

“Swasembada pangan yang dikampanyekan dan terus dicanangkan oleh pemerintah negara kita harus pula disertai dengan upaya distribusi yang adil dan merata dari Sabang hingga Merauke. Demi kelangsungan hidup bangsa yang sehat, adil dan makmur, ini merupakan sebuah imperatif (moral),” tambah Romo Markus Solo Kewuta SVD.

BACA JUGA:

Romo Markus Solo Kewuta SVD menambahkan bahwa pangan yang cukup belum bisa menjadi barometer kesejahteraan sebuah bangsa dan negara. Paus Fransiskus menekankan bahwa barometer kesejahteraan sebuah bangsa adalah perdamaian dan kerukunan di antara para warganya.

“Sayangnya, kita ketahui bersama bahwa kehidupan bersama kita yang diwarnai dengan keanekaragaman yang besar sebagai DNA kita, belum bebas dari konflik-konflik vertikal dan horizontal. Tendensi-tendensi, bahkan fakta-fakta pembanguan ghetto-ghetto di dalam masyarakat masih terjadi di mana-mana. Perdamaian dan kerukunan beragama untuk semua masih menjadi sebuah Pekerjaan Rumah yang berat untuk kita semua,” ujar Romo Markus Solo Kewuta SVD, translator Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia, 3-6 September 2024.

Sedangkan Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) tTerpilih Rano Karno yang juga hadir dalam acara tersebut usai perayaan Ekaristi, mengungkapkan bahwa ia bersama Pramono Anung sebagai Gubernur DKJ terpilih akan fokus pada ketahanan pangan.

Rano Karno, Wagub DKJ terpilih, pada acara Buka Tahun Baru Bersama PWKI, Sabtu 25 Januari 2025. Foto: Dok PWKI

Di antaranya menyelesaikan persoalan pangan murah dan ketersediaan bahan pokok menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, Rano Karno juga mengungkapkan akan melakukan percepatan program Contra Covid memastikan harga yang terjangkau bagi masyarakat dan mensejahterakan petani.

Acara Buka Tahun Bersama PWKI ini dihadiri oleh para wartawan se-Jabodetabek dan ditayangkan secara live streaming yang diikuti para wartawan Katolik di daerah-daerah. Acara diawali perayaan Ekaristi yang dipimpin Konselebran Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Romo Adi Prasodjo Pr bersama Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI Romo Aloysius Budi Purnomo Pr dan Romo Heri Wibowo Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI periode 2019-2025.

Dalam homilinya, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr mengungkapkan PWKI hendaknya menyajikan warta yang bisa memberi asupan rohani, seperti pangan yang sejatinya adalah firman Tuhan. Asupan rohani lewat media sosial dan pewartaan yang disajikan oleh para wartawan Katolik hendaknya mampu memberi rasa damai atau ‘salve’ kepada masyarakat. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *