Sutanto Beberkan Tips Menggali Ide

beritabernas.com – Dalam berkarya menggali ide dapat dilakukan dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, mendatangi suatu obyek maupun membayangkan. Dari ide yang kita dapatkan maka langkah berikutnya menentukan tema. Bisa persahabatan, kedisiplinan, cinta alam, kemandirian. Tak kalah penting pesan apa yang ingin disampaikan dari puisi itu.

“Untuk mendapatkan puisi indah bermakna, ambil kata unik pramuka, padukan kata bermakna kias, beri sentuhan majas,” kata Sutanto, Guru MTsN 3 Bantul yang menjadi narasumber Workshop Menulis Puisi Pramuka di hadapan para andalan cabang, pelatih dan pembina utusan 17 kwaran se-Kwarcab Sleman di Aula Bappeda, Sabtu 17 Mei 2025.

Founder KYM Vitriya Mardiyati saat mengenalkan komunitasnya kepada peserta workshop menulis, Sabtu 17 Mei 2025. Foto: Dok Kwarcab Sleman

Kegiatan ini merupakan kerja sama Kwarda DIY dan Komunitas Yuk Menulis (KYM), yang hasilnya akan diterbitkan buku antologi. Hadir Sekretaris Kwarda Sri Budoyo, Kakwarcab Ery Widaryana, Founder KYM Vitriya Mardiyati, Andalan Kwarda Lukas Sumanasa.

Peserta workshop wajib membuat satu puisi, mengajak minimal 10 adik binaan. Ketentuan yang mesti dipatuhi adalah jumlah 8-12 baris, tak ada ujaran kebencian, pornografi, SARA, menghindari plagiat, berpedoman KBBI, melakukan edit mandiri sebelum dikirim, dibuat dalam satu file MS Word dikirim paling akhir 25 Mei 2025.

Sementara itu, Vitriya Mardiyati mengenalkan profil KYM sebagai komunitas yang memiliki tujuan mulia menggerakkan literasi di segenap penjuru Indonesia. Sejak berdiri 2006 sampai saat ini telah memiliki lebih dari 16 ribu anggota tergabung dalam beberapa grup WA.

BACA JUGA:

Ciri khas KYM sering berkolaborasi dengan tokoh berbagai latarbelakang profesi agar membuat bahagia banyak orang termasuk anak-anak Indonesia.

“Sampai hari ini saya telah mengunjungi berbagai daerah dalam upaya menggandeng para pimpinan daerah dan tokoh. Hanya satu yang belum saya kunjungi yaitu Papua. Saat ada tokoh menawari kolaborasi, saya menawar agar kolaborasi dapat dilakukan dengan banyak penulis termasuk di dalamnya anak-anak. Dengan demikian mereka akan memiliki kesan bahaia sampai nanti mereka dewasa,” kata Vitriya.

Kakwarcab Sleman memberi sambutan didampingi Sri Budoyo dan Vitriya Mardiyati. Foto: Dok Kwarcab Sleman

Sementara Lukas Sumanasa mengupas rencana strategis Kwarda, terutama prioritas sasaran yakni tersedianya buku-buku pedoman kepramukaan yang dapat diakses. Selanjutnya disinggung tentang relevansi workhsop dengan pemenuhan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) mengarang.

Kakwarcab mendukung penuh terselenggaranya workshop sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan literasi pramuka. Sementara Sri Budoyo mengharap para peserta dapat menyebarluaskan ilmu dan meningkatkan keterampilan menulis. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *