Pesan Natal 2022, KWI dan PGI Ajak Umat untuk Berjalan Bersama Menghadapi Tantangan

beritabernas.com – Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2022 ini Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) juga menyampaikan pesan Natal bersama menyambut Natal 2022.

Dalam pesan Natal 2022 dengan tema Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Mat.2:12), KWI dan PGI mengajak umat Kristiani pada khususnya dan umat manusia pada umumnya agar berjalan bersama untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup.

Menurut KWI dan PGI, sebagai warga bangsa dan warga Gereja, meskipun kita bhinneka-berbeda agama, suku, golongan, budaya-kita mesti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup.

“Keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat dan dikembangkan. Kebhinekaan yang kita sadari sebagai anugerah Tuhan itu seharusnya mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat,” demikian antara lain Pesan Natal 2022 yang ditandatangani Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dan Sekretaris Jenderal KWI Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM serta Ketua PGI Pdt Gomar Gultom dan Sekretaris Jenderal PGI Pdt Jacklevyn F Manuputty, tertanggal 21 November 2022.

Menurut KWI dan PGI, dengan berjalan bersama kita dimampukan untuk “pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat”: membangun kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai bidang akibat pandemi Covid-
19; membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta demokrasi tahun 2024.

Kop surat Pesan Natal 2022 KWI dan PGI. Foto: Istimewa

Dikatakan, berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karenanya, semangat itu
perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima, mendengarkan dan menghargai kawan seperjalanan yaitu seluruh warga bangsa kita. Kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan prasangka buruk. Kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara.

Menurut KWI dan PGI, Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang,
pemutusan hubungan kerja, diskriminasi, bencana alam, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya. Kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal ini memanggil kita untuk peduli pada sesama yang sedang menderita, karena apa yang kita lakukan untuk saudara-saudari kita yang sedang menderita atau mengalami kehinaan, kita lakukan juga untuk Allah (bdk. Mat. 25:40).

Berlandaskan iman yang teguh dan kasih yang tulus kita bersama-sama dapat menumbuhkan harapan dan semangat saudara-saudari kita untuk kembali melangkah dan berjuang meraih mimpi-mimpi yang mungkin telah hilang. Berani berpihak kepada korban juga merupakan jalan kasih yang perlu kita tempuh saat ini, mana kala masih banyak orang yang hanya menjadi penonton saat sesamanya menderita, atau
sengaja menutup mata agar hidupnya tetap aman dan nyaman. Teladan orang Samaria yang tergerak
oleh belas kasih untuk menolong korban perampokan (bdk. Luk.10:25-37) perlu dihidupkan dan diwujudkan dalam keseharian kita. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *