beritabernas.com- Umat Katolik Paroki Maria Diangkat ke Surga Malang mengadakan aksi sosial dengan membagi sembako kepada anak-anak jalanan asuhan Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) di daerah Sukun, Jagalan, Gadang, Muharto dan Kampung Topeng pada Rabu 26 Maret 2025.
Rm Damianus Fadjar Tedjo Soekarno Pr sebagai inisiator kegiatan berbagi sembako tersebut mengucapkan terima kasih kepada semua umat Katolik Gereja Maria Diangkat ke Surga Malang, para donatur yang sudah berpartisipasi dan JKJT. Sebanyak 623 paket sembako masing-masing berisi beras 3 kg dan 4 bungkus mi instan, dibagikan kepada warga yang sangat membutuhkan, dalam hal ini anak-anak jalanan.
Romo Fajar mengatakan, aksi berbagi sambako bisa terjadi setelah sekitar 20 hari sebelumnya, ia mendengar curhat anak-anak jalanan kepada Ayah Teja (Agustinus Teja Bawana, Ketua JKJT). Mereka menanyakan apakah ayah Romo (sapaan akrab mereka kepada Rm Fajar) di tengah kondisi ekonomi yang sulit ini ditambah tidak adanya THR bagi mereka, mau memberikan zakat untuk mereka.
Mendapat permintaan tersebut, Rm Fajar kemudian berinisitaif untuk mengetuk hati umat di dua gereja yang ada di wilayah Paroki Maria Diangkat ke Surga. Saat memimpin misa di dua gereja tersebut, Rm Fajar mengajak umat untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan indulgensi penuh tahun Yubileum.
“Pertama saya tanyakan ke umat, ‘kalian sebagai pribadi, umat lingkungan atau pun umat paroki sering mengadakan ziarek. Jawab jujur apakah lebih banyak ziarah atau rekreasinya?’ Umat menjawab lebih banyak rekreasinya,” beber Rm Fajar.
Setelah mendapat jawaban umat, Rm Fajar kemudian mengingatkan bahwa di tahun Yubileum ini untuk dapat menerima indulgensi penuh ada 4 syarat yang harus dipenuhi yaitu (1) penngakuan dosa, (2) ekaristi dan menyambut komuni, (3) mendoakan intensi Paus setiap habis misa dan (4) melakukan perbuatan baik.
BACA JUGA:
- Teh Idaman dan Para Pemulung Gelar Buka Puasa Bersama Penutup Ramadhan
- Buka Puasa Bersama Pemulung, Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo: Anda Adalah Pejuang Kebersihan
“Setelah itu saya ceritakan soal anak-anak jalanan yang mengharapkan gereja berbagi berkat dan umat setuju. Jadi berinisiatif untuk mengadakan kolekte ke-3 di luar kolekte yang sudah ada agar tidak terkait administrasi gereja. Dalam 3 kali misa di dua gereja tersebut terkumpu dana sekitar Rp 22 juta. Dengan dana itu kami bisa membeli beras sebanyak 2 ton 300 kg dan mi instan, hingga diperoleh 623 paket sembako masing-masing berisi beras 3 kg dan 3 bungkus mi instan,” kata Romo Fajar.
Rm Fajar menambahkan, pembagian sembako pada Rabu 26 Maret tersebut berjalan lancar tanpa keributan sedikit pun karena ia dibantu oleh para suster aspiran ALMA dan Ursulin serta ibu-ibu Wanita Katolik (WK). Sementara anak-anak jalanan penerima paket sembako juga berlaku tertib di bawah koordinasi JKJT.
Menurut Rm Fajar, acara berbagi sembako ini juga menjadi ajang reuni kecil dengan para anak jalanan yang memang sudah sering saling mengunjungi. “Pembagian paket sembako memang pas jika dibagikan kepada mereka yang kurang beruntung, yang tidak terjamah oleh pemerintah. Nanti pada H plus 2 Lebaran pasti mereka juga datang berhalal bihalal ke kami,” imbuhnya.
Di sisi lain, menurut Rm Fajar, aksi berbagi sembako ini juga dimaksudkan untuk melatih kepedulian umat sekaligus kesaksian bagi para suster. “Bagaimana umat tidak sibuk dengan urusannya sendiri. Sementara kepada para suster saya minta mereka memakai pakaian seragamnya, saya juga pakaii jubah meski cuaca sangat panas. Karena jubah sebagai sarana kesaksian,” kata Romo Fajar.
Rm Fajar pun menekankan bahwa ketika berbicara soal kemanusiaan poin pentingnya adalah semua orang sama. “Meski mereka memiliki agama masing-masing, anak-anak atau orang dewasa, pria-wanita atau waria sekalipun kita dan mereka semua menjadi satu saling menerima. Kami tertawa bersama dan saling berpelukan tanpa ada sekat-sekat perbedaan,” kata Rm Fajar. (*/lip)
