beritabernas.com – Sebanyak 108 siswa-siswi SMP Tarakanita, Magelang, Jawa Tengah belajar mengenal ekosistem sungai dengan penerapan metode Biotilik di sungai Tepus, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa 19 Maret 2024.
Bersama 7 guru pendamping dari sekolah setempat didukung fasilitator lapangan dari Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS) dan para pegiat Komunitas Kali Tepus (KKT), para siswa dipandu untuk berani turun langsung ke sungai.
Mereka merasakan kecipak air sungai di lereng Merapi yang masih alami tersebut. Ada yang yang baru pertama turun ke sungai, sehingga masih takut dan ragu menjejakkan kaki ke sungai. Ada pula yang langsung menceburkan diri. Pun ada yang mulai bermain air sembari membasahi teman yang lain.
Kepala SMP Tarakanita Magelang Dra Cecilia Sri Rahayu Tri Haryani mengatakan kegiatan luar ruangan tersebut bertujuan agar, para siswa mengenal secara langsung ekosistem sungai sebagai pendukung kelestarian bumi.
“Sejak dini kami ingin mengenalkan pada anak-anak tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan alam. Dan sungai menjadi salah satu elemen yang menarik untuk mereka kenali sebagai pendukung kehudupan,” kata dia.
Sementara salah satu guru pendamping sekaligus penanggungjawab acara Glorio Bima Wolrinnov Seleky, .Pd mengaku kegiatan ke luar ruang kelas ini baru pertama kali dilakukan untuk siswa kelas 7. Anak-anak ini juga baru lulus dari sekolah dasar (SD), jadi memang masih anak-anak yang senang bermain.
BACA JUGA:
- Mahasiswa Membutuhkan Leadership Skill, HMPS FBE UAJY Ikuti Penggemblengan
- Pramuka Penggalang SD Eksperimental Mangunan Gowongan Belajar Home Industri
- Gerakan Pramuka Gugus Depan SD Eksperimental Mangunan Adakan Live In 2024
“Kami ingin mengajarkan pada mereka mengenal biota dan hewan-hewan air khususnya yang hidup bebas di sungai. Dan metode biotilik ini menurut kami cukup menarik untuk dikenalkan pada anak,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Ketua FKSS Sugito. Pihaknya mengapresiasi dan menyambut baik keinginan sekolah yang mau mengajak para siswanya mengenal dan belajar langsung di alam khususnya sungai.
“Metode biotilik merupakan cara sederhana yang bisa dipraktikkan anak-anak dengan melihat jenis biota yang ada untuk melihat kualitas air sungai. Berjumpa dengan sungai secara langsung dan menyentuh sejumlah biota, anak-anak jadi tahu kehidupan air yang ada. Pengalaman seperti ini, diharapkan akan menanamkan sikap peduli pada kelestarian lingkungan,” terang Sugito.
Bagi salah satu siswa kelas 7 Stefanus Marvel, ini merupakan pertama kalinya dirinya turun ke sungai. Awalnya takut, tapi karena ada yang memandu lalu muncul keberaniannya. “Ini pengalaman pertama. Dan asyik kok. Apalagi sambil mengamati binatang air yang ada. Tadi saya dapat udang kecil di sela baru,” ujar dia di sela acara.
Sedangkan pengalaman siswi lain Agatha Clarisa Lim, merasa nyaman bermain dengan air sungai yang masih bersih. “Tadi ada sejumlah biota yang sempat tertangkap oleh jaring di kelompok kami. Tapi ada yang lepas. Jadi ya harus cari lagi. Acara di sungai ini menyenangkan,” ungkapnya.
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga, siang tersebut, para siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan diberi tugas untuk mengamati dan menemukan biota air, lalu mencatatnya. Dan mempresentasikan di hadapan teman dan para guru. Dari data yang diperoleh akan dicocokkan dengan katalog yang ada guna melihat indikator kualitas air sungai yang diamati. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some