beritabernas.com – Agrowisata Kebun Teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah seharusnya bisa memberdayakan masyarakat sekitar, terutama para pengelola Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan hasil produknya serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Deswitasari dengan destinasi wisatanya.
Namun kenyataannya, para pengelola UMKM di Desa Pandansari saat ini masih belum merasakan adanya keberadaan agrowisata itu. Karena itu, potensi produk UMKM dan destinasi wisata sekitar Kaligua tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dan kerjasama yang saling menguntungkan antara Pemerintah Desa Pandansari, Pemkab Brebes, para pengelola UMKM, Pokdarwis dan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah selaku pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua.
Hal ini merupakan poin penting yang terungkap dalam sarasehan yang diselenggarakan oleh Tim Blusuker yang bekerjasama dengan Lembaga Research, Empowerment and Development Studies (READS) dan akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto di Agrowisata Kebun Teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Minggu 13 Oktober 2024.
Hadir dalam sarasehan itu, akademisi Unsoed yang juga Ketua Tim Blusuker Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP MSi, tamu undangan Kol Inf Dwi Maryanto SE dari Pamen Denmabesad TNI AD, tokoh masyarakat Desa Pandansari, Pokdarwis Desa Pandansari, Karang Taruna Desa Pandansari dan Tim READS.
Kepala Seksi Kesejahteraan Pemerintah Desa Pandansari Amiroh Juliawati mengungkapkan, sudah hampir setahun ini jalan menuju Agrowisata Kebun Teh Kaligua sepanjang 12 km dari jalan raya Paguyangan, sudah mulus. Keadaan ini membuat wisatawan semakin banyak berkunjung dan menginap di Kaligua. Namun diakui Amiroh, masyakarat Desa Pandansari, khususnya para pengelola UMKM dan Pokdarwis, belum merasakan manfaat dari agrowisata ini.
“Para pengelola UMKM di desa kami seakan belum siuman. Mereka masih tidur, karena aneka produknya kesulitan pemasaran,” ujar Amiroh Juliawati.
Sebenarnya, menurut Amiroh, banyak produk UMKM dari Pandansari yang bisa dijadikan oleh-oleh khas Kaligua, selain teh tentunya. Namun selama ini, para pengelola UMKM itu belum merasakan dari keberadaan para wisatawan tersebut.
Untuk itu, Amiroh menyarankan agar pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua bisa menjalin kerjasama dengan para pengelola UMKM berupa produk-produk makanan dan minuman khas Pandansari. Misalnya, wisatawan yang menginap diberi paket oleh-oleh berupa aneka produk UMKM dari Pandansari. Aneka produk UMKM dibeli oleh pengelola agrowisata kebun teh Kaligua.
Aneka Produk UMKM
Saat ini, ada sejumlah produk UMKM khas dari Pandansari yang layak jual dan dikonsumsi, di antaranya, Stik Kentang, Stik Wortel, Kripik Jamur Kancing, Krispy Labu Siam, Kripik Pisang, Sambel Garing, Manisan Kulit Lemon, Juz Lemon Sereh, Sari Murni Lemon dan Dried Lemon Slices.
Selama ini para pengelola UMKM tersebut sudah mendapat pelatihan dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kabupaten Brebes. Sehingga produknya layak jual, karena memenuhi standar kesehatan dan kemasannya menarik.
“Kami optimis, jika para pengelola UMKM Pandansari dilibatkan dalam pengembangan Agrowisata Kebun Teh Kaligua, rakyat sekitar sini akan semakin sejahtera,” ujar Amiroh.
BACA JUGA:
- Menambah Daya Tarik, Wahana Baru Dibangun di Kawasan Gardu Pandang Kaliurang
- Gumuk Pasir Parangtritis, Sangat Eksotis
- Laguna Opak, Obyek Wisata Baru yang Sangat Keren di Bantul
Pernyataan Amiroh itu dibenarkan juga oleh Feri Prasetyo (34), Ketua Kelompom Sadar Wisata (Pokdarwis) Deswitasari Desa Pandansari. “Saat ini, pemuda Pandansari hanya dilibatkan dari perparkiran pengunjung. Belum mengarah kerjasama dalam pengelolaan UMKM. Kami optimis, destinasi wiata ini akan berkembang baik, seiring masyarakat sini juga merasa memiliki, karena dilkibatkan dalam berbagai usaha, termasuk UMKM,” ujar Feri.
Menanggapi hal itu, Kol Inf Dwi Maryanto SE akan berusaha menjembatani, agar para pengelola UMKM di Desa Pandansari bisa merasakan manfaat dari kunjungan wisatawan ke agrowisata Kaligua. “Kami juga berpesan, agar kualitas produk UMKM tetap dijaga dan dapat dipasarkan secara online atau di warung-warung dekat gerbang Agrowisata Kaligua,” ujarnya.
Pariwisata Berbasis Masyarakat
Sementara itu, Ketua Tim Blusuker Prof Adhi Iman Sulaiman kepada wartawan mengemukakan, dalam strategi pengembangan wisata Kaligua, PTPN IX (Persero) Jateng selaku pengelola Agrowisata Kebun Teh Kaligua dapat mengimplementasikan Teori Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat. Yakni adanya keterlibatan masyarakat, rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam pelestarian lingkungan alam, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan destinasi wisata.
“Dalam hal ini, wujudnya bisa berupa kesenian khas sebagai aspek sosial budaya ikut dilestarikan dalam pengembangan wisata ini. Dan dari aspek ekonomi, perlunya dibuat pusat oleh-oleh , berupa makanan, minuman dan souvenir yang merupakan produk UMKM. Lokasinya bisa di lahan parkir depan loket masuk yang cukup luas,” saran Prof Adhi Iman, dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed ini.
Jika pusat oleh-oleh itu diwujudkan, dan wisatawan semakin bertambah, Prof Adhi Iman optimis, masyarakat Pandansari yang merasa memiliki Agrowisata Kebun Teh Kaligua, akan meningkat kesejahteraannya. Hal ini seiring peningkatan kuantitas dan kualitas aneka produk UMKM yang ada.
Pakar pemberdayaan masyarakat ini juga menyarankan, PTPN IX (Persero) Jawa-Tengah yang mengelola agrowisata kebun Teh Kaligua bisa menjalin kerjasama yang lebih harmonis lagi dengan Pokdarwis untuk pengembangan destinasi wisata yang dikelola Pemdes Pandansari, diantaranya Telaga Ranjeng.
“Perlu dibuat paket wisata tambahan. Jelasnya, selain berkunjung ke Kaligua, wistawan juga diajak menikmati paket tambahan ke Telaga Ranjeng. Jadi semuanya bisa hidup,” saran Prof Adhi Iman Sulaiman. (Prasetiyo)
There is no ads to display, Please add some