beritabernas.com – Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) memberikan penghormatan kepada organisasi pemuda lintas agama berupa anugerah “Terimakasihku Kepadamu”. Penyerahan penghargaan dilakukan pada acara Buka Tahun Bersama PWKI ke-18 di Aula Universitas Tarumanagara Jakarta, Sabtu 25 Januari 2025.
Anugerah “Terimakasihku Kepadamu” dari PWKI itu diterima oleh Addin Jauharudin (Ketua Umum GP Ansor), Sahat MP Sinurat (Ketua Pemuda Kristen GAMKI), I Gede Ariawan (Ketua Umum Pemuda Hindu Peradah), Bagus Ardeni (Wakil Ketua Umum Pemuda Muhamadiyah), Wiryawan (Wakil Ketua Umum Pemuda Budha GEMABUDHI) dan Freddy Simamora (Wakil Ketua Umum Pemuda Katolik). Anugerah yang sama juga diterima Romo Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia.
Anugerah yang diberikan PWKI kepada organisasi pemuda lintas agama tersebut dilakukan karena wartawan dari berbagai media yang tergabung dalam PWKI menaruh harapan besar kiprah lebih lanjut organisasi pemuda lintas agama, khususnya dalam mewujudkan perdamaian di Indonesia. Perdamaian tercapai dalam wujud kesejahteraan.
Sebab, perdamaian menawarkan toleransi dan saling menghormati serta menjunjung tinggi kebhinnekaan. Ini hanya bisa tercapai jika para pemuda dari berbagai kalangan bersatu. Kondisi seperti inilah yang diharapkan Founding Father, Soekarno.

Asni Ovier Dengen Paluin, Ketua PWKI, mengatakan bahwa 7 organisasi pemuda lintas agama ini layak diberikan penghargaan sebagai tanda hormat. Sebab, mereka telah menunjukkan komitmen untuk berjalan bersama membangun perdamaian di Indonesia. Komitmen seperti ini perlu digaungkan oleh generasi muda lain karena sangat penting bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia. Kehadiran dan komitmen mereka mendorong PWKI untuk juga terus menjadi bagian dari perjuangan dalam menjaga semangat toleransi di tengah keberagaman Indonesia.
Tri Agung Kristianto, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, mengingatkan pernyataan Soekarno, Presiden pertama RI, bahwa “beri saya sepuluh pemuda, dan saya akan guncangkan dunia.” Menurut Tri Agung, dalam banyak hal pemuda menentukan nasib suatu bangsa., nasib dunia. Jika pemuda Indonesia dari berbagai kalangan bisa berdamai, ini bisa menjadi modal besar bagi perdamaian dunia.
“Mereka tak tergoda politik praktis yang terkadang menghalalkan segala cara dan “membunuh” persaudaraan. Berpolitiklah sebagai cara untuk menyejahterakan rakyat dan mewujudkan persaudaraan, perdamaian, bukan untuk kekuasaan semata. Ingatlah, tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali persaudaraan dan perdamaian sejati,” kata Tri Agung.
Sementara Ade Mulyana, Pemred RMOL.id, mengatakan, organisasi pemuda tidak boleh dibiarkan jalan sendiri untuk mewujudkan perdamaian. Mereka harus didukung, ditemani dan sekaligus dikritisi dalam perjalanan mewujudkan perdamaian.
“Cara yang dilakukan oleh Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) merupakan bentuk nyata dukungan atas sebuah upaya. Kita semua bisa menjadi teman seperjalanan dari organisasi pemuda lintas agama,” kata Ade Mulyana.
Sedangkan Rosalia Lusi, Strategic Programming Department Head, MetroTV, mengatakan, pemberian penghargaan semacam ini sangat penting. Sebab, mereka akan menjadi teladan positif yang pada akhirnya akan mendorong dan menginspirasi generasi muda lainnya.
- Buka Tahun Baru Bersama Wartawan Katolik Angkat Tema Pangan, Ketua PWKI: Jangan Musuhi Media yang Mengkritisi
- Kunjungi Vatikan, PWKI Mendukung Informasi yang Berhubungan dengan Perdamaian
“Generasi muda sekarang harus bisa saling menghargai dan menciptakan harmoni di tengah perbedaan. Langkah selanjutnya, organisasi pemuda berbicaralah terus agar berdampak pada pemuda lainnya yang berada di seluruh pelosok Indonesia,” kata Rosalia.
Domu D Ambarita, Wadir Pemberitaan Tribun Network/ Pemimpin Redaksi Warta Kota, menambahkan, sejarah menjelaskan ikatan kuat para pemuda. Karena terlampau banyak peserta, Johannes Leimana, Jong Ambon beragama Katolik, mengusulkan, Kongres Pemuda Oktober 1928 dilaksanakan di aula Gedung Katholieke Social Bond yang terletak di samping Gereja Katedral Jakarta. Hari kedua Kongres, 28 Oktober 1928, dipindah ke gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Gedung ini milik Sie Kok Liong, rumah kos para pelajar pejuang. Di sanalah dibacakanlah ikrar Sumpah Pemuda yang kita kenal sebagai roh dan semangat untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Artinya cikal bakal kolaborasi lintas agama antara pemuda sudah ada.
Jadi, ini masalah komitmen. Organisasi yang berbasis keagamaan tersebut dianggap berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Tekad tersebut tertuang dalam “Deklarasi Jakarta-Vatikan” yang disaksikan Paus Fransiskus Vatikan, pada Rabu 21 Januari 2024. (lip)
There is no ads to display, Please add some