beritabernas.com – UII kembali mewisuda lulusan Program Doktor, Magister, Sarjana dan Diploma. Pada wisuda periode VI tahun akademik 2023/2024 di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Sabtu 27 Juli 2024, UII mewisuda 970 lulusan. Rektor UII Fathul Wahid meminta para wisudawan untuk bergabung di Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII.
BACA JUGA:
- Vice Presiden Pertamina Corporate University Pompa Semangat Para Wisudawan UII
- Rektor UII Ajak Wisudawan agar Memiliki Empati Terhadap Palestina
“Saya mengajak saudara untuk bergabung dengan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) di daerah tempat saudara nanti berkarya. Insyaallah dengan demikian, saudara akan tetap terhubung dengan sumber energi positif yang saling mengingatkan dan saling meningkatkan,” kata Rektor UII Fathul Wahid dalam acara wisuda tersebut.
Dari 970 lulusan UII yang diwisuda para periode VI tahun akademik 2023/2024 ini, sebanyak 2 orang lulusan doktor, 78 magister, 18 sarjana terapan, 868 sarjana dan 4 ahli madya. Mereka semua bagaikan anak panah melesat yang siap berkhidmat di tengah-tengah masyarakat.
Dengan demikian, menurut Rektor UII, sampai hari ini, UII sudah meluluskan lebih dari 127.042 alumni yang sudah menunaikan beragam peran, di negeri yang jauh maupun di daerah yang dekat.
Memainkan peran
Dalam acara wisuda yang juga dihadiri Wakil Alumni UII Prof Dr Winahyu Erwiningsih SH M.Hum Not yang saat ini mengemban amanah sebagai Dosen Fakultas Hukum UII dan Syafriandi SE ST MSi yang menjabat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Rektor UII mengajak para wisudawan untuk melakukan refleksi tentang arti penting meninggalkan jejak. Sebab, setiap kita pasti memainkan peran, kadang tunggal dan tak jarang berganda, di waktu yang sama.
Menurut Rektor UII, apapun peran itu, baik di ruang publik maupun wilayah privat, pastikan kita selalu berikhtiar untuk memberikan yang terbaik. Memang kadang, tidak semua harapan akhirnya mewujud, karena beragam faktor yang terlibat. Tetapi, saya termasuk yang percaya bahwa kerja dengan sepenuh hati, meski hasilnya belum seperti yang diharapkan, tidak akan menimbulkan penyesalan. Kerja manusia tidak hanya dicatat ujungnya, tetapi juga kualitas prosesnya.
“Proses inilah yang harus menjadi perhatian setiap saat. Tanpa perhatian penuh, kita bisa terjebak pada angan-angan tinggi, yang tak jarang menjauhkan kita dari melakukan ikhtiar yang seharusnya. Apa yang dilakukan oleh para koruptor, misalnya, juga karena ini. Mereka mengangankan menjadi kaya, tetapi tidak mau melalui tangga kerja keras dan akhirnya mengabaikan etika dan melanggar hak liyan,” kata Rektor UII.
Dikatakan, keseriuan dalam mengerjakan setiap peran juga yang akan diingat oleh orang lain. Sebagai manusia biasa yang tidak kalis kesalahan, jangan heran jika orang lain akan mengingat yang paling terbaru atau yang terakhir. Kita selalu berdoa kepada Allah supaya mendapat akhir terbaik, husnul khatimah.
Konsistensi dalam proses sejatinya merupakan ikhtiar ke sana. Jika orang selalu menebar kebaikan, insyaallah akan diwafatkan dalam kondisi serupa. Begitu juga sebaliknya. Kita berharap kebiasaan yang baik akan terbawa sampai akhir hayat. (lip)
There is no ads to display, Please add some