beritabernas.com – Robby Kusumaharta, Wakil Ketua bidang Organisasi dan Keanggotaan Kadin DIY, mengatakan, pengukuhan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029 pada Kamis 14 Januari 2025 merupakan momentum bagi dunia usaha untuk semakin optimis. Pengukuhan itu juga merupakan salah satu bentuk kosolidasi persatuan Kadin Indonesia.
Pada Kamis 10 Januari 2025, sidang pleno Musyawarah Nasional (Munas) Konsolidasi Persatuan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia secara resmi mengukuhkan Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029. Sementara Arsjad Rasjid dikukuhkan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.
Dengan berakhirnya Munas Konsolidasi Persatuan dan Pengukuhan tersebut maka dualisme kepemimpinan Kadin Indonesia sejak tahun 2024 telah berakhir.
“Momentum Konsolidasi Persatuan KADIN Indonesia harus dijadikan momentum seluruh anggota untuk semakin optimis menghadapi tantangan kondisi ekonomi dan bisnis tahun 2025,” harap Robby Kusumaharta yang juga pelaku usaha anggota Kadin.

Dikatakan, Kadin Indonesia tidak terpecah lagi ke dalam dua kubu namun mendukung Kadin Indonesia yang satu. Seperti diketahui, Kadin DIY sejak awal bersikap “netral” dalam arti tidak memihak ke salah satu kubu yang bertikai. Saat ini tentu mendukung kepengurusan Kadin Indonesia yang telah dikukuhkan dalam Munas Konsolidasi Persatuan.
“Dunia usaha di DIY tahun 2025 ini menghadapi tantangan kondisi ekonomi yang tidak mudah. Langsung atau tidak,kondisi usaha akan dipengaruhi kondisi ekonomi global dan nasional,” kata Robby.
Menurut Robby, prediksi IMF, pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 sekitar 3,3%. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sekitar 4,9%-5,2%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi global dan nasional tidak berbeda dengan kondisi tahun 2024.
“Mengacu kedua hal tersebut maka kondisi bisnis atau dunia usaha tahun 2025 juga tidak berbeda nyata dengan kondisi tahun 2024,” kata Robby Kusumaharta.
Menurut Robby, setidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi perekonomian global yang dapat berdampak pada kondisi ekonomi nasional dan DIY yang berujung berpengaruh juga terhadap dunia usaha di DIY. Pertama, ketidakpastian global semakin meningkat terutama dari risiko yang berasal dari faktor geopolitik dan geoekonomi. Kedua, risiko perlambatan ekonomi Tiongkok. Ketiga, perang dagang antara AS dan Tiongkok jilid II.
BACA JUGA:
- Kadin Indonesia Dorong Digitalisasi UMKM Yogyakarta untuk Meningkatkan Daya Saing Global
- Kadin Indonesia Minta Pemerintah Perlu Memperhatikan Dampak Kebijakan Ekonomi AS dan Tiongkok
“Faktor kedua dan ketiga tersebut dapat berdampak pada perekonomian Indonesia, khususnya perdagangan innternasional,” jelas Robby yang juga pelaku industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil).
Menurut Robby, ekspor nasional dan DIY dapat terganggu dengan adanya perang dagang tersebut. Di samping itu, faktor kecenderungan penurunan permintaan dan daya beli karena menurunnya kelas menengah juga berdampak pada perdagangan domestik. “Tantangan ekonomi dan bisnis pada tahun 2025 harus dihadapi dengan sikap optimis,” tegas Robby yang juga pengusaha senior di DIY.
Di sisi lain, Robby juga mengingatkan pengusaha harus tetap melakukan pertimbangan dan proyeksi bisnis yang cermat baik dengan skenario optimis, moderat dan pesimis. “Ekonomi kita memang sedang tidak baik-baik saja, selaku pengusaha kita wajib tetap optimis menghadapi tantangan masa depan,” kata Robby Kusumaharta seperti dikutip Y Sri Susilo, Komtap bidang Organisasi dan Keanggotaan Kadin DIY). (*/lip)
There is no ads to display, Please add some